Miliarder China Hilang secara Misterius di Hong Kong

Menurut sebuah laporan, Xiao dijemput aparat keamanan China di apartemen mewahnya di Hong Kong. Namun kabar ini belum terkonfirmasi.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 01 Feb 2017, 13:40 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2017, 13:40 WIB
Xiao Jianhua merupakan pemilik Tomorrow Group
Xiao Jianhua merupakan pemilik Tomorrow Group (South China Morning Post)

Liputan6.com, Hong Kong - Seorang miliarder yang dikabarkan memiliki hubungan dengan keluarga Presiden Xi Jinping "dijemput" oleh polisi China di hotel Four Seasons Hong Kong. Menurut the Financial Times dan New York Times, Xiao Jianhua, salah satu orang terkaya di Tiongkok kini ditahan aparat keamanan di China daratan.

Seperti dikutip dari The Guardian, Rabu, (1/2/2017), Xiao disebut dapat membantu proses penyelidikan sebuah kasus korupsi.

Jika kabar mengenai penjemputan Xiao oleh polisi China di Hong Kong ini benar, maka Tiongkok dinilai telah melanggar konstitusi wilayah itu. Konstitusi hanya mengizinkan polisi Hong Kong yang beroperasi di wilayah mantan koloni Inggris tersebut.

Xiao yang lahir di China merupakan warga negara Kanada. Ia diketahui memegang paspor diplomat dari Antigua dan Barbuda.

Pria berkacamata itu tinggal di sebuah apartemen mewah di Four Seasons sebelum akhirnya sekelompok orang berpakaian polos yang diduga polisi China membawanya pergi. Dari CCTV hotel diketahui sempat ada perlawanan ketika miliarder itu akan diambil paksa.

Melalui dua postingan di akun perusahaannya di sosial media, Xiao membantah ia telah diculik. Namun pada Rabu waktu setempat, postingan tersebut tiba-tiba hilang.

"Mengenai sejumlah laporan belakangan, saya tegaskan bahwa saya, Xiao Jianhua tengah memulihkan diri dari suatu penyakit di luar negeri," tulisnya dalam salah satu postingan.

Dia menegaskan dirinya tidak diculik. Demikian pernyataannya yang dikutip media pemerintah China.

Sementara itu, melalui pernyataan lain, ia membantah melakukan sesuatu untuk merugikan Partai Komunis China atau bekerja sama dengan kekuatan/organisasi lawan.

Pada 28 Januari 2017 lalu, pihak kepolisian menerima pengaduan terkait Xiao. Namun tak lama kerabat Xiao berusaha untuk menarik pengaduan tersebut.

"Penyelidikan polisi tengah dilakukan dan kami meminta pihak terkait di China daratan untuk membantu menindaklanjuti kondisi korban," sebut sebuah pernyataan tanpa menyinggung nama Xiao.

Hingga saat ini, pemerintah China belum memberikan konfirmasi terkait "hilangnya" Xiao.

Kasus Xiao ini terjadi sekitar satu tahun setelah lima penjual buku yang berbasis di Hong Kong ditahan oleh pasukan keamanan China. Mereka dikabarkan menerbitkan kisah cabul para pemimpin Tiongkok.

Xiao merupakan pemilik Tomorrow Group, sebuah kelompok usaha yang merambah sektor perbankan, asuransi, pengembangan perumahan mewah, batubara, semen, dan mineral. Menurut Hurun Report, kekayaan Xiao ditaksir mencapai 4,6 miliar euro.

Pada tahun 2014, kepada New York Times, Xiao mengaku, ia membantu mengelola aset keluarga Presiden Xi. Namun menurutnya, keluarga orang nomor satu di China tersebut tidak mengambil keuntungan tambahan melalui pengaruh Xi Jinping.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya