Liputan6.com, Washington DC - Ivanka Trump resmi bergabung dalam pemerintahan ayahnya, Donald Trump, sebagai pegawai yang tak dibayar. Menurut Gedung Putih, Ivanka menjabat sebagai asisten presiden.
Sementara itu suaminya, Jared Kushner, sebelumnya telah disumpah menjadi penasihat senior untuk Donald Trump.
Baca Juga
Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengaku senang bahwa Ivanka telah mengambil langkah tersebut. Ibu tiga anak itu pun mengatakan, telah bekerja dengan itikad baik bersama Penasihat Gedung Putih dan penasihat pribadinya untuk membantu melakukan perannya.
Advertisement
Pada pekan lalu, perempuan berusia 35 tahun itu memiliki ruang kantor sendiri di lantai dua West Wing -- Sayap Barat Gedung Putih. Kehadiran Ivanka yang tak memiliki tugas formal itu pun menuali kecaman dari sejumlah ahli etika.
Sejumlah kritik menyebut, peran Ivanka Trump haruslah resmi sehingga ia bisa terikat dengan transparansi pegawai negara dan standar etika, termasuk hukum yang melarang konflik kepentingan.
Pengacara Ivanka, Jamie Gorelick, mengatakan bahwa kliennya akan buka-bukaan terkait keuangannya dan tunduk pada aturan etika resmi.
Mantan penasihat etik Barack Obama, Norman Eisen, mengatakan bahwa perubahan itu telah menjadi bencana etika Gedung Putih. "Mari berharap itu tak berubah menjadi momen yang terisolasi dari kewarasan," imbuh Eisen seperti dikutip dari BBC, Kamis (30/3/2017).
Eisen merupakan satu di antara beberapa pengacara dan ahli pengawas yang menuliskan keluhannya atas pengangkatan Ivanka kepada penasihat Gedung Putih, Don McGahn.
Ivanka akhirnya mengambil langkah-langkah untuk membatasi kemungkinan konflik kepentingan dalam urusan bisnisnya.
Ia telah memberikan manajemen perusahaan fashionnya kepada presiden perusahaan dan mendirikan serikat untuk mengawasinya.
Ivanka Trump juga mengundurkan diri dari kepemimpinannya di Trump Organization, meskipun ia akan terus menerima bayaran tetap dari perusahaan real estate itu.