Liputan6.com, Canberra - Lebih dari satu juga tahun, Flores menjadi rumah bagi makhluk misterius manusia berukuran hobbit atau kerdi.
Mereka disebut Homo floriensis, manusia primitif yang tingginya kurang dari 1 meter. Hingga kini hanya sedikit informasi mengenai asal muasal spesies itu berasal
Advertisement
Namun, sebuah analisis terbaru pada kerangka seorang pria Flores Homo floriensis mengungkapkan bahwa manusia-manusia kerdil (hobbit) Indonesia berasal dari kerabat di Afrika, bukan dari Homo erectus seperti yang selama ini dikenal.
Homo erectus adalah satu-satunya spesies hominid lain yang ditemukan di kepulauan Indonesia. Dari penelitian teranyar tersebut terkuaklah bahwa H. floriensis dan H. erectus berasal dari leluhur terpisah.
Baca Juga
Dikutip dari UPI pada Senin (24/4/2017), seorang ahli arkeologi Australian National University (ANU) bernama Debbie Argue mengatakan, "Analisis yang ada mengungkapkan bahwa, pada pohon keluarga, Homo floriensis kemungkinan menjadi spesies kerabat Homo habilis. Artinya, keduanya berbagi leluhur bersama."
Homo habilis adalah salah satu spesies paling awal di muka bumi. Mereka hidup dan tinggal di Afrika sekitar 2,1 hingga 1,5 juta tahun lalu.
Ada kemungkinan Homo floriensis berkembang di Afrika dan melakukan migrasi, atau leluhur bersamanya pindah dari Afrika dan berkembang menjadi Homo floriensis di suatu tempat lain.
Para peneliti memperkirakan bahwa manusia kerdil Indonesia tiba di pulau Flores sekitar 100 ribu tahun lalu setelah berkelana menggunakan rakit dan hidup hingga sekitar 54 ribu tahun lalu.
Sejumlah penelitian sebelumnya tentang manusia kerdil Indonesia berfokus pada fosil tengkorak dan rahang, tapi analisis teranyar itu hanya mengandalkan catatan fosil lengkap Homo floriensis yang terdiri dari ratusan tulang dari setidaknya 9 spesimen.
Para peneliti membandingkan tengkorak, rahang, gigi, lengan, paha, dan bahu manusia-manusia kerdil dengan contoh Homo erectus. Hasil penelitian dilaporkan dalam Journal of Human Evolution.
"Kami menemukan bahwa, kalau orang mencoba mengkaitkan mereka di pohon keluarga, hasilnya tidak kuat. Semua tes membuktikan tidak adanya kecocokan, teorinya tidak kokoh."
Analisis statistik lanjutan menengarai bahwa spesies manusia kerdil menyimpang dari garis keturuan Homo sapiens sekitar 1,75 juta tahun lalu, tapi masih perlu penelitian tambahan untuk memastikan hubungan antara 2 spesies tersebut.