Liputan6.com, Riyadh - Presiden Joko Widodo hadir dalam KTT Arab Islam Amerika (Arab Islamic American Summit) di Riyadh, Arab Saudi. Jokowi datang memenuhi undangan Raja Salman bin Abdulaziz.
Pada Minggu 21 Juli 2017, di depan para delegasi, Raja Salman, juga Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang juga hadir dalam KTT, Jokowi menyampaikan pidatonya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap, KTT dapat menghilangkan anggapan bahwa AS kurang bersahabat dengan Islam.
Advertisement
"Yang lebih penting lagi pertemuan ini harus mampu meningkatkan kerja sama pemberantasan terorisme dan sekaligus mengirimkan pesan perdamaian kepada dunia," kata Jokowi.
Terkait terorisme, Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia adalah salah satu korbannya. Sejumlah insiden teror, misalnya di Bali pada 2002 dan 2004, juga di Jakarta mengoyak kedamaian Tanah Air.
Baca Juga
Presiden menambahkan, dunia juga mengutuk aksi-aksi teror di Prancis, Belgia, Inggris, Australia, dan tempat-tempat lain di Bumi.
Jokowi juga mengingatkan bahwa umat Muslim sejatinya paling dikorbankan oleh aksi teror dan radikalisme.
"Jutaan orang terpaksa mengungsi dari negaranya. Generasi muda kehilangan masa depan dan merasa frustasi," kata Jokowi.
Padahal, frustasi dan kemarahan itu justru menjadi benih baru ekstremisme dan radikalisme.
Indonesia, tambah Jokowi, menyerukan pentingnya pendekatan hard power dan soft power yang seimbang, dengan memprioritaskan pendekatan religius dan kultural.
"Sejarah telah mengajarkan, senjata dan kekuatan militer tak bisa melawan terorisme," kata Jokowi.
Berbicara dalam Bahasa Inggris, pria kelahiran Solo itu memaparkan upaya-upaya yang dilakukan Indonesia dalam memerangi ekstremisme. Di antaranya dengan melibatkan tokoh muda berpengaruh, juga organisasi muslim terbesar NU dan Muhammadiyah, untuk menyebarkan pesan-pesan menyejukkan.
"Untuk terus mempromosikan Islam yang damai dan toleran," tambah Jokowi.
Saksikan video pidato Jokowi dalam KTT Arab Islam Amerika: