'Raksasa Tidur' Ini Ternyata Kota Islam Kuno yang Terkubur

Warga Kota Harlaa selama ini mengira ada raksasa yang memindahkan puing di sekitar mereka. Ternyata yang tersimpan adalah bekas peradaban.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 21 Jun 2017, 18:20 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2017, 18:20 WIB
Dikira Raksasa Tidur, Ternyata Kota Islam Kuno yang Terkubur
Dikira Raksasa Tidur, Ternyata Kota Islam Kuno yang Terkubur (Timothy Insoll, University of Exeter.)

Liputan6.com, Harlaa - Warga Harlaa, kota kecil di Ethiopia, selalu yakin bahwa ada sesuatu yang istimewa tentang kota mereka. Selama puluhan tahun, para petani kerap menemukan koin China, tembikar kuno, dan puing reruntuhan dengan jumlah banyak.

Mereka mengira ada raksasa tidur yang bangun pada waktu tertentu untuk memindahkan puing-puing itu.

Namun, dikutip dari QZ.com pada Rabu (21/6/2017), setelah dua tahun tim arkeologi dari Universitas Exeter, Addis Ababa dan Universitas Leuven, Belgia, menggali kawasan itu, terjawab sudah perkiraan warga.

Para ilmuwan menemukan bukti kota dagang peradaban Islam kuno yang terkoneksi dengan negara-negara Teluk, Mesir, dan India. Selain itu, beberapa kota Islam di seluruh Afrika.

Tim tersebut menemukan sisa-sisa yang diperkirakan adalah masjid dari abad ke-12, mirip dengan yang ditemukan di Tanzania dan Somalia.

Mereka juga menemukan perhiasan, tembikar yang kemungkinan dari China dan Maladewa. Para peneliti juga mendapatkan koin Mesir dari abad ke-13.

"Temuan ini merevolusi pengertian kami tentang perdagangan dan arkeologi di Ethiopia yang selama ini terabaikan," kata Profesor Timothy Insoll, dari Institute of Arabic and Islamic Studies di the University of Exeter.

"Apa yang kami temukan di sini memperlihatkan bahwa dahulu kawasan ini adalah pusat perdagangan. Kota ini begitu kaya, dan merupakan pusat kosmopolitan untuk pembuatan perhiasan," lanjutnya.

Hanya sedikit riset arkeologi di kota-kota Islam kuno di Ethiopia. Para periset yang bekerja di kawasan itu biasanya berfokus pada bukti awal kehidupan manusia.

Temuan kali ini akan disimpan dan dipamerkan di museum di Harlaa. Sementara itu, para arkeolog berencana akan kembali menggali tahun depan. Mereka akan fokus di lokasi yang sama dengan menggali 100 kilometer lebih dalam.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya