Liputan6.com, Washington DC - Amerika Serikat telah melakukan pemborosan sebanyak US$ 28 juta atau sekitar Rp 373 miliar untuk seragam Tentara Nasional Afghanistan.
Inspektur jenderal AS yang bertugas mengawasi perang, John Sopko, menyampaikan dalam sebuah laporan bahwa para pejabat membeli seragam militer dengan corak kamuflase 'hutan'. Padahal, hanya 2,1 persen lanskap Afghanistan yang memiliki hutan.
Baca Juga
Menurut Sopko, keputusan tersebut tidak didasarkan pada evaluasi kesesuaian dengan lingkungan Afghanistan.
Advertisement
Berdasarkan laporannya, pola tersebut merupakan pilihan seorang mantan menteri pertahanan Afghanistan pada tahun 2007, Abdul Rahim Wardak.
Pejabat AS yang mencari pola seragam militer secara online dengan menteri tersebut, mengizinkan pembelian itu karena Wardak "menyukai apa yang dia lihat".
"Kita menyia-nyiakan US$ 28 juta uang pembayar pajak atas nama mode, karena menteri pertahanan menganggap bahwa pola itu cantik," demikian menurut laporan 17 halaman itu seperti dikutip dari BBC, Kamis (22/6/2017).
Selama bertahun-tahun, Sopko telah mengkritik Pentagon karena melakukan pemborosan selama perang terpanjang yang melibatkan Amerika Serikat itu.
Senator Amerika Serikat Chuck Grassley menyebut keputusan akan pola seragam itu "memalukan dan menghina pembayar pajak AS".
"Mereka yang menyia-nyiakan uang untuk seragam penyamaran yang keliru, sepertinya telah kehilangan akal sehat mereka," ujar Grassley.
Pentagon saat ini mempertimbangkan untuk meningkatkan jumlah pasukan AS di Afghanistan. Diperkirakan pengumuman resmi akan disampaikan pada minggu ini.