Liputan6.com, Caracas - Anak Presiden Venezuela, Nicolas Maduro Guerra, mengancam akan merebut Gedung Putih dengan menggunakan senapan. Hal itu akan ia lakukan jika Presiden Donald Trump mengirim pasukan AS ke negaranya.
Pernyataan tersebut disampaikan Nicolas setelah Trump mengatakan bahwa dirinya tidak akan mengesampingkan kemungkinan adanya intervensi militer di Venezuela.
Baca Juga
"Venezuela tak begitu jauh dan masyarakatnya menderita, dan mereka sekarat. Kami memiliki beberapa pilihan untuk Venezuela, termasuk opsi militer jika dibutuhkan," ujar Trump di New Jersey pada pekan lalu.
Advertisement
Guerra merespons pernyataan Trump tersebut pada 12 Agustus 2018. Namun, ia tampaknya tak tahu dengan pasti di mana letak Gedung Putih.
"Jika kejadian tak diinginkan ini sampai mengotori Tanah Airku, senapan akan tiba di New York," ujar Guerra kepada media pemerintah Venezuela seperti dikutip dari CNN, Senin (14/8/2017).
"Mr. Trump, kami akan datang dan merebut Gedung Putih," imbuh dia.
Juru bicara Pentagon, Eric Pahon, mengatakan bahwa Departemen Pertahanan belum memerintahkan untuk melakukan langkah militer yang berkaitan dengan Venezuela. Namun ia mengaku, hal itu akan dipersiapkan jika diperlukan.
Pada akhir Juli lalu, pemerintahan Donald Trump telah menjatuhkan sanksi terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Hal tersebut dilakukan satu hari setelah Maduro mengumumkan kemenangan dalam pemungutan suara yang memungkinkan dirinya lebih mengonsolidasi kekuasaannya atas negara yang dilanda krisis tersebut.
Baik sebelum dan setelah pemungutan suara, protes telah membanjiri jalanan Venezuela.
Kantor Hal Asasi Manusia PBB mengatakan, pasukan keamanan Venezuela telah menggunakan kekuatan yang berlebihan dan dengan sewenang-wenang menahan ribuan orang.
Gedung Putih juga mengecam rezim Maduro atas pelanggaran hak asasi manusia. Sejak demonstrasi anti-pemerintah berlangsung dari April lalu, sebanyak 120 orang tewas.
Simak video berikut ini: