Liputan6.com, Berlin - Maskapai penerbangan terbesar kedua di Jerman, Air Berlin di ambang kebangkrutan setelah pemegang saham utamanya, Etihad Airlines memutuskan tak akan memberikan dukungan dana lebih lanjut.
Dikutip dari laman BBC, Selasa (15/8/2017), perusahaan penerbangan berbiaya murah (budget airlines) itu dibebani utang selama satu dekade. Maskapai tersebut juga menanggung total kerugian sebesar 782 juta euro pada tahun 2016.
Meski telah menumpuk utang, Air Berlin masih tetap bisa beroperasi selama tiga bulan berkat pinjaman 150 juta euro dari Pemerintah Jerman. Nasib 7.200 pekerjanya pun masih terjamin, meski tak tahu sampai kapan.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu penyebab kebangkrutan maskapai tersebut adalah jumlah konsumen yang terus menurun. Pada bulan Juli lalu misalnya, Air Berlin kehilangan seperempat penumpang dibanding tahun sebelumnya.
Ketidakdisiplinan maskapai penerbangan tersebut juga menjadi alasan. Jadwal penerbangan yang sering delay (terlambat) membuat banyak orang kapok.
Belum lagi, pihak maskapai harus membayar biaya kompensasi kepada penumpang akibat keterlambatan penerbangan.
Saingan utamanya, Lufthansa dilaporkan sedang melakukan pembicaraan untuk membeli sebagian aset Air Berlin.
Pada konferensi pers, Menteri Ekonomi Jerman, Brigitte Zypries mengatakan, pinjaman darurat harus dikeluarkan oleh pemerintah guna menolong perusahaan tersebut.
Meski masih dalam tahap pembicaraan, Zypries mengatakan, diskusi antara Air Berlin dan Lufthansa berjalan dengan baik. Ia juga mengatakan, pengalihan aset maskapai Air Berlin kepada Lufthansa akan dipastikan pada bulan depan.
Lufthansa diketahui telah menyewa awak pesawat dari Air Berlin untuk melayani penerbangan pada maskapai penerbangan berbiaya murah milik perusahaan itu, Eurowings.
Saksikan video menarik berikut ini: