Jangan Simpan Telur dalam Rak Pintu Kulkas, Ini Alasannya...

Pada dasarnya, lemari es adalah tempat yang paling tepat untuk menyimpan pasokan telur.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 06 Nov 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2017, 19:00 WIB
Ilustrasi telur (AFP)
Ilustrasi telur (AFP)

Liputan6.com, New York - Bagi kebanyakan orang, rak dalam lemari es kerap dianggap sebagai tempat yang paling aman untuk menyimpan telur.

Jika Anda punya pemikiran yang sama, maka itu artinya Anda juga tertipu.

Pada dasarnya, lemari es adalah tempat yang paling tepat untuk menyimpan pasokan telur.

Akan tetapi, bagian rak yang terletak tepat di bagian pintu lemari es bukanlah lokasi yang baik untuk menyimpan telur.

Dilansir dari laman News.com.au, Senin (6/11/2017), Vlatka Lake dari perusahaan penyimpanan Space Station mengatakan, rak lemari pada lemari pendingin adalah lokasi yang buruk untuk menyimpan telur.

Lake beralasan, ketika diletakkan di pintu lemari es, maka telur akan mengalami serangkaian perubahan suhu secara mendadak. Hal itu terjadi karena pintu lemari es kerap dibuka dan ditutup.

Jika hal ini terus terjadi, telur akan lebih cepat membusuk.

"Tempat yang paling tepat untuk menyimpan telur adalah di bagian dalam lemari es. Tetapi, bukan pada bagian yang rak," ujar Lake.

"Rak lemari es rentan terhadap perubahan suhu. Karena bagian pintu kerap terbuka dan tertutup. Maka dari itu, telur akan rentan busuk," tambahnya.

 

20 Ton Telur Terkontaminasi Pestisida

Bicara soal telur, ada isu yang kemudian menjadi pembicaraan di Eropa, tepatnya di Denmark. Pada Agustus lalu, 20 ton telur tercemar insektisida atau racun serangga beredar di Denmark. Demikian disampaikan otoritas keamanan pangan negara tersebut.

Sebanyak 20 ton adalah berat yang setara dengan dua setengah ekor gajah Afrika.

"Telur rebus dan kupas tercemar itu terutama dijual ke kafetaria, kafe, dan perusahaan katering," kata Administrasi Hewan dan Makanan Denmark dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari BBC.

Denmark adalah negara Eropa terbaru yang menemukan telur terkontaminasi fipronil dalam rantai makanannya. Insektisida itu dapat merusak ginjal, kelenjar hati, dan kelenjar tiroid jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Sejauh ini, lembaga administrasi makanan Denmark mendesak agar masyarakat di sana tenang. Mereka mengatakan bahwa telur yang dibeli oleh suplier Danaeg tidak menimbulkan risiko bagi konsumsi manusia.

"Sampel yang dianalisis di Belanda menunjukkan jejak fipronil di telur, tapi tak menimbulkan bahaya kesehatan," kata agensi tersebut (di Denmark). "Karena isinya ilegal, Danaeg harus menarik peredaran telur dari konsumen mereka."

Denmark diyakini merupakan negara kesepuluh yang terkena skandal telur terkontaminasi itu. Sebelumnya, Rumania dan Luxemburg telah melaporkannya.

Sebagian besar telur berasal dari Belanda, lalu dari Belgia dan Jerman.

Otoritas Rumania mengatakan, satu ton kuning telur cair yang terkontaminasi fipronil ditemukan di sebuah gudang di bagian barat negara itu.

"Produk tersebut diimpor dari Jerman, tapi belum dijual ke konsumen," kata pejabat keamanan pangan setempat.

Dua manajer di sebuah perusahaan Belanda dilaporkan ditangkap selama penggerebekan gabungan dengan pihak berwenang Belanda dan Belgia.

"Media lokal menyebut perusahaan Chickfriend diduga menggunakan fipronil di peternakan unggas," kata jaksa di Belanda.

Fipronil dilarang digunakan dalam industri makanan berdasarkan peraturan Uni Eropa (UE).

Dalam sebuah pernyataan, pihak berwenang mengatakan penyidik ​​juga berfokus pada pemasok Belgia, dan perusahaan Belanda lainnya "yang berkolusi dengan pemasok Belgia".

"Mereka dicurigai membahayakan kesehatan masyarakat dengan memasok dan menggunakan fipronil dalam kandang yang berisi ayam petelur," imbuh pihak berwenang tersebut.

Sejauh ini, Chickfriend selaku perusahaan pembersih peternakan unggas, belum memberikan komentar terkait hal tersebut.

Sementara penyidik ​​di Belgia telah melakukan beberapa penggerebekan dan mengidentifikasi 26 orang atau perusahaan sebagai tersangka. Adapun sekitar 6.000 liter "produk terlarang" disita di Belgia.

Di Inggris, Food Standards Agency melaporkan sekitar 700.000 telur telah diimpor dari peternakan Belanda yang berpotensi terkontaminasi. Jumlah tersebut naik dari perkiraan awal 21.000.

Menurut perusahaan tersebut, sangat tidak mungkin tak ada risiko terhadap kesehatan masyarakat. Namun, 11 produk yang mengandung telur, termasuk sandwich dan salad, telah ditarik dari supermarket.

Belanda adalah produsen telur terbesar di Eropa dan salah satu eksportir telur dan produk telur terbesar di dunia.

Sebanyak 180 peternakan--yang menghasilkan jutaan telur dalam seminggu--telah ditutup, sementara tes lebih lanjut dilakukan.

Diperkirakan, fipronil ditambahkan ke pengobatan yang diizinkan untuk mengatasi tungau merah.

Masalah tersebut pertama kali muncul di awal Agustus, saat supermarket Aldi menarik semua telurnya dari penjualan di Jerman.

Pejabat Belgia pun akhirnya mengetahui ada kontaminasi racun serangga pada bulan Juni, tapi tidak membuat informasi publik karena ada kecurangan dalam penyelidikan. Namun, Belgia menuduh Belanda mengetahui tentang masalah tersebut pada November 2016, yang waktu itu mereka tolak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya