Liputan6.com, Bogota - Presiden Juan Manuel Santos mengumumkan, pihak kepolisian Kolombia berhasil menyita 12 ton kokain. Angka itu tercatat sebagai perampasan obat terlarang terbesar sepanjang sejarah negara tersebut.
Dilansir dari The Telegraph pada Rabu (8/11/2017), empat ratus polisi anti-narkoba setempat menemukan obat-obatan itu terkubur di empat perkebunan pisang, di barat laut Antiqouia.
Baca Juga
Presiden Santos mengatakan, tahun ini Kolombia telah berhasil merampas sekitar 362 ton obat terlarang, melampaui jumlah 317 ton pada 2016.
Advertisement
Polisi memperkirakan, 12 ton kokain itu bernilai sekitar US$ 360 juta dolar atau Rp 4,8 triliun.
Santos menjelaskan, "Perampasan sebanyak ini belum pernah terjadi sejak kami mulai memerangi narkoba lebih dari 40 tahun lalu."
Obat-obatan tersebut diduga milik Dario "Otoniel" Usuga, kepala geng Keluarga Usuga. Usuga adalah salah satu geng kriminal terbesar di Kolombia dan disebut oleh pemerintah AS sebagai kelompok penyelundup narkotik.
Klan Usuga dibentuk oleh kelompok paramiliter sayap kanan di Kolombia yang dibebastugaskan dari militer pada 2006. Pada September lalu, Otoniel mengatakan akan menyerahkan diri kepada pihak berwenang setelah pencarian dua tahun yang intensif oleh polisi.
Perampasan 8 Ton Kokain pada 2016
Pada tahun lalu, kepolisian Kolombia berhasil menyita lebih dari delapan ton kokain, yang sebelumnya ditenggarai sebagai jumlah penangkapan obat terlarang terbesar sepanjang sejarah di negara Amerika Latin itu.
Penyitaan obat bius itu merupakan bagian dari operasi yang ofensif terhadap geng narkoba Klan Usuga.
Polisi juga menahan empat pria dan menemukan senjata.
Salah seorang pria yang ditangkap dikenal dengan nama Micolta, dikenai pasal kejahatan pembunuhan serta kejahatan lainnya.
Departemen Pertahanan AS menyebut Klan Usuga adalah terbesar dan paling berpengaruh dalam geng penyelundupan obat bius. Para pemimpinnya terkait dengan kegiatan kriminal lainnya.
Kementerian Luar Negeri AS juga menawarkan uang sebesar US$ 5 juta bagi siapa pun yang bisa menangkap si pemimpin, Dario "Otoniel" Usuga.
Advertisement