Pembatasan Jam Tayangan Iklan Kondom di TV India Dikecam

Larangan pembatasan iklan kondom itu dikeluarkan oleh Menteri Informasi dan Penyiaran India.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 13 Des 2017, 22:10 WIB
Diterbitkan 13 Des 2017, 22:10 WIB
Pembatasan Jam Tayangan Iklan Kondom di TV India Dikecam
Ilustrasi Kondom di India. Foto diambil di Sanjay Gandhi Transport Nagar (ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP)

Liputan6.com, Delhi - Pemerintah India memerintahkan untuk melarang iklan kondom di jam premier televisi. Rencana itu langsung dikecam oleh sejumlah warganya.

Larangan pembatasan iklan kondom itu dikeluarkan oleh Menteri Informasi dan Penyiaran India. Dia mengatakan pariwara itu hanya diperbolehkan tayang pada pukul 21.00 hingga 06.00, karena iklan itu dianggap tidak senonoh bagi anak-anak.

Beberapa orang India mengecam bahwa larangan itu terlalu keras, namun yang lain setuju karena banyak iklan kondom  India "vulgar" dan tidak pantas untuk pemirsa yang lebih muda.

Berbicara secara terbuka tentang kontrasepsi dan seks masih tabu di India. Demikian seperti dikutip dari BBC pada Rabu (13/12/2017).

Perintah kementerian tersebut mengutip peraturan penyiaran yang melarang "tema tidak senonoh, vulgar, sugestif, menjijikkan atau menyinggung".

"Semua saluran TV dilarang untuk menayangkan iklan kondom yang tidak senonoh untuk dilihat oleh anak-anak," katanya.

Psikolog anak Achal Bhagat mengatakan kepada BBC bahwa keputusan tersebut patut dipertanyakan.

"Jika idenya adalah bahwa seks itu tidak senonoh, mengapa hanya membatasi iklan kondom sementara jenis konten seksual lainnya tersedia secara bebas?," katanya seraya mengatakan betapa mudahnya bagi anak-anak untuk mengakses pornografi di internet.

Dr Bhagat mengatakan bahwa kondom bisa menjadi cara yang sehat untuk memulai percakapan tentang seks yang aman di India. 

"Kita harus fokus pada lebih banyak titik percakapan untuk anak-anak kita di mana kita dapat terbuka dengan mereka. Yang lebih mengkhawatirkan adalah keputusan ini tampaknya dibuat dalam konteks yang sangat patriarki yang tidak diperhitungkan masak-masak," lanjutnya.

Netizen di Twitter pun mengumandangkan keberatan larangan itu.

Akun Harshada Sawant mengatakan, "dengan tingginya angka kehamilan remaja, peraturan iklan kondom ini jelas kemunduran. Kita harus fokus pada pengajaran seks aman."

Sementara akun Rohini Haldea mengatakan, "Anak-anak bisa menonton tayangan langsung pria dibakar hidup-hidup sementara mereka dilarang melihat iklan kondom."

Meski demikian, ada yang setuju aturan itu.

"Masalahnya, tak sedikit iklan kondom yang tak menyebut kegunaan dari alat kontrasepsi itu sendiri. Justru tayangannya mirip pornografi halus. Kontennya yang harus diubah," tulis akun bernama Sheetal dari India. 

 

Perusahaan Kondom Keberatan

Membintangi Iklan Kondom, Eks Pemain Film Porno Bikin Geger India
Membintangi Iklan Kondom, Eks Pemain Film Porno Bikin Geger India (Twitter)

Perusahaan kondom keberatan dengan keputusan tersebut.

Raymond Group, pemegang kondom KamaSutra, mengatakan kepada surat kabar Economic Times bahwa "tidak semua iklan kondom tidak senonoh," menambahkan bahwa mereka mengikuti standar industri.

Surat kabar Indian Express mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil oleh kementerian, setelah asosiasi standar periklanan India komplain bahwa pihaknya "tidak dapat mengatur waktu untuk iklan semacam itu,"

Ini adalah kedua kalinya dalam beberapa bulan terakhir bahwa iklan kondom mendapat sorotan di India, negara dengan populasi terpadat kedua di dunia dengan lebih dari 1,3 miliar orang.

Pada bulan September, sebuah perusahaan kondom dipaksa untuk menarik sebuah iklan yang mempromosikan merek Manforce di depan festival Hindu Navratri di negara bagian barat Gujarat setelah demonstrasi oleh beberapa orang India.

Pada tahun 2008, pengadilan tinggi Madras mengatakan kepada produsen kondom untuk tidak menggunakan gambar "seksi" dalam kemasan produk mereka karena ini adalah "penghinaan" terhadap budaya India.

Tahun lalu, Mahkamah Agung meminta salah satu pengacara paling senior di negara itu untuk memeriksa kemasan kondom untuk melihat apakah gambar-gambar itu terlalu kasar dan melanggar peraturan kecabulan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya