Donald Trump Sengaja Meniru Aksen Bahasa Pemimpin India?

Presiden Donald Trump dilaporkan menyindir Perdana Menteri India dengan cara meniru aksen bahasa Inggrisnya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Jan 2018, 15:25 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2018, 15:25 WIB
Sambangi Donald Trump, PM India Bahas Kelompok Militan di Perbatasan
Perdana Menteri India Narendra Modi berpelukan dengan Presiden Donald Trump usai berpidato di Gedung Putih, Washington (26/6). Pertemuan itu membahas kemitraan strategis yang semakin erat antara AS dan India. (AP Photo/Susan Walsh)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan sengaja meniru aksen bahasa Inggris Perdana Menteri (PM) Narendra Modi saat menanggapi obrolan pemimpin India tersebut.

Dilansir dari laman Independent.co.uk pada Selasa (23/1/2018), kedua pemimpin negara besar itu disebut memiliki hubungan hangat. Anggapan tersebut diperkuat dengan beberapa kali diundangnya pemimpin India itu untuk berbicara secara tertutup dengan Donald Trump di Oval Office di Gedung Putih.

Selain itu, AS di bawah pemerintahan Donald Trump juga beberapa kali melontarkan kritik keras terhadap negara serumpun yang kerap terlibat konflik dengan India, Pakistan. Hal ini dianggap oleh sebagian kalangan sebagai bentuk dukungan tidak langsung terhadap legitimasi India kepada Pakistan.

Akan tetapi, dalam perkembangan terkini, muncul sebuah isu yang berisiko memicu ketegangan di antara kedua negara. Sebuah laporan baru mengklaim Donald Trump pernah dengan sengaja menirukan aksen Modi ketika berbicara bahasa Inggris.

Surat kabar The Washington Post menulis laporan tentang sikap kontroversial Presiden AS ke-45 itu dalam suatu pembicaraan mengenai usulan penambahan pasukan AS di Afghanistan, di mana seharusnya hal tersebut dilakukan tidak lebih dari operasi keamanan nonperang.

Trump disebut menirukan aksen Modi, yang bisa berbicara dan mengerti bahasa Inggris, tapi memilih lebih sering berbicara dalam bahasa Hindi, dan menyebut Perdana Menteri India ke-16 itu pernah berujar padanya - - "Tidak pernah ada negara yang memberi bantuan banyak tanpa mengharap imbalan lebih" - - seperti AS ke Afghanistan.

Presiden Donald Trump mengklaim bahwa komentar pemimpin India tersebut adalah bukti bahwa seluruh dunia memandang kehadiran AS sebagai keuntungan bagi Afghanistan.

 

 

AS dan India Diperkirakan Akan Bertemu Secara Canggung di Davos

Presiden AS Donald Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berada di kantor Oval Gedung Putih, Washington, 16 Januari 2018. (AFP PHOTO / NICHOLAS KAMM)

Baik pihak Gedung Putih maupun Departemen Luar Negeri AS menolak menanggapi hal tersebut. Pejabat India di Washington DC juga tidak merespons kabar terkait.

Jika isu tersebut benar, maka ini bukan pertama kalinya Donald Trump meniru ucapan bahasa Inggris dalam aksen India. Pada musim semi tahun 2016 ketika dirinya tengah berkampanye, Trump menggunakan candaan semacam itu untuk menyindir perwakilan resmi layanan warga India di AS.

Konglomerat asal Kota New York itu mengaku pernah menghubungi perusahaan kartu kreditnya untuk mengetahui apakah layanan pelanggan mereka berbasis di AS atau di luar negeri.

"Coba tebak, Anda sedang berbicara dengan seseorang dari India. Bagaimana cara kerjanya?" sindir Trump di hadapan para pendukungnya di negara bagian Delaware.

"Jadi, saya menelepon dengan berpura-pura ingin memeriksa kartu kredit saya, saya bertanya 'Dari mana asalmu?', dan mereka menjawab dari India," lanjut Trump bercerita.

Entah menyindir atau bukan, Trump kemudian menyebut India sebagai tempat yang bagus, dengan pemimpin yang juga bagus.

"Saya kecewa dengan para pemimpin kita karena banyak melakukan hal bodoh," tukas Trump kala itu.

Akibat kabar terkait, PM Modi dan Presiden Trump diperkirakan akan bertemu secara canggung pada minggu ini dalam agenda Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Agenda tersebut dibuka pada Selasa ini oleh pidato PM Narendra Modi dan ditutup pada Jumat, 26 Januari 2018, ketika Presiden Donald Trump dijadwalkan berbicara di sebuah auditorium besar, yang tahun lalu digunakan oleh Presiden China Xi Jinping untuk berbicara di forum serupa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya