Protes, Wanita AS Bayar Tagihan Air Rp 6,7 Juta Pakai Uang Receh

Butuh waktu untuk petugas PDAM kota Deltona, Florida, Amerika Serikat, menghitung jumlah uang receh itu.

oleh Afra Augesti diperbarui 02 Mar 2018, 13:28 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2018, 13:28 WIB
Uang Receh Dana McCool
Dana McCool berbagi video di Facebook pribadinya tentang pembayaran tagihan air yang membengkak, dengan uang receh sebanyak 49.000 keping, yang masing-masing bernilai 1 sen. (Dana McCool / Facebook)

Liputan6.com, Deltona - Seorang wanita asal Deltona, Florida, Amerika Serikat, terkejut saat mengetahui tagihan air di rumahnya membengkak. Saat dikonfirmasi, tagihan airnya mencapai US$ 493 atau Rp 6,7 juta. Dia pun melayangkan protes keras terhadap Deltona Water Department.

Wanita bernama Dana McCool menyambangi kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) itu dengan santai. Dia menemui kasir dan menyampaikan maksud kedatangannya: membayar tagihan air. Setelah data diperiksa kasir, McCool pun menyerahkan sekantong uang receh kepada kasir jaga.

Betapa terkejutnya kasir, karena saat membuka bungkusan, ia mendapati uang koin 1 sen sebanyak 49 ribu keping. Mau tak mau, kasir harus bersabar untuk menghitungnya satu per satu, memastikan jumlah koin setara dengan tagihan air McCool.

Dengan bantuan staf lain, akhirnya uang receh tersebut selesai dihitung. Menghabiskan waktu selama tiga jam. Inilah bentuk kekecewaan McCool terhadap PDAM di tempatnya tinggal, pasalnya ini bukan kali pertama ia mengalami hal ini.

Pada tahun 2016, dia pernah mengalami kejadian serupa. Tagihan airnya melambung tinggi hingga US$ 700 atau Rp 9,6 juta hanya sekitar enam bulan. Padahal, tagihan rata-rata per bulan seharusnya US$ 40 atau Rp 550 ribu saja.

Kesal dengan ketidakjelasan itu, McCool pun bertanya kepada petugas PDAM. Ia takut dicurangi, sebab penggunaan air di rumahnya wajar dan tak pernah berlebihan. Petugas menjawab, ada kebocoran air di rumahnya.

Ternyata tak hanya McCool, beberapa orang di kota Deltona, Amerika Serikat, juga mengeluhkan masalah yang sama.

"Sebagian besar orang yang saya ajak bicara menceritakan permasalahan yang sama. Saya hanya berharap orang lain memeriksa tagihan air mereka dan tahu bahwa mereka tidak sendiri, karena saya salah satu dari mereka," ungkapnya, seperti dikutip dari The Independent, Kamis 1 Maret 2018.

Demi mengatasi masalah tersebut, Deltona Water Department memberi kompensasi kepada McCool sebesar Rp 1,4 juta atas kebocoran pada sistem airnya. Meski demikian, McCool menegaskan, dia masih harus membayar sisanya -- yang jumlahnya masih dinilai tak wajar -- dan biaya administrasi lain.

Aksi protes uang receh McCool direkam dan diunggah ke akun Facebook miliknya. Dalam video singkat berdurasi tujuh menit, McCool tetap memenuhi kewajibannya sebagai warga negara Amerika Serikat yang baik, meski harus menggunakan alternatif lain, yaitu uang receh.

McCool memutuskan untuk memfilmkan aksinya lantaran dia sudah sangat kesal atas tagihan air yang selalu membengkak, bahkan hingga dua kali.

Sementara itu, pejabat City of Deltona menyatakan, apabila pelanggan memiliki masalah dengan tagihan air yang tinggi, mereka dapat mengajukan kerja sama dengan pihaknya untuk memeriksa dugaan kebocoran.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Wariskan 2,5 Ton Uang Koin

Ilustrasi uang koin (iStock)
Ilustrasi uang koin (iStock)

Kasus serupa pernah terjadi sebelumnya di Jerman. Melayani seorang nasabah dengan sepenuh hati tentu menjadi tanggung jawab bagi petugas bank. Namun, apa jadinya jika ada seorang nasabah justru bikin mereka repot bukan kepalang?

Dilansir dari laman Deutsche Welle, Senin 18 Desember 2017, saat itu petugas bank di Jerman baru saja selesai menghitung nilai 1,2 juta koin.

Disebut merepotkan, karena petugas bank Jerman membutuhkan waktu hingga enam bulan untuk menghitung total uang koin tersebut.

Kejadian ini bermula ketika seorang supir truk hendak mewariskan uang logam yang ia kumpulkan selama 30 tahun untuk keluarganya.

Nilai uang koin yang ia kumpulkan rata-rata bernilai dua sen -- nominal terkecil dari mata uang Republik Federal Jerman, sebelum akhirnya mata uang Euro diberlakukan.

Uang yang telah ia kumpulkan hendak ia kirim kepada keluarga lewat jalur pos. Namun, uang dengan berat 2,5 ton tersebut sulit untuk dikirim ke luar kota.

Maka dari itu, ia memutuskan untuk menukarkan uang koinnya dalam bentuk saldo dan dikirim lewat rekening.

Pihak bank pun akhirnya dibuat kesulitan. Pasalnya, koin milik sopir truk tak dapat dihitung dengan mesin penghitung uang. Terlebih, sudah banyak koin yang berkarat dan lengket.

Untuk itu, petugas bank Deutsche Bundesbank (bank sentral Jerman) cabang Oldenburg, Wolfgang Kemereit, melakukan penghitungan secara manual selama enam bulan.

Petugas bank mengaku, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menghitung satu tas koin.

"Saya memegang koin di masing-masing tangan saya. Uang itu benar-benar banyak," ujar petugas bank.

Setelah semua pekerjaan telah diselesaikan, pihak bank dapat memastikan bahwa uang yang telah dikumpulkan oleh supir truk mencapai 8 ribu euro atau setara dengan Rp 127 juta.

Uang tersebut nantinya akan dikirim kepihak keluarga yang telah dicantumkan alamat dan nomor rekeningnya. Sementara sang sopir truk sendiri sudah meninggal dunia pada Mei 2017.

Pria di China Beli Mobil dengan 4 Ton Koin

Pasar Maci di Menteng Jakarta, Surga Bagi Para Pecinta Barang Antik
Uang koin kuno yang dijual di Pasar Maci atau pasar barang-antik di Taman Menteng, Jakarta, Minggu (31/5). Acara tersebut menjual barang antik dari kacamata, botol minuman, hingga aksesoris motor klasik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kejadian aneh yang melibatkan uang koin dalam jumlah yang begitu banyak juga terjadi di China pada tahun 2015.

Seorang pria di China membayar mobil barunya menggunakan 660.000 koin dan 20.000 lembar uang kertas pecahan kecil.

Pembeli mobil, yang diidentifikasikan sebagai Gan, menyerahkan koin-koinnya dalam jumlah besar kepada penjual mobil di dekat kota Shenyang, seperti dilaporkan oleh BBC.

Setiap koin dan lembaran uang kertas itu masing-masing bernilai 1 Yuan atau sekitar Rp 2.159, dan total berat koin-koin tersebut mencapai sekitar 4 ton. Tumpukan ratusan ribu koin tersebut membutuhkan tempat lebih 4 meter di ruang pamer mobil.

Gan menjelaskan, dia membayar mobil secara tunai karena dia mengumpulkan koin-koin pecahan kecil dalam jumlah yang sangat besar, yang didapat dari SPBU tempat dia bekerja. Jika dirupiahkan mobil tersebut seharga Rp 1,4 miliar.

"SPBU kami terletak di pinggiran kota, dan di sana hanya terdapat beberapa bank. Jadi kami tidak mendepositokan koin, dan memutuskan menggunakannya untuk membeli mobil perusahaan kami," kata dia.

Gan sebelumnya telah memperingatkan para staf perusahaan penjual mobil, mengenai metode pembayaran dia yang tidak lazim, dan uang tunai itu dikemas dalam beberapa paket kecil.

Petugas di ruang pamer mobil butuh waktu lebih dari 1 jam untuk mengangkut seluruh uang koin tersebut ke dalam kantor mereka. Kemudian, para staf perusahaan mobil itu mengangkut tumpukan ratusan ribu koin kembali untuk membawanya ke bank.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya