Tak Terkendali, Wabah Rabies Bikin Pemerintah Thailand Kewalahan

Pemerintah Thailand dibuat kewalahan oleh persebaran virus rabies yang makin tidak terkendali di negeri Gajah Putih tersebut.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 15 Mar 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2018, 15:00 WIB
Hari Rabies Sedunia
Dua orang anak melihat hewan yang sudah dikebiri di posko hewan Payatas, Manila, Filipina, Selasa (26/9). Sejak Maret 2017, sekitar 16.000 dari 27.000 anjing dipinggiran kota Manila telah divaksinasi. (AP Photo/Bullit Marquez)

Liputan6.com, Bangkok - Pemerintah Thailand tengah kewalahan menghentikan penyebaran wabah rabies yang semakin tidak terkendali.

Wabah rabies diketahui terdeteksi di 40 provinsi, termasuk di area wisata populer di sekitar Bangkok dan Chiang Rai. Sebanyak tiga orang dilaporkan tewas pada tahun ini. Demikian dilansir dari BBC pada Kamis (15/3/2018).

Merebaknya wabah rabies diketahui menular ke manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi, dan hampir dipastikan berakibat fatal pada kesehatan publik.

Otoritas setempat mengatakan  bahwa wabah rabies telah mulai ditangani secara ketat, di mana pada September mendatang, pemerintah Thailand menargetkan pemberian vaksin pada 10 juta anjing dan kucing, baik yang dipelihara maupun yang berkeliaran di jalan.

Menurut catatan Departemen Pengembangan Ternak Kerajaan Thailand, sebanyak 400 kasus rabies terjadi pada hewan-hewan di Thailand, terutama di kawasan tengah dan utara.

Jumlah di atas disebut meningkat hampir dua kali lipat dari kasus serupa yang pernah terjadi di sepanjang 2017 lalu. Hal tersebut membuat pemerintah Thailand menetapkan status siaga akan bahaya lanjutan pada wabah rabies.

Anjing adalah hewan yang diketahui paling sering menjadi perantara persebaran virus rabies ke manusia, disusul oleh sapi dan kucing di belakangnya.

Departemen Pengembangan Ternak menyalahkan para pemilik hewan peliharaan yang enggan melakukan vaksinasi, sehingga mendorong persebaran virus rabies kian meluas.

Namun, menurut beberapa media massa setempat, kesalahan justru disebabkan oleh masih belum lengkapnya ketersediaan vaksin hewan peliharaan di lapangan.

Adapun pemerintah Thailand telah lama menetapkan kebijakan sanksi denda 200 baht, atau sekitar Rp 85.000, bagi siapapun yang kedapatan tidak memberi vaksin kehewan peliharaannya.

 

 

Thailand Bebas Rabies 2020

Hari Rabies Sedunia
Salah satu warga Payatas membawa anjingnya setelah divaksinasi anti rabies oleh HSI di Manila, Filipina, Selasa (26/9). Menurut Biro Industri Hewan, ada sekitar 10 juta anjing piaraan ataupun liar di Filipina. (AP Photo/Bullit Marquez)

Sementara itu, menurut Departemen Pengembangan Ternak, sebanyak lebih dari 80 persen populasi anjing dan kucing, atau sekitar 10 juta ekor, ditargetkan selesai divaksinasi pada September mendatang.

Departemen terkait juga menambahkan bahwa ketersediaan vaksin sudah lebih dari cukup, sehingga warga Thailand tidak perlu khawatir luput dari bantuan vaksinasi dari pemerintah.

Direktur Departemen Pengembangan Ternak, Apai Sutti, mengatakan bahwa seluruh Thailand akan terbebas dari wabah rabies pada 2020 medatang.

Gangguan kesehatan akibat virus rabies hampir selalu fatal pada manusia dan hewan. Virus ini mempengaruhi sistem saraf pusat, dengan gejala termasuk kecemasan, sakit kepala dan demam.

Manusia bisa divaksinasi terhadap virus rabies, di mana akan tetap berfungsi efektif walaupun diberikan beberapa saat setelah terpapar infeksi terkait.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya