Liputan6.com, Canberra - Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton, menyatakan para petani kulit putih yang menghadapi kekerasan di Afrika Selatan (Afsel), berhak mendapatkan perhatian khusus dari Australia.
Menteri Dutton memerintahkan departemennya untuk menjajaki kemungkinan mendatangkan para petani tersebut ke Australia. Menurut dia, mereka menghadapi "kondisi mengerikan" berupa perampasan lahan dan kekerasan di Afsel. Demikian dilansir dari Australia Plus pada Kamis (15/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dutton menyatakan ada harapan bahwa sejumlah petani tersebut bisa menetap di Australia.
"Kita memiliki potensi untuk membantu beberapa dari mereka yang dianiaya," ujar Dutton.
Dia menyatakan ingin menjajaki apakah para petani kulit putih Afrika Selatan itu bisa mendapatkan visa atau bantuan kemanusiaan.
"Mereka membutuhkan bantuan dari negara beradab seperti kita," kata Dutton kepada media di Australia.
"Ada kategori visa yang bisa mengakomodasi mereka. Saat ini kami hanya menjajaki apa yang mungkin dan semoga kami bisa membuat pengumuman pada waktunya," ujarnya.
Pemerintah Afrika Selatan telah membantah kekhawatiran yang diungkapkan Menteri Dutton mengenai kondisi keamanan para petani di negara itu. Disebutkan bahwa para petani tersebut tidak dalam bahaya.
Simak video tentang barisan nenek tangguh yang gemar bertinju berikut:
Sambutan Hangat Petani Kulit Putih di Afrika Selatan
Kelompok petani Afriforum SA, secara terpisah, menyampaikan terima kasih kepada Menteri Dutton karena mengakui terjadinya tekanan terhadap petani kulit putih.
Namun wakil CEO Ernst Roets mengatakan sebagian besar warga Afrika Selatan lebih suka bertahan di tanah air mereka sendiri.
"Kami ingin menyelesaikan masalah di Afrika Selatan. Kami tidak perlu memikirkan solusi bahwa semua orang pergi meninggalkan negara ini," katanya.
Roets mengatakan bahwa Pemerintah Australia harus bicara dengan Pemerintah Afrika Selatan.
Dutton berdalih bahwa para petani tersebut dapat berkontribusi bagi kehidupan Australia.
"Orang-orang yang kita bicarakan ini ingin bekerja keras. Mereka ingin berkontribusi ke negara seperti Australia," katanya.
"Kami menghendaki mereka yang ingin datang ke sini, mematuhi hukum kita. Berintegrasi dengan masyarakat kita, bekerja keras, tidak bergantung pada tunjangan pemerintah. Saya pikir mereka ini pantas mendapatkan perhatian khusus dan pastinya kami memberikan perhatian khusus saat ini," paparnya.
Advertisement