Tren Perampokan Toko Perhiasan Mewah Menghantui Hong Kong

Hong Kong tengah dihantui oleh aksi perampokan besar-besaran yang mengintai banyak toko perhiasan mewah.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 02 Apr 2018, 11:35 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2018, 11:35 WIB
Perampokan dan Pembobolan
Ilustrasi Foto Perampokan dan Pembobolan. (iStockphoto)

Liputan6.com, Hong Kong - Sebuah jaringan toko perhiasan besar di Hong Kong, Chow Sang Sang, telah meningkatkan sistem keamanannya, pasca-perampokan besar-besaran terjadi di banyak cabangnya di seantero kota.

Hal tersebut dilakukan sebagai tanggapan terhadap aksi perampokan besar -- dilakukan oleh tiga orang perampok bertopeng -- yang menghancurkan jendela pajang di cabang Tsim Sha Tsui pada September lalu.

Perampokan tersebut memicu kerugian hingga 24 juta dolar Hong Kong, atau sekitar Rp 42 miliar.

Sementara itu, dikutip dari South China Morning Post pada Senin (2/4/2018), sebanyak enam perampokan besar terjadi tahun lalu, menyebabkan kerugian senilai total 70 juta dollar Hong Kong, atau sekitar Rp 122 miliar.

Hal itu mendorong dua aosiasi industri perhiasan setempat, mengeluarkan peringatan dan saran keamanan yang lebih ketat.

Lau Hak-bun, ketua Asosiasi Pengusaha Emas dan Perhiasan Hong Kong, telah mengeluarkan surat imbauan, yang mendesak pemilik toko untuk tidak meletakkan banyak barang berharga di jendela pajangan

"Memang jadinya toko terlihat kurang menggoda. Namun, kami menyarankan untuk membawa konsumen potensial langsung ke ruang pamer eksklusif, jika diperlukan," kata Hak-bun.

Selain itu, Hak-bun juga melarang pengelompokan perhiasan di dalam satu etalase, melainkan disebar secara acak. Hal ini bertujuan, jika terjadi perampokan, maka pelakunya akan memiliki lebih banyak jendela untuk dihancurkan.

"Semakin lama mereka tinggal, semakin tinggi risiko tertangkap," lanjut Hak-bun.

Hak-bun, yang juga merupakan seorang direktur operasional Chow Sang Sang, juga mengingatkan agar seluruh toko perhiasan di Hong Kong, turut memasang alarm senyap yang terhubung dengan kontak darurat dari kantor polisi terdekat.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Patroli Keamanan Dinilai Sedang 'Lesu'

Hong kong Kota dengan Properti Termahal di Dunia (iStockphoto)
Kota dengan Properti Termahal di Dunia (iStockphoto)

Dalam dua bulan terakhir, kepolisian setempat berhasil menguak rentetan aksi perampokan toko perhiasan, yang menimbulkan kerugian hingga lebih dari 4,1 juta dolar Hong Kong, atau sekitar Rp 7,1 miliar.

Nilai kerugian tersebut berasal dari pencurian terhadap tiga toko emas, dan sebuah toko jam tangan di kawasan Kowloon dan Causeway Bay.

Sementara itu, yang paling baru terjadi, tiga pria berkebangsaan Kolombia dilaporkan merampok perhiasan senilai 40 juta dolar Hong Kong (sekitar Rp 70 miliar) hanya dalam waktu kurang dari dua menit. Para perampok memecah jendela pajang di sebuah toko perhiasan di kawasan elit Central di Pulau Hong Kong pada Minggu, 1 April 2018.

Beruntung, polisi segera bertindak, dan berhasil menangkap seluruh perampok di hari yang sama. Meski begitu, beberapa hasil curian masih belum ditemukan hingga berita ini diturunkan, yang menurut polisi, kemungkinan telah dipindahkan ke tangan lain.

Konsultan keamanan dan mantan inspektur polisi, Clement Lai Ka-chi, memperingatkan akan ada lebih banyak perampokan, karena keamanan kota Hong Kong dinilai tengah 'lesu'.  Dia mendesak polisi untuk meningkatkan patroli guna mencegah ancaman perampokan di kemudian hari.

Selain itu, Lai Ka-chi juga mengingatkan para pengelola toko perhiasan merevisi ulang sistem keamananya, temasuk penggunaan kaca antipecah pada jendela pajang.

"Kota Hong Kong, termasuk masyarakatnya, tidak lagi waspada terhadap potensi bahaya perampokan, karena telah terbiasa dengan lingkungan yang aman dan damai dalam dua puluh tahun terakhir." kata Lau Ka-chi.

"Mereka pikir perampokan dengan cara kuno tidak akan terjadi di era cybercrime yang canggih. Hal ini memberikan kesempatan pelaku kejahatan beraksi," lanjutnya.

Ditambahkan oleh Lai Ka-chi, patroli polisi saat ini lebih santai dibandingkan dengan dua dekade lalu, ketika perampokan bersenjata menjadi ancaman sehari-hari.

Pensiunan pejabat keamanan tersebut mengatakan ada risiko perampolan akan kian banyak terjadi di kawasan komersial yang ramai, seperti di Central, Tsim Sha Tsui, Sham Shui Po dan Yuen Long.

Seluruh wilayah tersebut merupakan sekumpulan titik komersial, yang juga menjadi pusat kunjungan turis, sehingga arus perputaran uangnya sangat besar. Inilah, yang menurut Lai Ka-chi, menjadi sasaran empuk para perampok.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya