Indonesia-Brasil Teken Kesepakatan Bebas Visa dan Kerja Sama Penguatan Ekonomi

Pertemuan bilateral Menlu RI dan Brasil menghasilkan kesepakatan soal visa serta membahas relasi ekonomi kedua negara.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 11 Mei 2018, 16:04 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2018, 16:04 WIB
Menteri Luar Negeri Brazil, Aloysio Nunes dan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi saat pertemuan bilateral di Bogor, Jumat (11/5) (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)
Menteri Luar Negeri Brazil, Aloysio Nunes dan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi saat pertemuan bilateral di Bogor, Jumat (11/5) (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Liputan6.com, Bogor - Perwakilan pemerintah Indonesia dan Brasil menandatangani kesepakatan bebas visa bagi diplomat dan pejabat pemerintah, serta warga negara pemegang paspor biasa yang hendak berkunjung ke masing-masing negara.

Penandatanganan itu dilakukan dalam pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri Brasil Aloysio Nunes dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Bogor, Jumat (11/5/2018).

"Kita telah menandatangani persetujuan bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas, serta pertukaran nota bebas visa untuk pemegang paspor biasa," kata Retno dalam konferensi pers bersama Nunes di Bogor.

Nunes mengapresiasi penandatanganan kesepakatan tersebut. Ia menganggap kerja sama teranyar itu mampu semakin mempererat hubungan bilateral kedua negara yang saat ini berada dalam level kemitraan strategis atau strategic partnership.

Retno juga berharap agar kesepakatan bebas visa itu mampu meningkatkan hubungan warga kedua negara atau people-to-people contact, lewat turisme dan bentuk-bentuk pertukaran antarmasyarakat lainnya.

Kebijakan bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas telah berlaku sejak kesepakatan itu ditandatangani, yakni pada 11 Mei 2018.

Adapun, kebijakan bebas visa untuk pemegang paspor biasa baru berlaku 30 hari sejak penandatanganan nota dilakukan oleh perwakilan Indonesia dan Brasil, kata Muhammad Anshor, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemenlu RI yang turut hadir dalam pertemuan bilateral tersebut.

 

Simak video pilihan beirkut: 

 

 

Penguatan Kerja Sama Ekonomi RI - Brasil

Ilustrasi Brasil (iStock)
Ilustrasi Brasil (iStock)

Dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua menteri luar negeri juga menandatangani kerja sama teknis untuk mempererat relasi ekonomi antara Indonesia dan Brasil yang mengalami penurunan sejak beberapa tahun terakhir.

"Harapannya, penandatanganan kemitraan tersebut bisa meningkatkan tren hubungan ekonomi kedua negara yang selama beberapa tahun terakhir menurun," ujar Menlu Retno selepas pertemuan bilateral tersebut.

"Kerja sama teknis itu juga diharapkan bisa mendorong pelaku usaha Indonesia untuk memperluas pasar mereka di Brasil," kata dia.

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemlu RI, Muhammad Anshor menjelaskan, kerja sama teknis mencakup bidang perdagangan komoditas agrikultur dan peternakan, serta pengurangan bea dan tarif.

Kerja sama teknis itu, kata Anshor, juga meliputi penjajakan kemitraan pada bidang area lain yang diminati oleh kedua negara.

Per 2017, neraca perdagangan antara kedua negara mencapai angka US$ 3,1 miliar. Angka itu, menurut Anshor, merupakan neraca perdagangan terendah antara kedua negara jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Demi mengantisipasi kendala itu, Anshor mengatakan bahwa Kemenlu RI telah mengusulkan kepada Brasil agar Indonesia membentuk kerja sama ekonomi komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement atau CEPA) dengan Mercosur -- blok kerja sama ekonomi negara negara kawasan Amerika Selatan, di mana Negeri Samba merupakan salah satu anggotanya.

Pembentukan CEPA antara Indonesia - Mercosur diharapkan menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kembali neraca perdagangan Jakarta - Brasil yang tengah lesu.

"Masih dalam tataran pembahasan ya. Tapi harapannya, CEPA Indonesia - Mercosur ini tak hanya menumbuhkan nilai perekonomian dan perdagangan antara Indonesia dan Brasil saja, tapi juga dengan anggota Mercosur lain," kata Anshor.

Anggota penuh Mercosur antara lain Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay. Organisasi itu juga memiliki enam associate countries meliputi Bolivia, Chile, Peru, Kolombia, Ekuador, dan Suriname, serta dua observer countries, yaitu Selandia Baru dan Meksiko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya