Anwar Ibrahim Sebut Agenda Reformasi Jadi Alasan Utama untuk Bertemu BJ Habibie

Anwar Ibrahim menjelaskan, agenda reformasi menjadi alasan utama untuk bertemu dengan BJ Habibie di Jakarta, 20 Mei 2018.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 20 Mei 2018, 12:07 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2018, 12:07 WIB
Anwar Ibrahim Resmi Bebas
Politisi Malaysia, Anwar Ibrahim sebelum masuk ke dalam mobil setelah keluar dari RS Rehabilitasi Cheras, Kuala Lumpur, Rabu (16/5). Anwar dibebaskan setelah Perdana Menteri Mahathir Mohamad memenangkan pemilu Malaysia, Rabu (9/5) lalu. (AP/Vincent Thian)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menjelaskan, agenda reformasi menjadi salah satu alasan utama bagi dirinya untuk memenuhi undangan bertemu Presiden ketiga RI, BJ Habibie di Jakarta, Minggu 20 Mei 2018.

Dalam sebuah pernyataan tertulis dari Anwar Ibrahim yang diterima Liputan6.com (20/5/2018) jelang pertemuan Anwar - Habibie, mantan PM Malaysia itu memberikan beberapa taklimat tentang lawatannya ke Jakarta.

"Hari ini (20 Mei), saya ke Jakarta atas undangan mantan Presiden Indonesia, Bacharudin Jusuf Habibie bersamaan dengan sambutan ulang tahun ke-20 Reformasi Indonesia," Anwar menjelaskan dalam pernyataan tertulisnya.

Tahun 1998 adalah tahun keramat dan signifikan bagi Malaysia dan Indonesia, lanjut Anwar Ibrahim.

Pemimpin de facto Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu menjelaskan, tanggal 21 Mei 1998 dikenang oleh rakyat Indonesia sebagai tanggal kejatuhan rezim Orde Baru dan awal transisi kekuasaan dan penguatan institusi demokratis di RI, dan menandai awal mula pemerintahan Presiden BJ Habibie.

"Sementara itu, 2 September 1998 dikenang oleh orang Malaysia sebagai dimulainya jatuhnya rezim Barisan Nasional yang akhirnya tamat hampir dua dekade kemudian pada 9 Mei 2018," kata Anwar.

Lebih lanjut, Anwar mengatakan, "Saya percaya pertemuan dan diskusi dengan Presiden Habibie akan memperkuat hubungan antara kedua negara kami, dan memperkuat komitmen untuk melaksanakan agenda reformasi di Malaysia."

Menurut informasi yang beredar, Anwar Ibrahim akan bertemu dengan BJ Habibie hari ini, dimulai pada pukul 13.00 siang WIB. Pertemuan bertempat di kediaman pribadi Habibie di Jakarta.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Anwar Ibrahim Bebas Usai Menerima Pengampunan

Anwar Ibrahim mengacungkan jempol kepada para pendukungnya di Rumah Sakit Rehabilitasi Cheras, Kuala Lumpur. Tindakan itu mengafirmasi statusnya sebagai orang yang bebas, usai menerima pengampunan dari Raja Malaysia (16/5) (Mohd Rasfan / AFP PHOTO)
Anwar Ibrahim mengacungkan jempol kepada para pendukungnya di Rumah Sakit Rehabilitasi Cheras, Kuala Lumpur. Tindakan itu mengafirmasi statusnya sebagai orang yang bebas, usai menerima pengampunan dari Raja Malaysia (16/5) (Mohd Rasfan / AFP PHOTO)

Anwar Ibrahim telah menerima pengampunan dari Raja Malaysia pada Rabu, 16 Mei 2018, sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Pengampunan itu diperoleh Anwar saat dirinya baru saja selesai menjalani operasi atas masalah cedera bahu di Rumah Sakit Rehabilitasi Cheras, Kuala Lumpur.

Sejak beberapa bulan terakhir, Anwar menjalani masa hukumannya di Rumah Sakit Rehabilitasi Cheras, demi menjalani perawatan dan pemulihan atas cedera bahu yang ia derita.

Anwar terlihat telah meninggalkan Rumah Sakit Rehabilitasi Cheras sekitar pukul 11.30 waktu setempat.

Usai keluar dari rumah sakit, Anwar sempat mengacungkan jempol kepada para pendukungnya yang telah menunggu sejak Selasa, 15 Mei malam. Setelah itu, ia masuk ke mobil yang membawanya pergi ke Istana Negara.

Menurut pengacara, Raja Malaysia mengabulkan pengampunan penuh terhadap Anwar. Ia juga terbebas dari seluruh dakwaan hukum yang sempat membelitnya dan diizinkan untuk terjun kembali ke kancah politik Negeri Jiran.

"Pengampunan itu seutuhnya membuktikan bahwa ia (Anwar) tidak bersalah," kata Nurul Izzah, putri Anwar Ibrahim, kepada Channel News Asia.

Anwar Ibrahim mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Sungai Buloh sejak Februari 2015, usai menerima vonis lima tahun penjara atas kasus sodomi terhadap mantan asisten pribadinya.

Kala itu, kasus tersebut dinilai sarat kontroversi. Beberapa pihak menyebutnya sebagai "peristiwa yang dibuat-buat" guna mendiskreditkan Anwar Ibrahim dalam kancah perpolitikan Malaysia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya