Wartawan Asing Tiba di Korea Utara untuk Menyaksikan Pembongkaran Situs Uji Coba Nuklir

Wartawan asing dari berbagai negara tersebut berangkat dari Beijing dan tiba di Kota Wonsan, Korea Utara, pada Selasa.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Mei 2018, 11:07 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2018, 11:07 WIB
Ilustrasi Korea Utara (AFP)
Ilustrasi Korea Utara (AFP)

Liputan6.com, Pyongyang - Sekelompok wartawan asing telah tiba di Korea Utara pada Selasa untuk melaporkan langsung pembongkaran situs uji coba nuklir negara Punggye-ri. Kendati demikian, pakar teknis tidak diundang dalam peristiwa tersebut.

Seperti dikutip dari Nbcnews.com, Rabu (23/5/2018), Pyongyang mengizinkan akses terbatas ke situs uji coba nuklirnya demi memublikasikan janjinya untuk menghentikan tes nuklir bawah tanah dan peluncuran rudal balistik antarbenua.

Janji Korea Utara tersebut diumumkan secara sepihak jelang pertemuan puncak antara pemimpin mereka, Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 12 Juni mendatang di Singapura.

Kantor berita Reuters yang mengutip pernyataan Kementerian Unifikasi Korea pada hari Rabu ini melansir, Korea Utara telah mengizinkan para wartawan asal Korea Selatan ikut serta menyaksikan pembongkaran Punggye-ri.

"Kami mengirimkan delapan nama reporter dari dua kantor berita ke Korea Utara hari ini, dan mereka menerimanya," demikian keterangan Kementerian Unifikasi Korea.

Sebelumnya, delapan wartawan Korea Selatan dikabarkan tidak berhasil mendapatkan visa dari Pyongyang di Beijing. Hal tersebut diduga dipicu pemutusan hubungan tingkat tinggi antar kedua negara oleh Korea Utara usai latihan militer gabungan yang dilakukan Seoul dan Washington.

Berangkat dari Beijing, sejumlah wartawan asing asal Inggris, Rusia, China, Amerika Serikat tiba di kota pelabuhan Wonsan, Korea Utara, dengan menggunakan pesawat carteran. Para jurnalis tersebut akan menginap di sebuah hotel di Wonsan sebelum akhirnya menempuh perjalanan menggunakan kereta ke Punggye-ri, yang berada di timur laut negara itu.

Pembongkaran situs uji coba nuklir diharapkan dapat berlangsung antara hari Rabu hingga Jumat ini, tergantung pada cuaca.

Korea Utara telah melakukan enam kali uji coba di Punggye-ri, termasuk yang paling kuat yang pernah dilakukan negara itu (pada September 2017). Bulan lalu, di hadapan pejabat tinggi partai, Kim Jong-un mengatakan bahwa uji coba lebih lanjut tidak lagi diperlukan.

Banyak yang pesimistis dengan pembongkaran Punggye-ri, karena Korea Utara dinilai bisa saja membangun sebuah situs baru jika mereka memutuskan perlu diadakan uji coba lebih lanjut. Persoalan lain juga muncul ketika Pyongyang lebih memilih mengundang wartawan dibanding inspektur nuklir internasional dalam momen simbolis pembongkaran lokasi uji coba nuklir tersebut.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pertemuan Trump dan Kim Jong-un Ditunda?

Donald Trump dan Kim Jong-un (AP Photo)
Donald Trump dan Kim Jong-un (AP Photo)

Kabar lain datang dari Trump, usai pertemuannya dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Gedung Putih pada 22 Mei kemarin.

Trump mengatakan, terdapat "peluang yang sangat besar" bahwa pertemuannya dengan Kim Jong-un yang dijadwalkan berlangsung pada 12 Juni 2018 di Singapura akan ditunda.

"Ada sejumlah kondisi tertentu yang kami inginkan terjadi. Saya rasa kami akan mewujudkan kondisi tersebut. Dan jika tidak, pertemuan tidak akan terjadi," ujar Trump seperti dikutip dari The Guardian pada Rabu, (23/5/2018).

Presiden ke-45 Amerika Serikat tersebut tidak menjelaskan kondisi tertentu yang dimaksudnya.

"Ada kemungkinan yang sangat besar bahwa itu tidak akan berhasil, tapi tak apa. Itu tidak berarti tidak akan berhasil dalam jangka waktu tertentu, melainkan mungkin tidak pada 12 Juni. Meski demikian, masih ada peluang bagi kita untuk menggelar pertemuan," tutur sosok kontroversial tersebut.

Trump, lebih lanjut mengatakan, kesepakatan yang terlihat pasti terkadang gagal. Sementara, yang tampak memiliki sedikit peluang untuk sukses akan berakhir dengan kemenangan. "Pada akhirnya itu (pertemuannya dengan Kim Jong-un) akan berhasil. Saya tidak dapat memberi tahu Anda bagaimana atau kenapa, tapi itu akan terjadi."

Jika Kim Jong-un bersedia melucuti senjata, Trump menegaskan, "Kami akan menjamin keselamatannya. Dia akan aman. Dia akan bahagia. Negaranya akan kaya."

Sementara itu, Presiden Moon Jae-in mengungkapkan keyakinannya bahwa pertemuan Trump dan Kim Jong-un akan terwujud dan mencapai terobosan yang dramatis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya