Gara-Gara 3 Ulah Manusia Ini, Gempa Bumi Bisa Terjadi

Selain karena faktor alam, para ahli menyebut bahwa gempa bumi bisa disebabkan oleh sejumlah kegiatan yang dilakukan manusia. Apa saja?

oleh Afra Augesti diperbarui 02 Okt 2018, 18:35 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2018, 18:35 WIB
Pandangan Udara Kota Palu Usai Dilanda Gempa dan Tsunami
Pandangan udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo disusul tsunami melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sulawesi Tengah baru saja dilanda musibah berupa bencana alam. Gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang Kabupaten Donggala dan memicu gelombang tsunami sekitar 5 meter di Palu --menurut keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Tak hanya dua kota besar tersebut yang porak poranda, bahkan Mamuju yang berada di Sulawesi Barat pun ikut terkena dampaknya.

Belum pulih luka Indonesia sebelumnya, dampak gempa Lombok belum sepenuhnya stabil, khususnya para korban. Bahkan sebelum ibu kota Nusa Tenggara Timur itu digoyang gempa, Jawa dan Sumatera juga beberapa kali mengalami lindu dengan skala kecil.

Dilansir dari situs web bnpb.go.id, gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan Bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng Bumi, patahan aktif, aktivitas gunung berapi atau runtuhan batuan. Ini semua murni karena faktor alam.

Namun dalam pertemuan American Geophysical Union di San Francisco pada 2013 lalu, ahli geologi membahas mengenai ulah manusia yang telah menyebabkan gempa bumi di beberapa negara.

Meskipun secara definitif sulit untuk menghubungkan gempa bumi dengan aktivitas manusia, tetapi para ilmuwan telah menemukan bukti kuat dari sejumlah "kontribusi" manusia terhadap gempa. Berikut 3 di antaranya di beberapa belahan dunia, seperti dikutip dari Gizmodo.com, Selasa (2/10/2018).

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

1. Bendungan dan Waduk - Gempa Bumi Sichuan 2008, China

Bendungan Zipingpu
Bendungan Zipingpu di Sinchuan, China. (Wikipedia/Creative Commons)

Waduk raksasa yang dibuat menjadi bendungan merupakan salah satu faktor dalam menginduksi gempa bumi. Contohnya saja kasus berikut di China.

Pada 12 Mei 2008, Sichuan dilanda gempa hebat berkekuatan 7,9 SR (menurut USGS). Lindu terjadi pada pukul 14.28 waktu setempat (06.28 GMT). Dilaporkan bahwa getaran gempa terasa sampai ke Bangkok, Thailand.

Menurut laporan resmi pemerintah Republik Rakyat Tiongkok, jumlah korban meninggal mencapai 14.866 jiwa per 14 Mei 2008. Namun bardasarkan data USGS, korban tewas mencapai 87.000 tewas.

Gempa ini adalah gempa bumi terparah di Negeri Tirai Bambu setelah lindu di Tangshan pada tahun 1976, yang menewaskan 242.000 orang.

Beberapa ilmuwan mengira, gempa dipicu oleh pembangunan Bendungan Zipingpu yang terletak di dekat Sinchuan. Bendungan ini hanya berjarak sepertiga mil jauhnya dari sesar (dibangun di atas garis pertemuan lempeng tektonik Bumi) dan tambahan massa dari jutaan ton air diduga menjadi pemicu cepatnya kerusakan sesar.

"Tidak ada proses geologis yang dapat muncul dengan konsentrasi massa seperti itu di daerah kecil, selain gunung berapi," kata Ahli Geologi, Christian Klose terkait bendungan.

2. Fracking - Gempa Oklahoma 2011, AS

Parkir Mobil Tingkat Runtuh
Sebuah tempat parkir dua lantai runtuh di Irving, Texas, Selasa (31/7). Masih belum jelas apa yang menyebabkan lantai tersebut roboh dan menimpa kendaraan lain di bawahnya. (Ashley Landis/The Dallas Morning News via AP)

Dalam 10 tahun terakhir, Negara Bagian Oklahoma, AS, diguncang sejumlah gempa bumi misterius. Lindu itu terjadi dengan getaran halus dan kerap terjadi. Di beberapa kota, aktivitas seismik tersebut meningkat drastis.

Pada tahun 2008, dua gempa bumi dengan kekuatan lebih dari 3 skala Ritcher pernah menimpa Texas dan sekitarnya, termasuk Oklahoma. Delapan tahun kemudian, lindu berkekuatan serupa terjadi hingga lebih dari 12 kali.

Rupanya, gempa itu bukan terjadi karena alam. Namun, manusialah penyebabnya, dengan kecurigaan aktivitas tambang serta pembuatan dam. Selama 10 tahun tersebut, telah terjadi peningkatan ekstraksi gas alam di Negeri Paman Sam --termasuk fracking atau rekahan hidrolik, juga teknik lainnya yang menghasilkan banyak air limbah.

Hal itu biasa dilakukan oleh para industri pertambangan. Untuk menyingkirkan limbah, air disuntikkan jauh ke dalam tanah. Ketika air limbah berhasil masuk ke dalam tanah, tekanan air menyenggol retakan kuno. Pelepasan tektonik pun terjadi dan menyebabkan getaran tanah.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science Advances, para ahli mengatakan bahwa industri minyak dan gas bertanggung jawab terhadap peningkatan aktivitas seismik.

3. Gedung Pencakar Langit - Taipei 101, Taiwan

Gedung Taipei 101.
Gedung Taipei 101. (http://www.taipei-101.com.tw)

Salah satu bangunan tertinggi di dunia, menara Taipei 101 di Taiwan, dipuja-puja masyarakat luas karena dianggap sebagai "permata mahkota kota". Gedung setinggi 509,2 meter ini mampu menahan angin topan dan gempa bumi.

Ironisnya, gedung yang seharusnya mampu menahan gempa bumi tersebut justru menjadi penyebab munculnya lindu.

Menurut seorang ahli geologi Taiwan, Cheng-Horn Lin, penyebab utamanya adalah berat Taipei 101 yang mencapai 770.000 ton, sehingga memberikan terlalu banyak tekanan pada batuan sedimen lunak di bawahnya. Tekanan itu disebabkan oleh material bangunan berupa baja dan beton ekstra.

Sejak pembangunan gedung yang dikenal sebagai Taipei World Financial Center tersebut dimulai, menurut Lin, wilayah di sekitarnya kerap muncul gempa kecil dan dua gempa yang guncangannya lebih besar di bawah bangunan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya