Liputan6.com, Islamabad - Amerika Serikat, melalui utusan khusus untuk rekonsiliasi Afghanistan, bertekad untuk mengatasi masalah "keprihatinan" dari semua pihak terhadap konflik di negara konflik ini, demi untuk meraih perdamaian. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu, 20 Januari 2019.
Zalmay Khalilzad, mencuitkan janji itu melalui akun Twitternya pada Sabtu, 19 Januari dari Pakistan, di mana para pejabat berupaya merancang dan menjadi tuan rumah perundingan putaran berikutnya bersama wakil dari Taliban.
Baca Juga
1/1 I see that many are concerned that the United States is willing to both talk and fight. Let me be clear: the US wants #peace.
— U.S. Special Representative Zalmay Khalilzad (@US4AfghanPeace) January 19, 2019
Kelompok pemberontak itu enggan mengirim utusan ke proses dialog tersebut, sejak pertemuan terakhir mereka dengan tim Khalilzad di Uni Emirat Arab sebulan lalu. Perwakilan dari Pakistan, Arab Saudi dan negara tuan rumah juga hadir dalam pertemuan itu.
Advertisement
Taliban, sejak itu, menuduh tim AS mundur dari penyelenggaraan diskusi mengenai tuntutan-tuntutan penting para pemberontak bagi seluruh pasukan AS dan NATO. Militan tersebut juga menyebut, AS sengaja ingin meninggalkan Afghanistan agar negara ini mengatasi perbedaan politik mereka sendiri.
Washington telah mendorong Taliban untuk membuka perundingan langsung dengan pemerintah Afghanistan, tapi para pemberontak menolaknya, menyebut Kabul sebagai "boneka Amerika."
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Taliban Bersiap Berunding dengan AS soal Perdamaian di Afghanistan, tapi...
Taliban mengatakan bahwa hubungannya dengan Amerika Serikat untuk merundingkan diakhirinya "perang dan pendudukan tidak sah" di Afghanistan, tetap sesuai rencana. Tapi, mereka tetap bersikukuh mengesampingkan adanya perundingan perdamaian langsung dengan pemerintah di Kabul.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, diskusi putaran baru dengan AS akan terjadi tapi tanggal dan tempatnya belum ditentukan, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin, 7 Januari 2019.
Dia merespon sekaligus membantah berbagai laporan bahwa para juru runding pemberontak berencana mengadakan perundingan langsung dengan para pejabat Afghanistan di Arab Saudi bulan ini.
Wakil khusus AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, mengadakan perundingan maraton dua hari pada pertengahan bulan Desember dengan delegasi Taliban berpengaruh di Abu Dhabi, di mana utusan Arab Saudi, Pakistan dan negara tuan rumah juga hadir.
Pemerintah Pakistan berhasil mengatur pertemuan di Uni Emirat Arab itu menyusul interaksi awal Khalilzad dengan wakil-wakil Taliban di Qatar.
"Tidak ada interupsi dalam proses dialog dengan AS karena mengakhiri pendudukan di Afghanistan kini merupakan keharusan bagi mereka (AS)," kata Mujahid.
Dia menegaskan bahwa apabila perundingan gagal mencapai hasil yang diinginkan dan perang terus berlanjut dengan Taliban, "warga Amerika tidak punya pilihan lain selain keluar dari Afghanistan."
Advertisement