Maju Pemilu, Putri Thailand Siap Berebut Kursi Perdana Menteri

Untuk pertama kalinya seorang keluarga kerajaan akan berpartisipasi dalam pemilihan umum. Putri Ubolratana diusung sebagai Perdana Menteri Thailand.

oleh Siti Khotimah diperbarui 08 Feb 2019, 12:29 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2019, 12:29 WIB
Putri Kerajaan Thailand
Putri Thailand Chakri Sirindhorn (kiri ) dan Putri Ubolratana mengikuti prosesi kremasi almarhum Raja Bhumibol Adulyadej di Bangkok, Thailand (26/10). Ubolratana adalah anak pertama dari Raja Bhumibol dan Ratu Sirikit. (AFP Photo/Royal Thai Bureau)

Liputan6.com, Bangkok - Kakak perempuan dari raja Thailand saat ini, Putri Ubolratana Rajakanya Sirivadhana Barnavadi (67), dicalonkan menjadi perdana menteri. Ini adalah pertama kalinya seorang keluarga kerajaan akan berpartisipasi dalam pemilihan umum.

Putri Ubolratana adalah satu-satunya calon yang secara resmi diusung oleh Thai Raksa Chart Party, pada Jumat 8 Februari 2019, sesaat sebelum ditutupnya pendaftaran para calon. Ia akan menghadapi Prayut Chan-o-cha, pemimpin junta militer yang didukung oleh Palang Pracharath Party, dikutip dari the Straits Times, Jumat (8/2/2019).

Perlu diketahui bahwa dalam ketentuan pemilu Thailand yang baru, partai-partai yang akan bertarung untuk jabatan perdana menteri, harus menyebutkan calon mereka terlebih dahulu.

Ketua Pengurus Thai Raksa Chart Party, Preechapol Pongpanich, menyatakan bahwa keluarga raja itu sangatlah sesuai menjadi perdana menteri.

"Dewan (partai) setuju dengan (pencalonan) Putri Ubolratna, orang yang berpendidikan dan terampil, adalah pilihan yang tepat," kata Preechapol.

Untuk memenangkan Putri Ubolratna, Thai Raksa Chart Party, yang memenangkan pemilihan 2011 lalu, telah mengatur strategi. Salah satunya, berkoalisi dengan Partai Pheu Thai, partai utama klan Shinawatra.

Pemilihan itu akan menjadi yang pertama sejak militer menggulingkan pemerintahan Yingluck Shinawatra hampir lima tahun yang lalu, untuk menulis ulang konstitusi, memberangus perbedaan pendapat dan menunjuk sekutu militer penting di seluruh birokrasi.

Pemilihan umum Thailand akan diadakan selambat-lambatnya akhir Februari. Sayangnya, karena penandatanganan dekret oleh Raja Maha Vajiralongkorn terlambat, pemilu diperkirakan akan molor beberapa pekan dari rencana awal.

Simak video berikut:

Sulit Dikalahkan

Putri Ubolratana
Ubolratana Rajakanya dari meninggalkan status ningrat Thailand karena menikah dengan kalangan biasa. (Sumber Wikimedia Commons)

Putri Ubolratana adalah anak tertua dari Raja Bhumibol Adulyadej. Pada usia 21 tahun, Putri Bhumibol bersedia melepaskan gelar kerajaannya demi menikah dengan seorang mahasiswa di Massachusetts Institute of Technology (MIT), salah satu universitas terbaik di Amerika Serikat.

Bahtera rumah tangganya tak semulus yang dibayangkan, pada 1998 ia bercerai dari sang suami. Putri Ubolratana lalu kembali ke Thailand dan menjalani hidup sebagai bangsawan.

Putri Ubolratana adalah seorang yang kerap menjadi sorotan di media sosial. Ia memiliki sekitar 100.000 pengikut di instagram.

Dr. Paul Chambers, seorang ahli Asia Tenggara di Universitas Naresuan di Thailand, mengatakan bahwa Putri Ubolratana akan sangat sulit untuk dikalahkan.

"Akan sulit bagi partai untuk melawan sang putri. Akan sulit bagi siapapun untuk berkampanye melawannya. Para pemilih akan kesulitan untuk memilih seseorang yang bukan bagian dari bangsawan, karena ideologi Thailand menempatkan bangsawan di atas," katanya.

Sementara itu, Prayut Chan-o-cha yang didukung oleh Palang Pracharath Party tidak ingin kalah begitu saja.

Prayut telah dibantu oleh empat menteri kunci dalam kabinet pasca-junta militer, yang telah mencopot jabatannya pada akhir Januari untuk berfokus pada pemenangan pemilu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya