Thailand Berselimut Asap Beracun, 400 Sekolah Ditutup

Ratusan sekolah di Thailand terpaksa ditutup, agar siswa tidak terpapar kabut asap yang berbahaya.

oleh Siti Khotimah diperbarui 31 Jan 2019, 11:31 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2019, 11:31 WIB
Kabut asap di Thailand mengganggu siswa sekolah (AFP Photo / Romeo Gacad)
Kabut asap di Thailand mengganggu siswa sekolah (AFP Photo / Romeo Gacad)

Liputan6.com, Bangkok - Kabut asap beracun di Bangkok, Thailand, telah memaksa 400 sekolah meliburkan siswanya hingga akhir pekan. Hal itu dilakukan untuk melindungi mereka dari bahaya yang ditimbulkan.

Asap dari kendaraan, pekerjaan konstruksi, dan pabrik, serta pembakaran telah menyebabkan ibu kota Thailand memiliki kondisi udara yang buruk. Bahkan, polusi itu mengandung partikel debu sangat halus yang disebut dengan PM2.5.

Menurut Indeks Kualitas Udara Dunia atau The World Air Quality Index project (AQICN), saat ini Bangkok memiliki indeks 170. Angka itu merujuk pada udara yang tidak sehat, dikutip dari BBC News pada Kamis (31/1/2019).

Meskipun demikian, indeks itu masih sangat jauh dengan New Delhi, India, yang berangka 390, merujuk pada polusi yang berbahaya.

Pemerintah Thailand juga terpaksa melarang pembakaran dupa dan kembang api pada perayaan Tahun Baru Imlek, 5 Februari mendatang. Hal itu dilakukan agar kualitas udara tidak semakin memburuk.

Saksikan video pilihan berikut:

Kabut Asap Terjadi Dua Pekan Lalu

Kabut asap yang tidak sehat mengganggu aktivitas masyarakat Bangkok, Thailand (AFP Photo)
Kabut asap yang tidak sehat mengganggu aktivitas masyarakat Bangkok, Thailand (AFP Photo)

Sementara itu, kabut asap juga terjadi di Thailand pada dua pekan sebelumnya, 14 Januari 2019, menurut surat kabar The Daily Star.

Hal itu menyebabkan wisatawan yang tengah berkunjung ke Bangkok terpaksa pergi ke luar daerah untuk menghindari udara yang berbahaya.

Di samping itu, PM.2 telah meningkatkan jumlah pasien yang menderita penyakit pernapasan di Bangkok. Setidaknya 2,4 juta orang dari 11 juta warga ibu kota telah menderita alergi dan penyakit pernapasan.

Menurut analisis yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kasikorn, kabut asap itu dapat menelan kerugian hingga 6,6 miliar baht (sekira Rp 2,97 triliun) untuk sektor kesehatan dan pariwisata.

Menurut sebuah laporan penelitian, masalah polusi udara yang parah ini, dapat ditangani secara efektif hanya dengan membersihkan kabut asap.

Pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin, yaitu dengan menyemai awan hujan, menyapu jalan, serta membatasi jumlah kendaraan. Meskipun demikian, upaya itu tidak kunjung membuahkan hasil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya