24-3-1999: Saat NATO Membombardir Yugoslavia

NATO memutuskan memborbardir Serbia untuk melengserkan kekuasaan Slobodan Milosevic.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 24 Mar 2019, 06:02 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2019, 06:02 WIB
Ilustrasi ledakan bom
Ilustrasi ledakan bom (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pada kurun waktu 1990-an hingga awal 2000, terjadi sejumlah pertempuran yang disebut Perang Yugoslavia. Ini merupakan konflik dan kekerasan etnis yang terjadi di kawasan Federasi Yugoslavia, yang paling mematikan di Eropa setelah Perang Dunia II.

Dalam rangkaian perang tersebut, pihak luar terutama Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau biasa disebut NATO turun tangan. Tepat 20 tahun lalu, atau 24 Maret 1999, NATO melancarkan serangan ke Yugoslavia.

Seperti dimuat History.com, serangan ini sebagai tindak lanjut atas pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Serbia terhadap etnis Kosovo dan Albania pada 4 hari sebelumnya, 20 Maret 1999.

Area Kosovo terletak di jantung Kekaisaran Serbia pada Abad Pertengahan. Namun kemudian kawasan ini direbut Turki pada tahun 1389. Ratusan tahun kemudian, Serbia berhasil merebut Kosovo kembali dari Turki, pada 1913.

Serbia bangkit lagi, dan menjadikan Kosovo sebagai salah satu provinsi pada 1918.

Pada tahun 1945, Pemimpin komunis Josip Broz Tito kemudian mendirikan Republik Rakyat Federal Yugoslavia, sebagai negara besar yang terdiri dari negara-negara Balkan, Serbia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Motenegro, Slovenia dan Makedinia.

Sebagian negara-negara tersebut melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Tito. Tito menyerah terhadap pasukan Kosovo, sehingga Kosovo kemudian menjadi negara merdeka.

Saat itu, orang Serbia sangat membenci pemerintahan otonomi Kosovo yang kerap berseberangan. Pada 1987, Slobodan Milosevic terpilih sebagai pemimpin Partai Komunis Serbia dan berjanji akan memulihkan pemerintahan Serbia termasuk merebut kembali Kosovo.

Pemerintahan Serbia mengirim pasukan untuk memaksa pemerintah otonomi Kosovo menyerahkan kekuasaan. Langkah Serbia ini memicu konflik besar dan berdampak pada pembubaran Federasi Yugoslavia pada tahun 1991.

Tahun 1992, krisis negara Balkan semakin memburuk. Sebuah negara Yugoslavia baru yang terdiri dari Serbia dan Montenegro bertempur melawan Kosovo selama empat tahun.

Baik Serbia maupun Kosovo saling melancarkan serangan. Serbia melakukan tindakan keras termasuk membantai etnis Kosovo.

Sejak itu, NATO turun tangan dengan mengancam akan melakukan serangan udara ke Serbia jika tidak menghentikan pembantaian. Karena diancam, Pemimpin Serbia Milosevic melunak. Ia setuju dan mengizinkan para pengungsi Kosovo dan etnis lain pulang ke daerahnya.

Jalur diplomasi dan dialog antara Serbia dan Kosovo coba ditempuh di Paris. Namun gagal. 20 Maret 1999, Serbia menyerang Kosovo. Dan tanggal 24 Maret NATO memutuskan memborbardir Serbia.

Serangan udara NATO ini menargetkan bangunan kantor pemerintah Serbia untuk melengserkan kekuasaan Milosevic. Saat itu, warga Serbia mengungsi ke negeri tetangga, Albania, Makedonia, dan Montenegro.

Pada 10 Juni, serangan NATO ini berakhir setelah disepakati perjanjian damai yang menyerukan pasukan Serbia di Kosovo. Kemudian Kosovo akan dijaga oleh pasukan NATO.

Serangan NATO ini menyebabkan sejumlah orang tewas, termasuk warga sipil Serbia, pengungsi Kosovo. Salah satu dampak serangan NATO ini juga mengakibatkan warga China Tewas akibat terkena ledakan bom di Kedubes China di Serbia. Hal ini menyebabkan ketegangan hubungan antara Amerika Serikat dan China.

Sementara itu, pemimpin Serbia Milosevic digulingkan dari kekuasaan pada Oktober 2000. Ia digantikan oleh Vojislav Kostunica yang berjanji akan memulihkan krisis di negerinya, termasuk bisa melakukan hubungan diplomatik dengan seluruh negara, setelah sebelumnya terisolasi.

Sejarah lain mencatat pada 24 Maret 1989, kapal minyak Exxon Valdez menumpahkan minyak di Alaska dan menyebabkan pencemaran limbah besar. Sementara itu pada 1874, Hary Houdini pesulap kenamaan AS lahir ke dunia.

 

Saksikan juga video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya