Liputan6.com, St Petersburg - Sabtu pekan lalu, Rusia meluncurkan sebuah kapal pemecah es bertenaga nuklir, yang disebut oleh banyak pengamat, sebagai bagian dari progam ambisius dalam memanfaatkan potensi komersial Arktik.
Kapal produksi galangan nasional di St Petersburg itu diberi nama Ural, dan akan menjadi bagian dari trio pemecah es terbesar dan paling kuat di dunia, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Senin (27/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, Rusia juga dikabarkan sedang membangun beberapa infrastruktur baru dan merombak pelabuhannya, di tengah siklus iklim yang lebih hangat.
Dalam satu dekade terakhir, Rusia menyiapkan lebih banyak lalu lintas di Laut Arktik, yang disebutnya sebagai Rute Laut Utara (NSR), dan diperkirakan bisa dilayari sepanjang tahun.
Ural akan diserahkan kepada perusahaan energi nuklir milik negara Rusia Rosatom pada 2022 mendatang, setelah dua pemecah es lainnya dalam seri yang sama, Arktika (Arktik) dan Sibir (Siberia), selesai diproduksi.
"Ural bersama dengan para 'saudaranya' adalah pusat dari proyek strategis kami untuk membuat NSR terbuka sepanjang tahun," kata Alexey Likhachev, kepala eksekutif Rosatom.
Ambisi Pelayaran Rusia di Laut Arktik
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada April lalu, bahwa negara itu akan mempercepat perakitan kapal pemecah es, dengan tujuan meningkatkan lalu lintas barang secara signifikan di sepanjang pesisir Kutub Utara.
Rencana tersebut merupakan bagian dari upaya memperkuat pengaruh Rusia di High North, atau perlintasan paling utara di Laut Arktik, yang kini juga tengah berusaha diklaim oleh Kanada, Amerika Serikat, Norwegia, dan pendatang baru China.
Pada 2035, Putin mengatakan armada Arktik Rusia akan mengoperasikan setidaknya 13 kapal pemecah es untuk tugas berat, di mana sembilan di antaranya akan didukung oleh reaktor nuklir.
Advertisement
Berharap Bisa Dilayari Segera
Rusia berharap rute utara yang membentang dari Murmansk ke Selat Bering dekat Alaska bisa dilayari dalam waktu dekat, sehingga memotong jarak tempuh laut dari Asia ke Eropa.
Sementara untuk operasional Ural, kapal ini akan dikawal oleh 75 orang, dan mampu memotong es setebal tiga meter.
Menurut analisis Lembaga Survei Geologi AS, perairan Arktik diperkirakan memiliki cadangan minyak dan gas (migas) setara 412 miliar barel, atau sekitar 22 persen jumlah komoditi terkait yang belum ditemukan di dunia.