Benarkah Menguap Itu Pertanda Kita Sedang Lelah? Ini Penjelasan Ahli

Apakah menguap itu sebagai tanda kita sedang lelah? Ahli dari Lake Erie College of Osteopathic Medicine memberi jawabannya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 07 Jun 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2019, 19:40 WIB
Kalau Kamu Menguap, Kenapa Orang Lain yang Melihat Ikut Menguap?
ilustrasi menguap | Via: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Mark A. W. Andrews, profesor fisiologi dan direktur program Studi Independen di Lake Erie College of Osteopathic Medicine menjelaskan banyak pertanyaan; Apakah menguap itu tanda seseorang bosan?

Menurut Andrews, menguap tampaknya bukan hanya tanda kelelahan tetapi juga tanda yang jauh lebih umum dari perubahan kondisi di dalam tubuh.

Dikutip dari laman scientificamerican, Jumat (7/6/2019), penelitian telah menunjukkan bahwa kita menguap ketika kita lelah, serta ketika kita bangun, dan pada saat lain ketika keadaan tubuh berubah.

Sejumlah teori tentang asal usul menguap telah da sejak bertahun-tahun lalu. Beberapa bukti menunjukkan bahwa menguap adalah sarana untuk mengkomunikasikan perubahan kondisi tubuh atau lingkungan internal kepada orang lain.

Jika demikian, maka sifat menularnya kemungkinan besar merupakan sarana komunikasi dalam kelompok, sebab ini adalah sarana untuk menyinkronkan perilaku.

Menguap adalah refleks stereotip yang ditandai dengan inhalasi dalam tunggal (dengan mulut terbuka) dan peregangan otot-otot rahang.

Ini terjadi pada banyak hewan, termasuk manusia, dan melibatkan interaksi antara otak bawah sadar dan tubuh, meskipun mekanismenya masih belum jelas.

Adapun etiologi menguap, selama bertahun-tahun diperkirakan menguap berfungsi untuk membawa lebih banyak udara karena kadar oksigen yang rendah untuk dirasakan oleh paru-paru.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Menguap Bisa Menular? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Tingkah Lucu Para Biksu Cilik Rayakan Kelahiran Buddha
Seorang anak lelaki bernama Budha Bon Young menguap setelah kepalanya dicukur saat kebaktian merayakan ulang tahun ke-2.563 Buddha di Kuil Jogye di Seoul, Korea Selatan, Senin (22/4). Perayaan ulang tahun Buddha akan jatuh pada 12 Mei mendatang. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Para ilmuwan menyebut kejadian itu sebagai menguap yang menular yang termasuk suatu jenis "echophenomenon."

Dengan kata lain, menurut laporan dalam jurnal Current Biology yang terbit Kamis, 31 Agustus 2017, ia adalah imitasi otomatis terhadap orang lain.

Jenis-jenis lain echophenomenon adalah "echolalia,” yaitu imitasi perkataan seseorang, dan "echopraxia," yaitu imitasi tindakan seseorang.

Untuk meneliti apa yang terjadi pada otak ketika seseorang "tertular" menguap, para peneliti mengamati 36 orang dewasa yang diminta menonton beberapa klip video orang lain dengan menguap.

Ternyata, itu semua benar-benar terjadi. Banyak orang yang menguap setelah meliha video tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya