Liputan6.com, Jakarta - Aksi terorisme yang kerap terjadi di dunia bak bayangan yang selalu mengintai. Tak jelas kapan datangnya, namun satu yang pasti, terorisme akan selalu menelan korban yang tak tahu apa-apa.
Ribuan cara telah ditempuh sejumlah badan kewenangan dari berbagai negara dan instansi, namun pelaku tetap berhasil mencari cara menjalankan misi mereka yang kerap dihubungkan atas nama agama.Â
Menurut laporan Global Terrorism Index 2019 yang dirilis oleh para pakar dari Institute for Economics & Peace (IEP) yang bermarkas di Sydney Australia, jumlah total kematian akibat terorisme di tahun ini telah menurun sebanyak 15,2 persen dengan angka 15.952 kematian.Â
Advertisement
Baca Juga
Walaupun begitu, jumlah negara yang terkena dampak terorisme tetaplah tinggi.Â
Afghanistan menempati posisi pertama sebagai negara yang mengalami kemunduran terkait dengan terorisme. Jumlah kematian yang terjadi mencapai 7.379, angka tersebut merupakan hasil dari kenaikan sejumlah 59 persen dari tahun sebelumnya.Â
Posisi selanjutnya diisi oleh Irak, Nigeria, Suriah dan Pakistan. Kelimanya menempati posisi teratas dalam daftar negara yang masuk dalam kategori terdampak terorisme sangat tinggi.Â
Lalu, dimanakah posisi Indonesia?Â
Indonesia menempati posisi ke 35 dari 138 negara yang terdaftar. Kendati demikian, posisi Indonesia tidak dapat dikatakan aman lantaran masih memiliki dampak terorisme yang masuk kategori sedang.
Penting untuk diketahui juga, pada 2019 sejak 2003, Irak bukanlah negara yang paling terdampak terorisme. Selain itu, Irak dan Somalia juga mengalami penurunan angka kematian secara drastis akibat berkurangnya kegiatan dari kelompok ISIL dan Al-Shabaab.Â
Sejumlah negara seperti Singapura, Kamboja serta Oman ternyata masuk dalam daftar negara yang tidak memiliki dampak terorisme apapun. Hal itu yang menyebabkannya bersama dengan sejumlah negara lain, masuk dalam daftar paling rendah.
Rupanya, beberapa kejadian terorisme yang menghebohkan dunia di 2019 tak hanya terjadi di negara-negara tersebut. Berikut adalah 7 kejadian aksi terorisme yang paling menggegerkan dunia di tahun 2019:Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Dua Bom Meledak di Gereja Filipina Selatan
Pada Januari lalu, tepatnya Minggu 27 Januari 2019, dua bom meledak di sebuah Gereja Katedral Katolik-Roma di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina selatan.
Ledakan di Katedral Our Lady of Mount Carmel menewaskan setidaknya 21 orang dan menyebabkan puluhan lainnya terluka, kata para pejabat. Beberapa media menyebut, korban tewas mencapai sekitar 27 orang dan korban luka berkisar 77 orang.
Teror bom itu terjadi ketika wilayah Filipina selatan yang mayoritas muslim baru saja menggelar referendum pembentukan wilayah otonomi Bangsamoro di Mindanao, yang dimulai pada Senin 21 Januari 2019.
Baca Juga
Hampir tiga juta orang pemilih memberikan suara dalam referendum di beberapa daerah di Mindanao yang bergejolak. Referendum itu dapat memberikan kesempatan bagi Bangsa Moro di sana untuk mendirikan daerah otonomi dengan hak yang lebih besar.
Voting itu merupakan tindak lanjut ketika pemerintah Filipina menyetujui Undang-Undang Bangsamoro Organic Law (BOL) pada Juli 2018, yang salah satu isinya mengatur tentang referendum pembentukan wilayah otonomi Bangsamoro.
Â
Advertisement
2. Penembakan Masjid di Christchurch
Selain di gereja, aksi teror juga kerap terjadi di tempat ibadah lainnya. Contohnya saja penembakan massal yang terjadi di masjid di kota Christchurch, Selandia Baru. Insiden tersebut terjadi pada saat masyarakat Muslim di sana tengah menjalankan ibadah salat Jumat di Masjid Al Noor.Â
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan bahwa 40 orang tewas akibat serangan dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Selain korban meninggal, terdapat lebih dari 20 orang luka-luka.
Baca Juga
Sedangkan menurut media Radio NZ, jumlah korban luka-luka mencapai 48. Mereka telah mendapatkan penanganan medis saat ini, di Christchurch Hospital.Â
Pihak pemerintah percaya bahwa Selandia Baru dipilih karena selama ini dikenal dengan perdamaiannya, termasuk penghargaan pada keberagaman. Teroris memilih negaranya, menurut Ardern, karena selama ini memiliki citra baik yang menghargai orang-orang termasuk para pengungsi yang membutuhkan bantuan.
3. Teror Bom Beruntun Sebanyak 8 Kali di Sri Lanka
Lagi-lagi terjadi di tempat ibadah, teror beruntun terjadi di sebuah Gereja di Sri Lanka. Ironisnya, insiden tersebut terjadi disaat masyarakat setempat sedang mengikuti misa paskah.Â
Parahnya lagi, dalam 20 menit telah terjadi 6 ledakan bom di 6 tempat berbeda. Bom memorak-porandakan 3 hotel dan 3 gereja, dan jelas merenggut jiwa manusia.
Baca Juga
Selang 5-6 jam kemudian, 2 ledakan kembali menggetarkan Sri Lanka.
Beberapa hari selang kejadian, ISIS mengklaim bahwa pihaknya lah yang menjadi dalang kejadian mengerikan tersebut.Â
Namun, kelompok itu tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim mereka. Dan seperti pada berbagai serangan teroris sebelumnya, klaim ISIS kerap bersifat oportunistik untuk mencari sorotan semata.
Kendati demikian, otoritas Sri Lanka sebelumnya telah menduga bahwa organisasi teroris internasional mungkin telah membantu kelompok lokal National Thowheeeth Jamaath (NTJ) dalam melancarkan bom bunuh diri di tiga gereja, empat hotel dan satu rumah di Kolombo dan Batticaloa.Â
Advertisement
4. Teror Penembakan di Hotel Somalia
Teror penembakan menyasar terjadi di sebuah hotel, di Kota Kismayo di pesisir Somalia pada Jumat 12 Juli 2019. Polisi setempat mengatakan beberapa pria bersenjata menyerbu Hotel Assey yang dijaga ketat di Kismayo, sekitar 500 kilometer selatan ibu kota Mogadishu.
Baca Juga
Sekitar 10 orang dilaporkan tewas dan belasan lainnya terluka akibat insiden tersebut, Di antara para korban adalah Hodan Nalayeh, seorang jurnalis sekaligus bintang YouTube asal Kanada keturunan Somalia. Pria berusia 43 tahun itu terluka parah dalam penembakan tersebut, dan tidak sempat terselematkan saat dibawa ke rumah sakit.
Kelompok militan Al Shabaab mengaku bertanggung jawab atas penembakan itu dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs web miliknya.
Mereka mengatakan pihaknya menargetkan menteri negara Jubbaland, anggota parlemen regional dan federal, serta kandidat politik lainnya di hotel tersebut.
Hassan Ali Khayre, Perdana Menteri Somalia mengutuk "serangan brutal" dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, dan mengirim belasungkawa kepada kerabat para korban.
5. Penembakan Pemakaman di Nigeria oleh Kelompok Boko Haram
Upacara pemakaman di Nigeria utara jadi sasaran serangan Boko Haram. Akibat aksi kelompok militan itu, puluhan pelayat terbunuh. Setidaknya 65 orang kehilangan nyawa setelah tersangka gerilyawan Boko Haram menembaki pemakaman di negara bagian Borno, timur laut Nigeria.
Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengecam serangan yang dilakukan Boko Haram, dan memerintahkan angkatan udara dan tentara untuk memburu mereka yang melakukannya.
Boko Haram, yang diartikan sebagai "Pendidikan Barat dilarang" melarang Muslim untuk mengambil bagian dalam aktivitas politik atau sosial apa pun yang terkait dengan Barat. Kelompok ini berupaya menggulingkan pemerintah dan menciptakan negara Islam.
Kelompok militan ini aktif tidak hanya di Nigeria, tetapi juga di negara-negara tetangga seperti Chad, Niger dan Kamerun.
Advertisement
6. Bom di Pesta Pernikahan Afghanistan oleh ISIS
Tak kenal tempat, pelaku aksi teror ternyata berani melancarkan misinya melakukan bom bunuh diri di sebuah pesta pernikahan di Afghanistan pada Agustus lalu.Â
Korban yang selamat dan saksi mata mengatakan pelaku meledakkan rompi bomnya di atas panggung, ketika banyak orang dewasa dan anak-anak tengah menari riang.Â
Bom tersbeut meledak di balai pernikahan Dubai City yang berlokasi di wilayah barat Kabul, yang merupakan rumah bagi komunitas minoritas Syiah Hazara. Wilayah itu diketahui kerap menjadi target serangan oleh ISIS dalam beberapa tahun terakhir.
Serangan bom itu terjadi pada waktu yang tidak pasti di Afghanistan, ketika Amerika Serikat (AS) dan Taliban --tanpa campur tangan pemerintah Afghanistan-- tengah mendekati kesepakatan untuk mengakhiri perang hampir 18 tahun.
7. 10 Ledakan Teror Iringi Perayaan Hari Kemerdekaan Afghanistan
Bukannya menjadi suatu perayaan kenegaraan yang meriah, namun nampaknya perayaan hari kemerdekaan ke-100 bagi Afghanistan jadi mimpi buruk bagi masyarakat seluruh negara tersebut. Pasalnya, sebuah serangan terjadi tepat pada hari perayaan tersebut.Â
Wakil juru bicara gubernur Provinsi Nangarhar, Noor Ahmad Habibi mengatakan bahwa sekitar 66 orang terluka akibat sepuluh ledakan di dalam dan sekitar Jalalabad.
Tadinya, perayaan kemerdekaan direncanakan berlangsung secara ekstensif di seluruh Afghanistan pada hari Senin. Hal tersebut telah dituangkan dalam dekrit presiden pada Juni lalu, dengan menggelontorkan anggaran senilai US$ 4,8 juta, atau setara Rp 68,4 miliar.
Serangan ini terjadi setelah kejadian bom bunuh diri juga menimpa sebuah pesta pernikahan di Afghanistan juga.Â
Advertisement