Virus Corona Bikin Sektor Pariwisata dan Ritel Australia Menurun

Dampak Virus Corona pada pabrik-pabrik dan pariwisata China mampu menghasilkan pukulan besar bagi pengecer barang di Australia.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Feb 2020, 16:37 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2020, 16:37 WIB
Penerbangan dari Kota Pusat Wabah Virus Corona Ditutup
Penerbangan dari Wuhan Ditutup: Pelancong berjalan melintasi papan informasi tentang penerbangan dari Wuhan telah dibatalkan di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing pada Kamis (23/1/2020). China menangguhkan semua transportasi dari dan ke kota pusat penyebaran virus corona. (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta Dampak Virus Corona pada pabrik-pabrik dan pariwisata China mampu menghasilkan pukulan besar bagi pengecer barang di Australia serta mempengaruhi perekonomian yang lebih luas, demikian menurut analis dari Commonwealth Bank dan ANZ, dikutip dari The Guardian, Rabu (12/2/2020).

Pengecer elektronik seperti JB Hi-Fi dan Harvey Norman dapat melihat gangguan signifikan pada pasokan komputer, TV, dan ponsel pintar dari produk mereka saat wabah Virus Corona China menutup pabrik-pabrik tempat elektronik dibuat.

Pabrik-pabrik ponsel, termasuk Foxconn, pemasok iPhone Apple, telah ditutup di China. Para analis industri memperkirakan penurunan produksi sebesar 12%.

Turis China dan pelajar internasional juga lebih banyak menghabiskan uang mereka untuk membeli sesuatu melalui pengecer Australia daripada kebangsaan lain.

Hal ini berarti larangan perjalanan pemerintah dari China ke Australia maupun Australia ke China yang sedang berlangsung juga akan merusak sektor ini.

Felicity Emmett, ekonom senior di ANZ mengatakan bahwa kota Wuhan adalah pusat bagi pabrik-pabrik elektronik. "Wuhan adalah pusat teknologi tinggi sehingga mereka akan memproduksi banyak hal yang akan diekspor ke daerah-daerah seperti Australia. Jadi sangat layak bahwa akan ada daerah di sektor itu yang akan terkena dampak karena kurangnya produksi," katanya.

"Apa yang sudah kita lihat di beberapa bagian Asia adalah masalah dengan rantai pasokan," tambahnya.

"Impor terbesar kami dari Tiongkok adalah peralatan telekomunikasi - senilai hampir $ 9 miliar. Yang berikutnya adalah komputer. Jadi ini sangat penting. 20 persen impor kami dari China adalah telekomunikasi atau komputer."

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Gangguan Terjadi Sangat Cepat

Turis China dan pelajar internasional
Turis China dan pelajar internasional. (Liputan6/Joel Carret/AP)

Michael Blythe, kepala ekonom dari Commonwealth Bank, mengatakan gangguan itu dapat terjadi dengan sangat cepat.

"Salah satu cara gangguan dari virus ini terjadi, rantai produksi global pada dasarnya berhenti bekerja," katanya. "Elektronik adalah contoh klasik dari rantai itu. Jika pabrik-pabrik itu tidak bekerja atau tidak bekerja dengan kapasitas normal, Anda dapat melihat gangguan ini datang dengan sangat cepat."

Para ahli mengatakan hal ini mungkin bisa menjadi celah dalam melihat harga yang lebih tinggi. Tetapi kemungkinan bahwa virus ini akan menyebabkan kekurangan dan keterlambatan dalam proses pembuatan maupun pengiriman barang-barang seperti TV dan komputer, lebih besar.

Rute pengiriman Australia belum secara khusus dipengaruhi oleh pembatasan perjalanan pemerintah, demikian menurut CEO Ports Australia, Mike Gallacher. Dia mengatakan, baik impor dan ekspor maritim terus berjalan seperti biasa.

Larangan perjalanan pemerintah, yang diumumkan pada 1 Februari, memang mengharuskan siapa pun yang melewati daratan China menghabiskan setidaknya 14 hari di luar China sebelum memasuki Australia.

Tetapi banyak kapal barang dari China ke Australia yang sebenarnya membutuhkan waktu 13 atau 14 hari untuk tiba, justru hanya membuat sedikit keterlambatan.

"Sebagai negara kepulauan dengan 98% perdagangannya masuk melalui pelabuhan kami, impor dan ekspor harus dan akan terus berlanjut dengan penambahan langkah-langkah keamanan tambahan," kata Gallacher.

Kepala eksekutif JB Hi-Fi, Richard Murray, mengatakan penjualan ABC belum terpengaruh oleh wabah. JB Hi-Fi mencatat kenaikan laba setengah tahun sebesar 9% pada minggu ini, dan kenaikan penjualan sebesar 4%.

"Dari perspektif toko, kami belum melihat dampak apa pun," katanya. Murray mengatakan masalah pasokan kemungkinan,  tetapi "kami akan mulai mendapatkan pemasok yang lebih baik dalam empat hingga enam minggu."

Lebih Buruk Daripada SARS

Pabrik Hyundai di Korea Selatan
Pabrikan kendaraan Hyundai Motor terpaksa menghentikan produksinya di Korea Selatan, basis manufaktur terbesarnya, karena kekurangan pasokan suku cadang dari China akibat virus corona (Yelim LEE/AFP)

Awal bulan ini, gubernur Reserve Bank, Philip Lowe, mengatakan dampak ekonomi dari Virus Corona baru akan lebih buruk daripada Sars.

RBA juga sebelumnya meramalkan bahwa krisis kekeringan dan kebakaran hutan akan memperlambat pertumbuhan sebesar 0,45 poin persentase tahun ini.

Emmett mengatakan bahwa dampak utama Virus Corona adalah pada pariwisata dan pendidikan. "Itu adalah pukulan paling langsung yang akan didapat Australia," katanya. "Pandangan kami adalah bahwa dengan sendirinya, kejadian ini akan mengambil 0,5 persen poin dari pertumbuhan di kuartal pertama."

Selain itu, sekitar 100.000 warga negara China dengan visa pelajar yang berlaku saat ini berada di luar Australia dan tidak dapat memasuki negara itu sampai larangan perjalanan pemerintah dicabut.

Blythe mengatakan ini akan memiliki dampak ritel yang signifikan juga. "Pengunjung asing, terutama dari China, menghabiskan banyak uang ketika mereka berada di Australia dan ketika mereka berada di toko-toko," katanya.

"Apa yang ditunjukkan oleh data adalah bahwa turis China menghabiskan lebih banyak di tingkat ritel Australia daripada turis lain, dan siswa China menghabiskan lebih banyak uang mereka di toko-toko daripada siswa lain."

Ia juga menjelaskan bahwa aktivitas konsumen telah menjadi bagian terlemah dari ekonomi Australia selama beberapa tahun sekarang. Guncangan terhadap pariwisata dan pendidikan ini memainkan bagian terlemah Australia. Ritel yang berjumlah sekitar 30% dari pengeluaran konsumen, merupakan 56% dari kegiatan ekonomi di Australia.

Blythe mengatakan bahwa beberapa minggu yang lalu mereka mengkhawatirkan Brexit dan perang dagang, sekarang mereka memiliki kekhawatiran baru lagi.

 

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya