WNI dari Wuhan Akan Bikin Buku Kisah Terdampak Wabah Virus Corona COVID-19

WNI Wuhan mengaku sudah diterima masyarakat dan akan merilis buku.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 19 Feb 2020, 18:47 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2020, 18:47 WIB
WNI yang telah menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau jelang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.
WNI yang telah menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau jelang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. (foto: dokumentasi BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Mahasiswa Indonesia asal kota Wuhan, China, mengaku sudah sehat dan mendapat sambutan positif dari masyarakat daerah masing-masing. Para mahasiswa itu baru saja selesai karantina di Natuna pada akhir pekan lalu.

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Wuhan dan PPI Tiongkok menyampaikan terima kasih kepada KBRI Tiongkok, Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Kesehatan RI, anggota DPR RI dan MPR RI, TNI dan Polri, Pemerintah Kabupaten Natuna, serta pemerintah daerah asal masing-masing mahasiswa atas bantuan yang diberikan sehingga mereka bisa kembali ke Tanah Air dengan sehat dan selamat.

Mahasiswa menyatakan hal itu ketika berkunjung ke ruang kerja Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR RI bidang penyerapan aspirasi masyarakat. Lestari didampingi Muhammad Farhan, anggota Komisi I dari Fraksi NasDem yang menyambut kedatangan para mahasiswa Wuhan dan sejumlah orang tuanya dengan hangat.

Dalam pernyataan resmi, Rabu (19/2/2020), selain bertukar cerita tentang ketegangan yang dialami di Tiongkok dan keceriaan saat karantina di Natuna, pada kesempatan itu para mahasiswa juga menegaskan bahwa mereka saat ini benar-benar sehat, setelah menjalani karantina selama 2 minggu di Natuna.

"Sejauh ini masyarakat di lingkungan kami sih menerima kami dengan baik. Demikian juga dengan aparat pemda," ujar Fani, mahasiswa semester 1 Universitas Wuhan.

Selain berterima kasih para mahasiswa juga memberi sejumlah masukan. Antara lain mengungkapkan bahwa ada yang bisa keluar dari Tiongkok dan masuk ke Indonesia tanpa pemeriksaan yang ketat. Itu terjadi pada saat sejumlah bandara di Tiongkok belum di lockdown.

"Mereka tidak langsung ke Indonesia. Mereka ke negara lain yang longgar pengawasannya dulu, baru terbang ke Indonesia. Mereka bisa tidak melalui pemeriksaan yang ketat," jelas Riza, salah satu mahasiswa Universitas Wuhan.

Dia berharap petugas di bandara bisa lebih ketat lagi dalam meneliti riwayat perjalanan para penumpang pesawat, untuk membatasi kemungkinan penyebaran COVID-19 antarnegara.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rilis Buku

WNI yang telah menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau jelang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.
WNI yang telah menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau jelang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing, Sabtu (15/2/2020). (foto: dokumentasi BNPB)

Setelah mendengar berbagai cerita, Mbak Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, yang juga legislator Partai NasDem itu mengusulkan agar cerita para mahasiswa itu dibukukan. Sehingga pengalaman yang jarang ini bisa dibagikan ke masyarakat luas agar lebih mewaspadai dampak Covid-19.

Menanggapi usulan Mbak Rerie, mahasiswa yang tergabung dalam PPI Tiongkok dan Wuhan itu setuju untuk mulai menulis kisahnya masing-masing untuk kemudian dibuat buku.

Mengomentari kedatangan para mahasiswa anggota Komisi I Fraksi NasDem, Muhammad Farhan mengungkapkan kerja sama yang solid antara Kementerian Luar Negeri, anggota Legislatif dan swasta memperlancar proses pemulangan para mahasiswa dari Wuhan, Tiongkok.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya