Afrika Butuh 1,2 Triliun Dolar AS untuk Pulih dari Pandemi COVID-19

Kerusakan ekonomi serta biaya kesehatan yang disebabkan oleh COVID-19 telah membuat Afrika membutuhkan US$ 1,2 triliun selama tiga tahun ke depan agar pulih dari dampak pandemi.

oleh Hariz Barak diperbarui 12 Okt 2020, 12:53 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2020, 12:53 WIB
FOTO: Afrika Selatan Lockdown, Polisi dan Tentara Patroli di Jalanan
Sejumlah polisi membujuk seorang warga untuk pulang ke rumah di Johannesburg, Afrika Selatan, Senin (30/3/2020). Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menetapkan karantina wilayah atau lockdown nasional selama 21 hari untuk mencegah penularan virus corona COVID-19. (Xinhua/Yeshiel Panchia)

Liputan6.com, D.C - Kerusakan ekonomi serta biaya kesehatan yang disebabkan oleh COVID-19 telah membuat Afrika membutuhkan US$ 1,2 triliun selama tiga tahun ke depan agar pulih dari dampak pandemi, kata Dana Moneter Internasional atau IMF.

Kepala IMF Kristalina Georgieva mengatakan dunia "harus berbuat lebih banyak untuk mendukung Afrika agar [pulih] ... dari krisis ini," demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (11/10/2020).

Afrika memiliki lebih sedikit infeksi COVID-19 dan kematian daripada kebanyakan benua lain.

Namun Bank Dunia mengatakan 43 juta lebih orang Afrika berisiko mengalami kemiskinan ekstrem akibat pandemi.

Dampak ekonomi membalikkan tren dalam beberapa tahun terakhir dari pertumbuhan yang kuat di Afrika, karena pekerjaan telah hilang dan pendapatan keluarga telah berkurang 12%, kata Georgieva pada pertemuan virtual IMF.

Untuk membantu meredakan dampak pandemi, sejumlah pemerintah negara Afrika telah memperkenalkan kebijakan mitigasi yang menelan biaya 2,5% dari PDB, tambahnya.

IMF telah memberi negara-negara Afrika sekitar US$ 26 miliar untuk meredam dampaknya tetapi bahkan dengan bantuan pemberi pinjaman swasta dan bantuan negara lain masih ada kekurangan dana yang sangat besar.

"Beberapa negara menghadapi beban hutang yang tinggi yang memaksa mereka untuk memilih antara pembayaran hutang dan pengeluaran sosial dan kesehatan tambahan," kata ketua IMF.

Sebagai sarana untuk membantu, dia menyerukan perpanjangan moratorium pembayaran hutang G20 dan ingin lebih banyak dana tersedia untuk dipinjamkan.

Ada lebih dari 1,5 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Afrika dan hampir 37.000 orang telah meninggal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Update COVID-19 di Seluruh Dunia

FOTO: Lockdown Dilonggarkan, Dunia Bisnis Afrika Selatan Berangsur Pulih
Staf perusahaan jasa pindahan Red Ants terlihat di lokasi kerja, Johannesburg, Afrika Selatan, 25 Agustus 2020. Pesanan bisnis Red Ants kembali pulih setelah Afrika Selatan melonggarkan karantina wilayah (lockdown) COVID-19 dari level tiga ke level dua pada 18 Agustus lalu. (Xinhua/Yeshiel)

Angka kasus Virus Corona COVID-19 secara global telah mencapai 37.447.612.

Menurut data dari Worldometers.info, Minggu (11/10/2020), dari total angka kasus tersebut, jumlah kasus yang telah dinyatakan sembuh sudah mencapai 28.097.056. Namun, angka kematiannya juga telah mencapai 1.077.181.

Amerika Serikat, sebagai negara dengan angka kasus tertinggi telah melaporkan 600 kematian baru, hingga menjadikan totalnya kini 219.247 dari 7.942.515 kasus.

Selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya