545 Anak Imigran Terpisah dari Orangtuanya di AS, Ini 5 Faktanya

575 anak imigran dilaporkan terpisah dari orang tuanya. Salah siapa?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Okt 2020, 12:33 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2020, 12:33 WIB
Ribuan Imigran Amerika Tengah Tujuan AS Banjiri Jalanan Meksiko
Ilustrasi: Anak-anak Rombongan imigran Amerika Tengah tujuan Amerika Serikat menunggu tumpangan di sisi jalan saat melangsungkan perjalanan dekat Tapanatepec, Meksiko, Senin (29/10). (AP Photo/Rodrigo Abd)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Amerika Serikat merupakan negara favorit bagi imigran dari Meksiko hingga Amerika Tengah. Namun, jalan para imigran itu tidak selalu mulus. 

Terkadang, para imigran nekat masuk ke AS tanpa dokumen-dokumen legal, sehingga muncul permasalahan imigran ilegal. Ini juga yang membuat Presiden Donald Trump ingin membangun tembok di perbatasan. 

Pemerintah AS sempat mencoba kebijakan zero tolerance (nol toleransi) pada 2018 untuk menangkap para orangtua yang masuk secara ilegal. Akibatnya, para imigran ilegal itu terpisah dari anak-anaknya. 

Kabar terkini, NBC News ada 575 anak hingga kini belum berhasil bertemu kembali dengan orangtua mereka. 

Apa yang terjadi? Berikut beberapa hal terkait terpisahnya 545 anak imigran di AS:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut:


1. Kebijakan Zero Tolerance

Nekatnya Para Imigran Masuk Perbatasan AS
Ilustrasi: Kevin Andres, seorang anak imigran Meksiko berusaha melewati kawat berduri untuk masuk ke perbatasan (28/12). Aksi imigran ilegal ini dilakukan demi bisa menembus perbatasan AS yang semakin ketat. (AP Photo/Daniel Ochoa de Olza)

Kebijakan zero tolerance diterapkan pemerintahan Donald Trump pada 2018. Pada aturan ini, semua imigran yang masuk ke AS secara ilegal akan diseret ke meja hijau, meski ingin mencari suaka. 

Anak-anak dari imigran ilegal pun terpisah dari orang tua mereka yang sedang berurusan dengan hukum. Kebijakan itu memicu kontroversi dan dihentikan di tahun yang sama.

NBC melaporkan ada 2.800 keluarga yang terpisah akibat kebijakan ini. Pada Juni 2018, pengadilan menyetop kebijakan ini dan memerintahkan agar pemerintah mempertemukan keluarga yang terpisah.

Namun, ternyata pada 2017 program ini sudah dicoba di daerah New Mexico dan Texas. Hasilnya, ada tambahan 1.556 anak yang terlanjur terpisah dari orangtua.


2. Terlanjur Kena Deportasi

Nekatnya Para Imigran Masuk Perbatasan AS
Kevin Andres, seorang anak imigran Meksiko berusaha memanjat pagar perbatasan AS (28/12). Banyak Imigran dari karavan memilih menyeberangi tembok perbatasan AS dan menyerahkan diri kepada agen patroli perbatasan. (AP Photo/Daniel Ochoa de Olza)

American Civil Liberties Union (ACLU) mengecam kebijakan Donald Trump dan membantu mencari orang tua yang terpisah dari orang tua mereka. 

Dari sekitar 1.500 anak yang terpisah, ada 545 anak yang orang tuanya masih tak bisa ditemukan

ACLU berkata para orang tua itu dideportasi tanpa anak-anak mereka. 

"Kami tidak akan berhenti mencari sampai menemukan setiap keluarga, tak peduli seberapa lama waktunya," ujar Lee Gelernt, deputi direktur ACLU Immigrants' Rights Project seperti dikutip NBC.

"Realita tragisnya adalah ratusan orang tua dideportasi ke Amerika Tengah tanpa anak-anak mereka, yang tetap di sini bersama keluarga asuh atau keluarga jauh."


3. Siapa yang Mengurus Anak yang Terpisah?

Donald Trump Tinjau Tembok Prototipe di San Diego
Presiden AS, Donald Trump berbincang saat melakukan perjalanan untuk melihat prototipe tembok perbatasan AS dan Meksiko di San Diego, Selasa (13/3). Tembok ini adalah perwujudan dari janji Trump pada kampanye presiden 2016 lalu. (AP/Evan Vucci)

Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintahan Donald Trump menawarkan apakah orang tua ingin dideportasi dengan anak-anak mereka.  

Namun, ACLU berkata para orang tua itu dikecoh sehingga mereka tak bisa membawa anak-anak mereka. 

Ketika orang tua mereka ditahan karena masuk ke AS secara ilegal, anak-anak imigran diurus oleh Kementerian Kesehatan dan Pelayanan Manusia AS. Mereka ditempatkan di berbagai penampungan.


4. Orang Tua Menolak?

Ragam Cara Imigran Gelap Tembus Pagar Perbatasan AS
Dua imigran Honduras mengangkangi perbatasan yang memisahkan Meksiko dari AS di Tijuana, Meksiko, Rabu (21/11). Wali Kota Tijuana mendeklarasikan krisis kemanusiaan di perbatasan kotanya dengan AS. (AP Photo/Ramon Espinosa)

Kementerian Keamanan Nasional AS balik mengecam laporan ACLU. Pihak pemerintah menyebut sudah berhasil mengontak orang tua dari 485 anak.

Hasilnya, belum ada orang tua yang mengiyakan untuk dipertemukan dengan anak-anak mereka.

"Fakta sederhananya adalah ini: setelah dibuat kontak dengan orang tua untuk mempertemukan dengan anak-anak mereka, banyak orang tua menolak," ujar jubir Kementerian Keamanan Nasional AS Chase Jennings via Twitter.

"Hasilnya adalah anak-anak itu tetap di AS sementara orang tua mereka tetap di negara asal," ujar Jennings. 

Jubir Gedung Putih Brian Morgenstern mengatakan hal serupa bahwa orang tua yang terpisah menolak dipertemukan. "Ini bukan karena kurangnya usaha pemerintah."


5. ACLU Membantah

Nekat Terobos Perbatasan Meksiko-AS, Rombongan Migran Ditembaki Gas Air Mata
Imigran menghindari gas air mata petugas patroli perbatasan AS di dekat pagar pembatas antara Meksiko dan Amerika Serikat di Tijuana, Meksiko (25/11). Walikota Tijuana telah menyatakan krisis kemanusiaan di kota perbatasannya. (AP Photo/Ramon Espinosa)

Pihak ACLU menolak versi pemerintah, sebab pihak mereka belum menemukan orang tua dari 545 anak itu. 

Namun, ACLU mengakui bahwa ada orang tua yang meninggalkan anak-anaknya karena situasi di negara mereka tidak aman. ACLU berkata Donald Trump harus membiarkan anak-anak dan orang tua untuk datang ke AS. 

"Solusi yang manusiawi dan sederhana adalah agar adminitrasi Trump untuk mengizinkan para orang tua kembali ke AS dan bersatu dengan anak-anak mereka, tetapi pemerintah tidak mengizinkan itu," ujar Lee Gelernt dari ACLU.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya