Diam-Diam Temui Pangeran Arab Saudi, Apa Tujuan PM Israel Benjamin Netanyahu?

PM Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin Mosad bertemu Pangeran Mohammed bin Salman (MbS).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Nov 2020, 13:10 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2020, 18:50 WIB
Pangeran Mohammed bin Salman
Mohammed bin Salman ditunjuk jadi putra Mahkota Arab Saudi (Foto:Hassan Ammar/AP)

Liputan6.com, Jakarta Media Israel melaporkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diam-diam berkunjung ke Kerajaan Arab Saudi. Pemimpin Mosad, Yossi Cohen, juga dilaporkan hadir. 

Menurut laporan Haaretz, Senin (23/11/2020), Benjamin Netanyahu disebut bertemu Pangeran Mohammed bin Salman (MbS). Pertemuan keduanya berlangsung di kota Neom. 

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dikabarkan turut hadir. Saat ini, Pompeo memang sedang tur di Timur Tengah.

Pesawat Benjamin Netanyahu terpantau oleh situs penerbangan dan mendarat selama 5 jam sebelum kembali ke Tel Aviv. 

Pertemuan ini juga dirahasiakan dari kabinet Netanyahu. Menteri Pertahanan Benny Gantz dan Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi tidak mengetahuinya. 

Belum ada keterangan resmi mengenai topik pertemuan itu, namun ajudan Benjamin Netanyahu, Topaz Luk, angkat bicara di Twitter dan menyebut pemimpinnya sedang membuat perdamaian. 

"Gantz sedang bermain politik, perdana menteri sedang membuat perdamaian," ujar Topaz Luk.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Efek Perjanjian Abraham?

Presiden AS Donald Trump dan perwakilan Israel, Bahrain, dan Uni Emirat Arab menandatangani Perjanjian Abraham di Gedung Putih.
Presiden AS Donald Trump dan perwakilan Israel, Bahrain, dan Uni Emirat Arab menandatangani Perjanjian Abraham di Gedung Putih. Dok: Twitter Ivanka Trump @ivankatrump

Tahun ini, pemerintahan Donald Trump sedang mempromosikan Perjanjian Abraham, yakni upaya normalisasi hubungan Israel dan negara-negara Arab. 

Bahrain dan Uni Emirat Arab sudah setuju untuk melakukan normalisasi. Sebelum pemilu AS 2020, Donald Trump sempat berkata ada beberapa negara lain yang mau bergabung ke Perjanjian Abraham. 

Posisi Arab Saudi pun menjadi sorotan. Ada pakar yang menyebut Saudi berpotensi bergabung, namun ada juga yang menyebut Saudi tak akan bergabung di era Raja Salman.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud melakukan wawancara dengan Reuters dan berkata Saudi mendukung normalisasi asalkan ada perdamaian permanen antara Palestina dan Israel. 

 

Puja Puji Perjanjian Abraham di Pertemuan Bersejarah PM Israel, Menlu AS dan Bahrain

(Kiri ke kanan) Menlu AS Mike Pompeo, PM Israel Benjamin Netanyahu, dan Menlu Bahrain Abdullatif bin Rashid Alzayani, dalam konferensi pers usai pertemuan di Yerusalem, Rabu, 18 November 2020. (Foto: Menahem Kahana/via AP)
(Kiri ke kanan) Menlu AS Mike Pompeo, PM Israel Benjamin Netanyahu, dan Menlu Bahrain Abdullatif bin Rashid Alzayani, dalam konferensi pers usai pertemuan di Yerusalem, Rabu, 18 November 2020. (Foto: Menahem Kahana/via AP)

Kunjungan bersejarah dilakukan dua negara yakni Amerika Serikat dan Bahrain ke Israel.

Seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis 19 November 2020, Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid Alzayani pada Rabu 18 November 2020 melakukan perjalanan bersejarah dengan melawat ke Israel.

Lawatan itu menjadi isyarat terbaru membaiknya hubungan kedua negara pasca-serangkaian perjanjian normalisasi hubungan Israel dan negara-negara Arab yang di mediasi Amerika. 

Alzayani terbang ke Tel Aviv dengan pesawat penumpang Gulf Air, menjadikannya sebagai menteri pertama Bahrain yang melakukan kunjungan resmi ke Israel. Ia melangsungkan serangkaian pertemuan dengan pejabat-pejabat tinggi, disusul pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo.

Dalam konferensi pers bersama, ketiga pemimpin memuji "Abraham Accords" atau Perjanjian Abraham - julukan bagi perjanjian normalisasi hubungan antara Israel, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan.

Netanyahu memuji Presiden Donald Trump dan menantunya Jared Kushner karena "kepemimpinan dan visi mereka mendorong perjanjian bersejarah itu."

Sementara Alzayani mengatakan perjanjian yang ditandatangani negaranya dengan Israel di Gedung Putih, September lalu, dan diikuti dengan kunjungan delegasi Israel bulan lalu, akan mendorong kerja sama di berbagai bidang antara lain perdagangan dan pendidikan. Penerbangan langsung dan pembukaan kedutaan besar di kedua negara akan menjadi langkah selanjutnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya