Liputan6.com, Washington D.C - AS mencatat lebih dari 3.100 kematian akibat COVID-19 dalam satu hari, menghapus rekor yang ditetapkan musim semi lalu. Sementara jumlah orang Amerika yang dirawat di rumah sakit karena Virus Corona jenis baru itu telah melampaui 100.000 untuk pertama kalinya.
Ditambah lagi, AS juga mulai mencatat 200.000 kasus per hari, menurut angka yang dirilis pada Kamis 3 Desember. Demikian seperti mengutip Channel News Asia, Jumat (4/12/2020).
Advertisement
Baca Juga
Ketiga tolok ukur secara keseluruhan menunjukkan sebuah negara tergelincir lebih dalam ke dalam krisis, dengan kemungkinan terburuk yang belum datang. Lonjakan kasus ini diperkirakan sebagian terjadi akibat Thanksgiving, ketika jutaan orang Amerika mengabaikan peringatan untuk tinggal di rumah dan merayakan hanya dengan anggota rumah tangga mereka.
Di seluruh AS, lonjakan itu telah membanjiri rumah sakit dan membuat perawat serta petugas perawatan kesehatan lainnya kekurangan tenaga hingga mengakibatkan kelelahan.
“Kenyataannya bulan Desember, Januari hingga Februari akan menjadi masa-masa sulit. Saya benar-benar yakin itu akan menjadi masa tersulit dalam sejarah kesehatan masyarakat bangsa ini,” kata Dr Robert Redfield, kepala Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dampak Liburan Thanksgiving
Otoritas kesehatan telah memperingatkan bahwa jumlah kasus COVID-19 dapat berfluktuasi dengan kuat sebelum dan setelah Thanksgiving.
Namun, angka kematian, rawat inap, dan kasus di AS terus meningkat selama berminggu-minggu, terkadang memecahkan rekor selama berhari-hari.
Secara nasional, Virus Corona COVID-19 menjadi penyebab utama 270.000 kematian dan sekitar 14 juta kasus infeksi yang dikonfirmasi.
AS mencatat telah 3.157 kematian pada hari Rabu, menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins.
Angka ini lebih dari jumlah orang yang terbunuh pada insiden 9/11, dan itu menghancurkan rekor lama yakni 2.603, yang terjadi pada 15 April, ketika wilayah metropolitan New York menjadi pusat wabah di AS.
Jumlah orang di rumah sakit juga mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada hari Rabu, menurut Proyek Pelacakan COVID. Ini telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama sebulan terakhir.
Selain itu, jumlah infeksi baru yang dikonfirmasi naik lebih dari 200.000 pada Rabu untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari seminggu, menurut hitungan Johns Hopkins.
Advertisement