Liputan6.com, Jakarta - Setiap kali tahun baru tiba, orang-orang berusaha untuk memperbaiki diri mereka masing-masing.
Mereka berjanji akan menurunkan berat badan, mencari pekerjaan baru, atau bahkan mengambil liburan yang selalu mereka bicarakan. Tetapi mengapa kita kerap membuat janji ini untuk diri kita sendiri, dan dari mana datangnya tradisi ini?Â
Dan mengapa tradisi ini terus hidup ketika begitu banyak orang gagal memenuhi resolusi yang mereka buat?Â
Advertisement
Melansir laman Mental Floss, Kamis (7/1/2021), sekitar 4000 tahun yang lalu di Babilonia, perayaan paling awal yang tercatat untuk menghormati datangnya tahun baru diadakan. Kalender tidak seperti sekarang ini, jadi orang Babilonia memulai sesuatu pada akhir Maret selama bulan baru pertama setelah Musim Semi Equinox.Â
Baca Juga
Acara seremonial kolektif tersebut dikenal dengan festival Akitu, yang berlangsung selama 11 hari.Â
Perayaan itu didedikasikan untuk kelahiran kembali dewa matahari, Marduk, tetapi orang Babilonia berjanji untuk berada di sisi kanan semua dewa mereka. Mereka merasa ini akan membantu mereka memulai tahun baru dengan tepat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Resolusi di Roma
Resolusi berlanjut dengan tradisi di Roma.
Ketika kalender Romawi awal tidak lagi disinkronkan dengan matahari, Julius Caesar memutuskan untuk melakukan perubahan. Dia berkonsultasi dengan astronom dan ahli matematika terbaik saat itu dan memperkenalkan kalender Julian, yang lebih dekat mewakili kalender modern yang kita gunakan saat ini.
Caesar menyatakan 1 Januari sebagai hari pertama dalam setahun untuk menghormati dewa permulaan yang baru, Janus.
Bangsa Romawi merayakan Tahun Baru dengan mempersembahkan korban kepada Janus.
Sampai hari ini, tradisi Babilonia dan Romawi kuno berlanjut di seluruh dunia.
Advertisement