Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan disuntik vaksin COVID-19 buatan Sinovac. Penyuntikan Erdogan dikabarkan dilakukan sehari setelah Presiden Jokowi juga disuntik.
Izin Sinovac di Turki juga keluar setelah Indonesia. Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, Erdogan kini menjadi pemimpin dunia kedua yang disuntik vaksin Sinovac.
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan Anadolu, Jumat (15/1/2021), Erdogan disuntik di Ankara City Hospital. Ia tampak santai dengan atasan berwarna hitam.
"Saya juga divaksin," ujar Erdogan via Telegram.
Erdogan mengimbau agar tokoh-tokoh politik ikut mempromosikan vaksinasi COVID-19. Selain Erdogan, sekitar 250 ribu tenaga kesehatan di Turki juga mendapat vaksin.
Kasus COVID-19 di Turki termasuk 10 besar di dunia. Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada 2,3 juta kasus COVID-19 di negara itu.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menkes Ikut Disuntik
Presiden Erdogan bukan orang pertama yang disuntik di Turki. Menteri Kesehatan Turki, Dr. Fahrettin Koca, menjadi yang pertama yang disuntik pada Rabu (13/1) waktu setempat.
Setelah Koca, anggota dewan penasihat melawan virus corona di Turki juga ikut disuntik.
Kementerian Kesehatan Turki mencatat ada 1,1 juta anggota tim medis di Turki yang akan disuntik COVID-19 dalam sebulan.
Vaksin Sinovac disuntik dua kali dengan jarak 28 hari. Orang-orang yang sembuh dari COVID-19 tidak ikut divaksin hingga empat sampai enam bulan setelah sembuh.
Advertisement
Vaksin COVID-19 Tak Jamin Orang Bebas Dari Virus Corona, 3M Jangan Kendur
Meski vaksin Sinovac telah dibolehkan untuk digunakan dalam keadaan darurat dan akan segera digunakan, vaksinasi COVID-19 saja tidak serta merta memberikan perlindungan 100 persen dari penularan Virus Corona.
Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro, mengatakan, seseorang yang sudah disuntik vaksin COVID-19 tetap memiliki potensi tertular SARS-CoV-2 atau Virus Corona.
Dia mengatakan bahwa meski tidak bisa menjamin 100 persen orang untuk tidak tertular penyakit, tapi vaksin tetap bermanfaat untuk mencegah dirinya mengalami gejala yang lebih berat.
"Sama seperti kalau disuntik (vaksin) BCG tetapi anaknya sudah suntik kok masih kena TBC, karena bapaknya ngelonin terus setiap malam. Namun, anak ini tidak menjadi TBC berat," kata Sri Rezeki dalam konferensi pers dari BPOM pada Senin (11/1/).
"Ini (vaksin COVID-19) juga begitu. Jadi, kalau pun dia sudah diimunisasi, kena COVID, InsyAllah tidak berat, kalau dia memang tidak imun. Karena kita tidak bisa tahu apakah virus yang kena itu lebih ganas," ujarnya.
Infografis COVID-19:
Advertisement