Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing: Kudeta Tak Terhindarkan

Panglima Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing menyebutkan bahwa kudeta yang terjadi di negaranya tak terhindarkan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 03 Feb 2021, 08:57 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2021, 07:30 WIB
Suasana Myanmar di Tengah Isu Kudeta Militer
Orang-orang menyeberang jalan dekat Pagoda Sule di Yangon, Myanmar pada Senin (1/2/2021). Militer Myanmar resmi merebut kekuasaan pemerintah usai menahan Kanselir Aung San Suu Kyi dan Presiden Myint pada Senin pagi (1/2). (AP Photo/Thein Zaw)

Liputan6.com, Yangon- Panglima Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing menyebutkan bahwa penggulingan pemerintahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi  tak terhindarkan. Ia mengklaim pengambilalihan kekuasaan itu sesuai dengan hukum.

Dikutip dari Channel News Asia, Rabu (3/2/2021) dalam komentar publik pertamanya sejak kudeta militer itu, jenderal tersebut mengatakan pengambilalihan militer "sejalan dengan hukum" setelah pemerintah gagal menanggapi keluhannya atas kecurangan pemilu.

"Setelah banyak permintaan, cara ini tak terhindarkan bagi negara dan itulah mengapa kami harus memilihnya," kata Jenderal Aung Hlaing dalam rapat kabinet pertama, menurut pidato yang diposting di halaman Facebook resmi militer.

Jenderal Aung Hlaing diberi "kekuasaan legislatif, yudikatif dan eksekutif", yang secara efektif mengembalikan Myanmar ke pemerintahan militer setelah 10 tahun masuk dalam transisi demokrasi.

Sebuah pernyataan di halaman Facebook yang terverifikasi, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi, serta Presiden Win Myint dan semua anggota partai yang ditahan.

Ia juga menuntut militer "mengakui hasil yang dikonfirmasi dari pemilihan umum 2020".

Diketahui bahwa Militer Myanmar mengejutkan negara itu ketika menahan Aung San Suu Kyi dan pemimpin NLD lainnya dalam penggrebekan pada Senin (1/2) menjelang dimulainya kembali parlemen.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


Situasi Terkini

Militer Myanmar Kerahkan Kendaraan Lapis Baja Blokir Jalan Menuju Gedung Parlemen
Tentara Myanmar berjaga di penghalang jalan yang diawaki dengan kendaraan lapis baja di jalan menuju gedung parlemen di Naypyitaw, Myanmar, Selasa (2/2/2021). Militer Myanmar menahan pemimpin yang terpilih secara demokratis Aung San Suu Kyi dan memberlakukan keadaan darurat satu tahun. (AP Photo)

Sementara itu, di Ibu Kota Naypyidaw, pasukan bersenjata tampak dikerahkan di luar asrama untuk anggota parlemen.

Seorang anggota parlemen NLD menggambarkan situasi tersebut sebagai "pusat penahanan terbuka", meskipun pada malam sebelumnya beberapa politisi mengatakan mereka bebas untuk pergi.

Seorang petugas partai menerangkan bahwa tidak ada kontak langsung dengan Suu Kyi, meskipun seorang tetangga melihatnya di kediamannya, di Kota Naypyidaw.

"Dia kadang berjalan di kompleks rumahnya untuk memberi tahu orang lain bahwa dia dalam keadaan sehat," kata petugas pers NLD, Kyi Toe kepada AFP.

Sementara pada Selasa malam (2/2), di pusat Kota Yangon, penduduk setempat dilaporkan membunyikan klakson mobil dan panci serta wajan yang berdenting sebagai protes atas kudeta tersebut, menyusul kampanye media sosial.


Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya