Liputan6.com, D.C - Amerika Serikat menuai hasil dari kampanye vaksinasi karena menjadi negara pertama yang menjangkau 100 juta orang untuk divaksinasi COVID-19.
Sementara itu, vaksinasi COVID-19 di Eropa menghadapi hambatan baru dan negara-negara Amerika Selatan memperketat pembatasan mereka dalam menghadapi infeksi Virus Corona yang melonjak di Brasil.
Baca Juga
AS juga melaporkan lonjakan pertumbuhan pekerjaan dan melonggarkan pembatasan perjalanan karena telah menjangkau sekitar setengah dari populasi orang dewasa dengan setidaknya satu dosis vaksin COVID-19.
Advertisement
Presiden Joe Biden juga berjanji mencakup sebagian besar warga AS untuk vaksinasi COVID-19 dalam beberapa pekan.
Dipimpin oleh kebangkitan industri pariwisata dan perhotelan, ekonomi AS menciptakan 916.000 pekerjaan pada Maret 2021, menurut Departemen Tenaga Kerja negara itu.
Tetapi infeksi COVID-19 masih meningkat di beberapa wilayah AS, mendorong Biden mendesak warga untuk tetap memakai masker dan mengambil tindakan pencegahan untuk menghentikan pandemi yang telah menelan lebih dari 2,8 juta jiwa di seluruh dunia.
"Saya memohon kepada Anda. Jangan mengembalikan kemajuan yang telah kita semua perjuangkan dengan susah payah untuk dicapai," kata Biden dalam pidato singkatnya, seperti dilansir AFP, Sabtu (3/4/2021).
"Kami harus menyelesaikan pekerjaan ini," pungkas Biden.
"Kita membutuhkan setiap orang Amerika untuk bekerja keras dan menjaga kewaspadaan mereka di negara ini," ujarnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, sementara itu, memperbarui panduan yang mengatakan bahwa orang yang telah divaksinasi COVID-19 dapat bepergian tanpa menjalani karantina, dengan tetap memakai masker.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Eropa Berupaya Percepat Vaksinasi COVID-19
Negara-negara Eropa telah berjuang untuk mempercepat vaksinasi COVID-19.
Beberapa negara Eropa juga kembali memberlakukan lockdown, dengan Prancis melarang pertemuan di luar ruangan yang dihadiri lebih dari enam orang.
Beberapa masalah vaksinasi COVID-19 di Eropa berasal dari isu pada vaksin AstraZeneca, yang belum disetujui di AS, setelah adanya laporan tentang pembekuan darah.
Namun, European Medicines Agency telah menYatakan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca aman untuk digunakan.
Tetapi, Belanda pada Jumat (2/4) mengikuti Jerman dalam menghentikan suntikan vaksin AstraZeneca untuk orang di bawah usia 60 tahun.
"Kita harus berhati-hati, itulah mengapa bijaksana untuk menekan tombol jeda saat ini sebagai tindakan pencegahan," kata Menteri Kesehatan Belanda, Hugo de Jonge.
Hanya 10 persen dari total populasi Eropa yang telah menerima satu dosis vaksin COVID-19, sementara empat persen telah menerima dosis kedua, menurut WHO.
Advertisement