Eropa Jadi Wilayah Pertama di Dunia Tembus 50 Juta Kasus COVID-19

Pertama di dunia, Eropa mencatat 50 juta kasus COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 20 Jul 2021, 09:32 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2021, 09:21 WIB
FOTO: Prancis Kerahkan Kereta Kecepatan Tinggi Evakuasi Pasien Corona COVID-19
Petugas medis membawa pasien virus corona COVID-19 di Stasiun Gare d'Austerlitz di Paris, Prancis, Rabu (1/4/2020). Pasien COVID-19 dievakuasi menggunakan kereta kecepatan tinggi dari rumah sakit di Paris ke rumah sakit di Brittany dimana kasus tersebut masih terbatas. (Thomas SAMSON/AFP/POOL)

Liputan6.com, Jakarta - Eropa menjadi wilayah pertama di dunia yang mencatat 50 juta kasus Virus Corona COVID-19.

Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (20/7/2021) kenaikan jumlah kasus COVID-19 itu ditunjukkan dalam data dari kantor berita Reuters - ketika varian Delta mendorong rekor lonjakan infeksi baru setiap hari.

Eropa melaporkan satu juta infeksi baru COVID-19 selama delapan hari berturut-turut, dan telah melaporkan hampir 1,3 juta kematian terkait Virus Corona sejak awal pandemi.

Pasar Eropajuga menghadapi sentakan karena saham yang merosot lebih dari 2 persen - masa terburuk dalam ekonomi selama embilan bulan, di tengah kekhawatiran bahwa COVID-19 varian Delta yang menyebar dengan cepat bisa memperlambat pemulihan ekonomi global.

"Investor sangat khawatir bahwa ... lockdown lain bisa terjadi hingga satu atau dua bulan dan memberikan dampak," kata Russ Mould, direktur investasi di perusahaan AJ Bell.

"COVID-19 kembali menyebar dengan cepat dan maskapai penerbangan, restoran, dan perusahaan rekreasi mungkin tidak bisa beroperasi pada musim panas yang telah lama mereka harapkan."

Eropa masih menjadi salah satu wilayah di dunia yang terkena dampak terburuk pandemi - melaporkan 27 persen kasus dan 31 persen kematian secara global

Dibutuhkan waktu hingga 194 hari bagi Eropa untuk mengurangi dari 25 juta menjadi 50 juta kasus COVID-19, sementara 25 juta kasus pertama dilaporkan dalam 350 hari, menurut data Reuters.

Rusia, negara Eropa yang paling parah terkena dampak, kini menghadapi 6 juta kasus Virus Corona.

Di Inggris, otoritas negara itu telah mengakhiri lebih dari satu tahun pembatasannya, namun masih menghadapi kenaikan infeksi yang tajam.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Lonjakan COVID-19 Bikin Negara-negara Eropa Terapkan Kembali Pembatasan

Kasus Kematian Corona di Prancis
Seorang perempuan yang mengenakan masker berjalan-jalan di Istana Trocadero tak jauh dari Menara Eiffel di Paris, 10 Juli 2020. Dengan 25 kematian baru yang dicatat dalam 24 jam terakhir, jumlah kematian terkait corona COVID-19 di Prancis naik menjadi 30.004 pada Jumat (10/7). (Xinhua/Gao Jing)

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan pada Senin (19/7) bahwa klub malam di Inggris dan tempat-tempat lain dengan kerumunan besar akan meminta pelanggan untuk menunjukkan bukti vaksinasi penuh mulai akhir September 2021.

Prancis telah menerapkan beberapa pembatasan paling ketat di Eropa, dengan mewajibkan penunjukkan bukti vaksinasi di berbagai tempat umum mulai awal Agustus 2021 dan mewajibkan vaksinasi bagi tenaga kesehatan.

Belanda pekan lalu mengumumkan akan menerapkan kembali aturan bekerja dari rumah karena melonjaknya infeksi COVID-19, hanya beberapa pekan setelah mencabut pembatasan, serta beberapa pembatasan pada bar, restoran, dan klub malam.

Yunani akan meminta pelanggan di restoran, bar, dan kafe dalam ruangan untuk membuktikan bahwa mereka sudah divaksinasi.

 

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala COVID-19 Varian Alpha, Beta dan Delta

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya