Liputan6.com, Beijing - Studi terbaru dari China menemukan bahwa antibodi dari vaksin Sinovac turun pada enam bulan setelah penerimaan vaksin dosis kedua. Solusinya adalah harus divaksin lagi.
Dilaporkan Market Watch, Selasa (27/7/2021), setelah enam bulan hanya 16,9 persen - 35,2 persen partisipan yang masih memiliki level antibodi untuk melawan COVID-19 di atas batas yang dibutuhkan.
Advertisement
Baca Juga
Sinovac meneliti sampel darah dari partisipan yang sehat berusia 18-59 tahun. Pihak Sinovac menyebut menganalisis 271 dari 540 sampel yang sudah mendapat suntikan ketiga.
Hasil penelitian Sinovac itu pun belum mengukur kekuatan vaksin mereka melawan varian-varian baru yang lebih menular, seperti varian Delta.
Sinovac juga menyarankan agar ada jarak enam bulan antara dosis kedua dan ketiga. Hal itu bisa memberikan nyaris tiga kali respons imun yang lebih kuat ketimbang jika dosis ketiga diberikan lebih awal, seperti empat minggu setelah dosis kedua.Â
Studi ini belum melalui tahap peer review. Sebelumnya, studi dari Thailand sudah menyebut kekuatan vaksin Sinovac turun 50 persen setelah 40 hari. China kini sedang melirik vaksin buatan BioNTech yang juga terkenal dengan nama Pfizer.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
20 Juta Bahan Baku Vaksin Sinovac Baru Tiba di RI
Hari ini, Selasa (27/7), telah datang lagi vaksin Covid 19 yaitu Sinovac sebanyak 21,2 juta dosis dalam bentuk bulk (bahan baku).
Vaksin yang sudah diterima Indonesia sampai saat ini total sekitar 173,1 juta dosis, yaitu vaksin jadi Sinovac 3 juta dosis, Astra Zeneca 14,9 juta dosis, Sinopharm 6 juta dosis, Moderna 4,5 juta dosis. Jika ditambah kedatangan pada hari ini, total vaksin Sinovac dalam bentuk bulk yang sudah diterima sebanyak 144,7 juta.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers kedatangan vaksin Covid-19 tahap 30 menuturkan, pemerintah selalu memastikan keamanan (safety), mutu (quality), dan khasiat (efficacy) untuk seluruh jenis vaksin yang diperoleh. Vaksin yang disediakan di Indonesia melalui proses evaluasi oleh Badan POM dan rekomendasi dari ITAGI, WHO, dan para ahli.
"Warga tidak perlu ada ragu atau khawatir untuk menerima vaksin," kata Airlangga dalam keteranganya pada Selasa (27/7/2021).
Selain itu, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo telah menekankan kepentingan vaksinasi Covid-19 sebagai game changer atau salah satu langkah krusial yang menentukan kesuksesan Indonesia keluar dari pandemi ini.
Advertisement