Prancis Resmi Wajibkan Warganya Tunjukkan Bukti Kesehatan di Tempat Umum

Prancis akan mewajibkan warganya menunjukkan tanda bukti kesehatan sebelum mengunjungi tempat umum.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Jul 2021, 12:45 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2021, 07:31 WIB
Pengecekan Paspor Kesehatan di Bioskop Paris
Penonton yang mengenakan masker antre sebelum pemeriksaan paspor kesehatan saat memasuki bioskop Grand Rex di Paris, Rabu (21/7/2021). Mereka yang pergi ke bioskop, museum atau pertandingan olahraga di Prancis harus membuktikan telah divaksin atau hasil tes negatif Covid-19. (ALAIN JOCARD/AFP)

Liputan6.com, Paris - Terhitung mulai 9 Agustus, Prancis akan memberlakukan undang-undang baru yang akan mewajibkan izin kesehatan untuk mengunjungi kafe, naik pesawat, atau bepergian dengan kereta api antar kota, kata juru bicara pemerintah, Rabu 28 Juli.

Undang-undang yang disahkan oleh parlemen pada akhir pekan telah memicu protes massal di Prancis tetapi pemerintah bertekad untuk terus maju dan menjadikan kesehatan sebagai bagian penting dari perang melawan COVID-19. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Kamis (29/7/2021). 

Kartu kesehatan yang valid dihasilkan oleh dua suntikan dari vaksin yang diakui, tes Virus Corona COVID-19 dengan hasil negatif, atau pemulihan baru-baru ini dari infeksi Virus Corona COVID-19. Undang-undang tersebut juga membuat vaksinasi wajib bagi petugas kesehatan dan perawat.

Tiket masuk sudah wajib sejak 21 Juli untuk kunjungan ke museum, bioskop, dan tempat budaya dengan kapasitas lebih dari 50 orang. 

Juru bicara pemerintah Gabriel Attal mengatakan itu juga akan menjadi kewajiban di kafe, restoran, penerbangan, dan kereta antar kota mulai 9 Agustus.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kasus COVID-19 Meningkat

Varian Delta Menyebar, Otoritas Prancis Kembali Wajibkan Masker di Luar Ruang
Orang-orang memakai masker berjalan di sepanjang pantai di Saint Jean de Luz, Prancis barat daya, Selasa (27/7/2021). Otoritas setempat di Prancis memberlakukan kembali mandat masker dan pembatasan COVID-19 lainnya karena penyebaran varian delta menyebabkan rawat inap meningkat lagi. (AP/Bob Edme)

Meningkatnya infeksi yang didorong oleh varian Delta, dengan rata-rata 19.000 kasus harian - 97 persen lebih tinggi dari seminggu yang lalu - berarti bahwa situasi kesehatan di Prancis "terus memburuk dan tetap mengkhawatirkan", tambah Attal.

Pengumuman Attal datang ketika data menunjukkan 50 persen populasi orang dewasa Prancis sekarang divaksinasi dengan dua suntikan. 

Strategi izin kesehatan pemerintah menjadikan vaksinasi sebagai senjata nomor satu dalam memerangi COVID-19.

Attal menekankan bahwa akan ada tingkat toleransi pada fase awal mulai 9 Agustus. Menteri Transportasi Jean-Baptiste Djebbari mengatakan pihak berwenang ingin memiliki "tingkat kontrol yang baik tanpa mempersulit kehidupan para pelancong".

Menjelang kembalinya kegiatan sekolah setelah liburan musim panas, Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer mengatakan siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi hanya akan ditarik dari kelas ketika sesama siswa dinyatakan positif jika mereka sendiri belum divaksinasi.

Dia mengatakan 6.000-7.000 pusat vaksin akan dikerahkan di sekitar sekolah untuk membantu remaja mendapatkan vaksinasi mereka.

Otoritas kesehatan Prancis menyetujui pemberian vaksin Moderna kepada anak berusia 12-17 tahun, setelah keputusan serupa pada vaksin Pfizer-BioNTech pada pertengahan Juni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya