Liputan6.com, Kabul - Inggris sedang mencari kesepakatan internasional untuk memastikan Taliban tetap pada komitmennya untuk menjamin perjalanan yang aman bagi warga Afghanistan dan warga negara asing yang ingin meninggalkan negara tersebut.
Serangkaian pertemuan diplomatik akan diadakan minggu ini dengan Menteri Luar Negeri Dominic Raab akan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Turki dan Qatar, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (30/8/2021).
Baca Juga
Itu terjadi ketika pasukan tiba kembali di Inggris setelah mengakhiri operasi Afghanistan mereka. Pemerintah Inggris mengatakan, akan terus membantu orang-orang yang memenuhi syarat dibantu.
Advertisement
Sementara lebih dari 15.000 orang telah dievakuasi oleh Inggris sejak 14 Agustus 2021. Dikhawatirkan sekitar 800 hingga 1.100 warga Afghanistan yang memenuhi syarat, termasuk mereka yang bekerja untuk pemerintah Inggris, dan 100 hingga 150 warga Inggris tidak dapat melakukan penerbangan evakuasi.
Kantor Luar Negeri mengatakan Inggris dan banyak negara lain telah diberikan jaminan oleh Taliban bahwa warga negara asing dan warga Afghanistan dengan dokumentasi yang tepat akan diizinkan meninggalkan negara itu.
Selama rangkaian pertemuan yang akan diadakan Senin (30/8/2021) para pejabat akan mencoba menggalang komunitas internasional untuk memastikan kelompok itu menepati janjinya.
Raab akan menggunakan pertemuan virtual yang dipimpin AS untuk berbicara dengan perwakilan dari Turki dan Qatar, yang dianggap memiliki pengaruh lebih besar terhadap kelompok militan daripada negara-negara Barat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Afghanistan Tak Boleh Jadi Surga Bagi Teroris
Selama diskusi, yang juga akan mencakup rekan-rekan G7 dan NATO, menteri luar negeri Inggris diharapkan menggarisbawahi bahwa Afghanistan tidak boleh menjadi surga bagi teroris.
Pertemuan duta besar dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB -- AS, Prancis, China, Rusia, dan Inggris - juga akan berlangsung.
Pada Minggu (29/8) PM Boris Johnson mengatakan, Inggris dan sekutunya akan "terlibat dengan Taliban bukan berdasarkan apa yang mereka katakan tetapi apa yang mereka lakukan".
Advertisement