Inggris Tekan Taliban Agar Tak Halangi Evakuasi Warga Afghanistan ke Luar Negeri

Pemerintah Inggris mengatakan, akan terus membantu orang-orang yang memenuhi syarat dibantu.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 30 Agu 2021, 15:56 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2021, 15:56 WIB
FOTO: Taliban Tutup Akses Pengungsi ke Bandara Kabul
Pasukan Taliban berjaga di pos pemeriksaan dekat gerbang Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Sabtu (28/8/2021). Taliban menutup akses menuju Bandara Kabul bagi sebagian besar calon pengungsi untuk mencegah kerumunan setelah serangan bom bunuh diri. (AP Photo/Wali Sabawoon)

Liputan6.com, Kabul - Inggris sedang mencari kesepakatan internasional untuk memastikan Taliban tetap pada komitmennya untuk menjamin perjalanan yang aman bagi warga Afghanistan dan warga negara asing yang ingin meninggalkan negara tersebut.

Serangkaian pertemuan diplomatik akan diadakan minggu ini dengan Menteri Luar Negeri Dominic Raab akan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Turki dan Qatar, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (30/8/2021).

Itu terjadi ketika pasukan tiba kembali di Inggris setelah mengakhiri operasi Afghanistan mereka. Pemerintah Inggris mengatakan, akan terus membantu orang-orang yang memenuhi syarat dibantu.

Sementara lebih dari 15.000 orang telah dievakuasi oleh Inggris sejak 14 Agustus 2021. Dikhawatirkan sekitar 800 hingga 1.100 warga Afghanistan yang memenuhi syarat, termasuk mereka yang bekerja untuk pemerintah Inggris, dan 100 hingga 150 warga Inggris tidak dapat melakukan penerbangan evakuasi.

Kantor Luar Negeri mengatakan Inggris dan banyak negara lain telah diberikan jaminan oleh Taliban bahwa warga negara asing dan warga Afghanistan dengan dokumentasi yang tepat akan diizinkan meninggalkan negara itu.

Selama rangkaian pertemuan yang akan diadakan Senin (30/8/2021) para pejabat akan mencoba menggalang komunitas internasional untuk memastikan kelompok itu menepati janjinya.

Raab akan menggunakan pertemuan virtual yang dipimpin AS untuk berbicara dengan perwakilan dari Turki dan Qatar, yang dianggap memiliki pengaruh lebih besar terhadap kelompok militan daripada negara-negara Barat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Afghanistan Tak Boleh Jadi Surga Bagi Teroris

Kehidupan di Afghanistan Usai Taliban Berkuasa
Perempuan Afghanistan dengan burqa berjalan di sebuah jalan di Kabul, pada Minggu (22/8/2021). Taliban merebut kembali kendali Afghanistan, hampir dua dekade setelah mereka digulingkan koalisi pimpinan AS. (AP Photo/ Rahmat Gul)

Selama diskusi, yang juga akan mencakup rekan-rekan G7 dan NATO, menteri luar negeri Inggris diharapkan menggarisbawahi bahwa Afghanistan tidak boleh menjadi surga bagi teroris.

Pertemuan duta besar dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB -- AS, Prancis, China, Rusia, dan Inggris - juga akan berlangsung.

Pada Minggu (29/8) PM Boris Johnson mengatakan, Inggris dan sekutunya akan "terlibat dengan Taliban bukan berdasarkan apa yang mereka katakan tetapi apa yang mereka lakukan".

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya