Liputan6.com, Washington, D.C - Kejahatan kebencian di Amerika Serikat mencapai puncaknya di tahun 2020, dengan lebih dari 10.000 orang melaporkan tindakan penyerangan terkait ras, gender, sekskualitas, agama, maupun ketidakmampuan mereka.
Melansir dari laman BBC, Jumat (2/9/2021), sebuah laporan tahunan FBI yang dirilis pada hari Senin mengungkap jumlah laporan kejahatan terhadap orang Asia dan Amerika kulit hitam tertentu mengalami lonjakan tahun lalu.
Baca Juga
Laporan masing-masing naik 70% dan 40% di antara kedua kelompok, dengan orang kulit hitam menjadi sasaran target utama diantara semua.
Advertisement
Kejahatan kebencian telah meningkat di AS hampir setiap tahun sejak 2014.
Ada lebih dari 7.700 insiden kriminal yang dilaporkan ke FBI tahun 2020, paling banyak sejak tahun 2018 yang mencatat 7.783 insiden.
Karena kelompok pelaksana hukum tak diberi mandat untuk menyerahkan data kejahatan rasial pada FBI, angka-angka dalam laporan tahunan kemungkinan lebih sedikit daripada yang sebenarnya terjadi. Selain itu, jaksa lokal mungkin berbeda-beda dalam menentukan apa yang termasuk kejahatan kebencian.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kejahatan Kebencian Terhadap Orang Asia Melonjak Karena Pandemi
Peningkatan kejahatan kebencian yang tajam tahun lalu menargetkan orang Asia-Amerika seiring dengan pandemi COVID-19 melanda AS. Ada 274 kejahatan yang dilaporkan terhadap orang-orang keturunan Asia.
Para pengacara telah mengaitkan peningkatan serangan anti-Asia dengan retorika menyalahkan orang Asia atas pandemi COVID-19.
Sementara kejahatan terhadap orang kulit hitam Amerika tidak terlihat adanya lonjakan besar dari tahun 2019, ada 2.755 insiden yang dilaporkan. Fakta tersebut menjadikan orang Afrika-Amerika sebagai kategori korban terbanyak.
FBI mengatakan hampir 62% korban menjadi sasaran karena bias ras atau etnis. Pelanggaran berdasarkan agama dan orientasi seksial menjadi masalah terbesar kedua, yakni sebanyak 13% dan 20%.
Pelarangan dalam bentuk intimidasi adalah yang paling sering terjadi, meski 18% di antaranya adalah penyerangan berat.
Dari lebih dari 6.400 pelaku dan diketahui 55% di antaranya berkulit putih.
Jaksa Agung AS, Merrick Garland, pada hari Senin mengatakan laporan FBI “mengonfirmasi apa yang telah kami lihat dan dengar dari pekerjaan kami dan mitra kami”.
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement