Angka Kelahiran Bayi di Korea Selatan Menurun, Jurang Demografis Jadi Ancaman

Jumlah bayi yang baru lahir pada bulan Juli turun dari tahun lalu, menurut Statistik Korea Selatan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 29 Sep 2021, 13:02 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2021, 13:02 WIB
Tingkah Lucu Para Biksu Cilik Rayakan Kelahiran Buddha
Sejumlah anak lelaki setelah kepalanya dicukur saat kebaktian merayakan ulang tahun ke-2.563 Buddha di Kuil Jogye di Seoul, Korea Selatan, Senin (22/4). Sepuluh anak terpilih mendapatkan pengalaman menjadi biksu dalam rangkaian acara peringatan hari lahir Buddha (AP/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Seoul - Angka kelahiran di Korea Selatan semakin turun pada Juli 2021. Hal ini lantas memicu kekhawatiran tentang apa yang disebut jurang demografis, demikian data kantor statistik menunjukkan pada Rabu (28/9).

Dikutip dari laman Xinhua, Rabu (29/9/2021) jumlah bayi yang baru lahir adalah 22.352 pada bulan Juli, turun 2,8 persen dari tahun lalu, menurut Statistik Korea Selatan.

Hal ini terus meluncur selama 68 bulan sejak Desember 2015, menandai bulan Juli 2021 sebagai yang terendah sejak data yang relevan mulai dikumpulkan pada 1981.

Angka kelahiran bayi mengalami penurunan di tengah tren sosial penundaan pernikahan dan rendahnya jumlah wanita usia subur.

Jumlah pernikahan berkurang 7,9 persen sepanjang tahun menjadi 15.739 pada Juli 2021, mencatat angka terendah bulan tersebut di Korea Selatan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jurang Demografis

Merayakan Liburan Chuseok di Istana Gyeongbok
Seorang gadis mengenakan masker sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona bermain saat dia mengunjungi anggota keluarganya untuk merayakan liburan Chuseok, Hari Thanksgiving versi Korea, di Istana Gyeongbok di Seoul, Korea Selatan, Rabu (22/9/2021). ( AP Photo/Ahn Young-joon)

Tingkat kelahiran yang rendah meningkatkan kekhawatiran tentang jurang demografis, yang mengacu pada penurunan jumlah kepala rumah tangga yang pada akhirnya mengarah pada jurang konsumsi.

Jumlah perceraian turun 15,1 persen menjadi 8.306 pada Juli 2021 karena beberapa pengadilan keluarga ditunda di tengah pandemi COVID-19.

Jumlah kematian meningkat 7,1 persen menjadi 25.690 dalam sebulan. Mengingat pertumbuhan kematian dan penurunan kelahiran, populasi negara itu terus merosot selama 21 bulan sejak November 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya