Taiwan Gelar Pameran di Kaohsiung Menggandeng Pekerja Migran Indonesia

Pameran kali ini merupakan sebuah kolaborasi dari berbagai organisasi NGO yang berbasis di selatan Taiwan, khususnya Kaohsiung dan Pintung. Termasuk para pekerja migran Indonesia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Des 2021, 14:30 WIB
Diterbitkan 27 Des 2021, 14:30 WIB
Pameran kali ini merupakan sebuah kolaborasi dari berbagai organisasi NGO yang berbasis di selatan Taiwan, khususnya Kaohsiung dan Pintung, yang peduli dengan kehidupan para pekerja migran asal Asia Tenggara (Radio Taiwan International)
Pameran kali ini merupakan sebuah kolaborasi dari berbagai organisasi NGO yang berbasis di selatan Taiwan, khususnya Kaohsiung dan Pintung, yang peduli dengan kehidupan para pekerja migran asal Asia Tenggara (Radio Taiwan International)

Liputan6.com, Kaohsiung - Departemen Ketenagakerjaan Pemerintah Kota Kaohsiung, menggelar kegiatan pameran yang bertajuk "Jalan-jalan pekerja migran temani kehidupan" pada Minggu 26 Desember 2021 di Kaohsiung Museum of Labor (KML).

Acara ini diresmikan oleh Kepala Departemen Ketenagakerjaan Kota Kaohsiung Jou Deng-chuen, yang ditemani oleh anggota DPRD Kaohsiung Lin Yu-khai, demikian dijelaskan dalam rilis yang diterima Liputan6.com dari Radio Taiwan International, Senin (27/12/2021).

Pameran kali ini merupakan sebuah kolaborasi dari berbagai organisasi NGO yang berbasis di selatan Taiwan, khususnya Kaohsiung dan Pintung, yang peduli dengan kehidupan para pekerja migran asal Asia Tenggara.

1095 Culture Studio selaku panitia pelaksana, turut mengundang 10 organisasi yang turut serta dalam pameran kali ini meliputi Pusat Layanan Pelaut dan Nelayan Gereja Presbiterian Taiwan, Migrant Worker Concern Desk, Forum Silaturahmi Pelaut Indonesia (FOSPI), Presbiterian Church Taiwan Labour Concern Center (PCTLCC), Taiwan International Migrants Mission (TIMM), Kaohsiung Friends of Indonesia Association (KFI), Taiwan International Family Association (TIFA), Forum Silaturahim Masyarakat Pintung (FORSIMASPIT), dan The Kaohsiung City Vietnam Home Association.

Kini mayoritas pekerja migran berasal dari Indonesia, dengan perbandingan 700.000 pekerja migran asing (PMA) yang ada di Taiwan, tercatat ada lebih dari 270.000 pekerja migran asal RI.

Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, isu kehidupan para PMA telah menjadi perhatian penting dari pemerintah Taiwan, namun karena masih banyaknya warga setempat yang masih belum memahami kondisi kehidupan dan lingkungan pekerjaan yang harus dihadapi oleh PMA, maka guna meningkatkan pelayanan dan memberikan pemahaman yang dapat menghadirkan sikap toleransi antar sesama manusia, maka pameran "Jalan-jalan" yang telah dimulai sejak Minggu ini akan terus berlangsung di Kaohsiung Museum Labor hingga 31 Desember 2022.

Pameran selama 1 tahun ini juga mendapat bantuan dana penyelenggaraan dari Kementerian Kebudayaan Taiwan, dengan lokasi pameran di Kaohsiung Museum of Labor di 3F, No. 261, Zhongzheng 4th. Road, Qianjin District, Kaohsiung City, 801, Taiwan, ROC.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pameran Berisi Kehidupan Para Pekerja Migran

Pameran kali ini merupakan sebuah kolaborasi dari berbagai organisasi NGO yang berbasis di selatan Taiwan, khususnya Kaohsiung dan Pintung, yang peduli dengan kehidupan para pekerja migran asal Asia Tenggara (Radio Taiwan International)
Pameran kali ini merupakan sebuah kolaborasi dari berbagai organisasi NGO yang berbasis di selatan Taiwan, khususnya Kaohsiung dan Pintung, yang peduli dengan kehidupan para pekerja migran asal Asia Tenggara (Radio Taiwan International)

Dari berbagai stand lokasi pameran yang ada, pengunjung dapat melihat kondisi kehidupan para PMA, misalnya para Anak Buah Kapal (ABK) yang harus mampu mengirit air bersih takkala tengah berlayar di laut samudra, mandi di dek kapal yang tanpa sekat penutup, atau kondisi pekerja informal yang boleh dikatakan harus "Stand by" 24 jam di rumah guna mengasuh orang yang tengah di rawat.

Selain itu, masih ada beberapa area pameran yang membuat hati para PMA menjadi lebih aman dan damai, khususnya pameran kondisi kehidupan takkala para PMI dapat menjalankan ibadah sholat, membeli keperluan perlengkapan makanan dan kehidupan sehari-hari.

Kepala Departemen Ketenagakerjaan Kota Kaohsiung mengatakan, "Melalui kegiatan pameran kali ini dan juga acara kegiatan festival kebudayaan asal Asia Tenggara setiap tahunnya, selain mampu memberikan ruang bagi para pekerja migran untuk beraktivitas, juga turut dapat memberikan kesempatan bagi warga Taiwan sendiri untuk lebih mengenal kebudayaan asal negara asing yang datang masuk sehingga mampu meningkatkan rasa toleransi dan menerima setiap perbedaan yang ada. Dengan demikian maka perlindungan akan hak asasi kehidupan para pekerja migran asing pun dapat tercapai sekaligus turut mendorong pergerakan perekonomian di Taiwan sendiri."

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya