Kala Ukraina Minta Bantuan Indonesia Setop Invasi Rusia Via Surat Terbuka

Melalui surat terbuka, Ukraina melalui Duta Besar Dr. Vasyl Hamianin meminta bantuan Indonesia untuk ikut membuka suara agar invasi Rusia yang terjadi sejak 24 Februari lalu berakhir.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Mar 2022, 15:30 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2022, 15:30 WIB
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Dr. Vasyl Hamianin meminta bantuan terkait invasi Rusia kepada Indonesia. (Facebook/Embassy of Ukraine to the Republic of Indonesia)
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Dr. Vasyl Hamianin meminta bantuan terkait invasi Rusia kepada Indonesia. (Facebook/Embassy of Ukraine to the Republic of Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta Operasi militer Rusia di Ukraina telah memakan korban tak sedikit, meski negeri yang dipimpin Volodymyr Zelensky masih bisa bertahan dengan gempuran tersebut.

Ukraina pun meminta bantuan dunia untuk mendesak Rusia mengakhiri operasi militernya di negara itu. Salah satu negara yang dimintai pertolongan adalah Indonesia.

Melalui surat terbuka, Ukraina melalui Duta Besar Dr. Vasyl Hamianin meminta bantuan Indonesia untuk ikut membuka suara agar invasi Rusia yang terjadi sejak 24 Februari lalu berakhir.

"Saya buka suara saat ini, ketika Tanah Air saya Ukraina sedang berjuang melawan serangan tak beralasan dan tak dapat dibenarkan dari Rusia, serta karena nasib dan eksistensi negara Ukraina sedang berada di ujung tanduk," ucapnya dalam surat terbuka yang dikutip dari akun Facebook resmi kedutaan besar Ukraina di Indonesia, Embassy of Ukraine to the Republic of Indonesia, Selasa (8/3/2022).

Dalam surat terbuka soal Ukraina minta bantuan Indonesia itu, Dubes Hamianin memaparkan bagaimana Rusia menggempur negaranya.

"Agresi militer Rusia terhadap Ukraina yang diperintahkan oleh diktator tak berakal sehat, Putin, masih berlanjut hingga saat ini, dan telah menewaskan sejumlah besar warga sipil Ukraina. Pengeboman besar-besaran dan penembakan rudal yang dilakukan oleh Rusia terhadap pemukiman warga sipil di kota-kota Ukraina sudah bukan rahasia lagi," tulisnya dalam postingan surat terbuka tertanggal 5 Maret 2022.

Ia juga mengatakan bahwa Federasi Rusia dan diktatornya, Vladimir Putin, telah melakukan tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang sungguh keterlaluan.

"Ukraina sedang berada di ambang krisis kemanusiaan, dan saya tahu ini bukan dari media, tetapi langsung dari ibu saya yang berusia 74 tahun, dari ketiga anak saya, istri saya, juga banyak teman saya di sana. Ribuan video dan foto tindakan kejam Rusia akan menjadi bukti utama bagi Pengadilan Den Haag, yang kelak pasti akan dihadapi oleh Putin si pembunuh, serta para kaki tangannya."

"Bukankah itu alasan yang tepat bagi Indonesia untuk angkat bicara? Untuk berani berdiri menentang kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan, dan mengutuk keras Rusia dan Putin? Untuk mengecam serta menyebut nama agresor?".

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ingatkan Dukungan Ukraina untuk Indonesia

Ilustrasi bendera Indonesia, Merah Putih, Integrasi Nasional
Ilustrasi bendera Indonesia, Merah Putih, Integrasi Nasional. (Photo rawpixel.com Copyright by Freepik)

Melalui surat terbukanya tersebut, Dubes Hamianin juga mengingatkan perihal dukungan Ukraina terhadap Indonesia di masa dahulu.

"Saya sangat berharap kita masih mengingat negara mana yang pada tahun 1945-1949 mendukung Indonesia di PBB, ketika tanah air Yang Mulia menghadapi tantangan dari negara-negara besar? Bukankah itu negara Ukraina dan Wakil Tetapnya, yaitu Dmytro Manuilsky? Saya sangat berharap kita memahami bahwa saudara-saudari Muslim, mungkin saat ini juga, mati terbunuh oleh karena serangan Rusia? Dan bahwa para pejuang Muslim Ukraina dengan berani bergabung dengan barisan Tentara Ukraina untuk membela Ukraina?", paparnya.

"Saya sangat berharap agar dipahami bahwa sanksi internasional yang dikenakan kepada Rusia sebagai penjajah akan turut mempengaruhi perekonomian Indonesia? Apakah Yang Mulia siap untuk tetap diam sementara orang Indonesia menderita pula? Hanya karena agresi Rusia terhadap Ukraina? Saya sangat berharap sudah cukup jelas bahwa setiap proyek kerja sama Indonesia dengan Federasi Rusia saat ini sedang diragukan kelanjutannya? Dan mungkin tidak dapat terselesaikan dalam beberapa dekade ke depan? Karena agresi Rusia terhadap Ukraina?".

"Saya sangat berharap Indonesia mengingat apa itu separatisme. Karena inilah alasan utama Putin menyerang."

Menurut Dubes Hamianin, bangsa Indonesia adalah bangsa yang bangga dan berani, yang menghendaki perdamaian dan stabilitas. "Kini, Indonesia sedang berkembang menjadi salah satu kekuatan global dan bukan hanya sekedar pemimpin regional. Apakah Indonesia akan tetap diam? Perang yang keterlaluan ini, serta agresi Rusia terhadap Ukraina akan berakhir suatu hari nanti. Ukraina pasti menang. Masyarakat dunia pasti akan menang atas agresor Rusia. Tidak diragukan lagi. Tiada tentara manapun yang mampu melawan ataupun mengalahkan Bangsa."

"Setelah perang ini berakhir, akan datang rasa malu. Rasa malu bagi negara-negara yang mendukung serangan Rusia atau tetap bungkam. Apakah Indonesia siap merasa malu? Apakah Indonesia siap kedudukannya sebagai pemimpin global dan regional tercoreng hanya demi sentimen terhadap Uni Soviet dan persahabatan di masa lalu? Apakah Indonesia siap?".

"Apakah Indonesia rela mempertaruhkan citranya sebagai benteng perdamaian dan keamanan – hanya demi apa?".

Dubes Hamianin mengatakan bahwa tiga anak, ipar, dan neneknya berada di Kiev – mereka ini adalah target para penjajah Rusia. Mereka menolak untuk mengungsi. Mereka memutuskan untuk lebih baik mati bersama dengan sesama warga Ukraina daripada menyerah kepada para pembunuh fasis Rusia.

"Saya berharap Pemerintah Indonesia berani mengecam agresi Rusia dan mendukung Ukraina – serta seluruh dunia – dalam melawan invasi, layaknya Yang Mulia mengharapkan negara-negara asing pada tahun 1945-1949 menyuarakan dengan lantang dukungannya terhadap Indonesia."

"Memang benar, kemerdekaan adalah hak segala bangsa, oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Kami sangat yakin bahwa Pemerintah Indonesia menentang keras segala bentuk penjajahan, maka kami mohon untuk menolaknya dengan tegas."

"Katakanlah bahwa yang benar itu benar dan apa yang salah itu salah, seperti yang tertulis dalam firman Allah dalam Al-Qur’an. Tiada bangsa yang bisa tetap acuh tak acuh saat bangsa lain sedang terancam dihancurkan sepenuhnya.Tiada justifikasi bagi agresi. Saat ini Ukraina sangat membutuhkan bantuan militer dan kemanusiaan: peralatan, obat-obatan, selimut, helm, rompi lapis baja – apa pun yang dapat digunakan untuk mengakhiri perang kejam yang dimulai oleh Rusia.Saya meminta dukungan dan bantuan Anda.Tuhan memberkati rakyat Ukraina. Tuhan memberkati rakyat Indonesia," pungkas Dubes Hamianin dalam surat terbukanya untuk Indonesia.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya