Liputan6.com, San Antonio - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan respons yang tenang namun penuh emosi ketika membahas penembakan di Robb Elementary School, San Antonio, negara bagian Texas. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (24/5) waktu setempat.
Peristiwa di SD Texas itu adalah penembakan sekolah terburuk dalam sejarah Texas. Presiden Joe Biden memulai pidatonya membahas keadaan psikologis para orang tua, serta para anak-anak lain yang menjadi saksi mata peristiwa tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Presiden Biden turut menyorot kenapa AS terus-terusan mengalami penembakan massal seperti ini, sementara tetapi negara-negara lain tidak.
"Penembakan massal seperti ini jarang terjadi di tempat lain di dunia. Mengapa? Mereka punya masalah mental. Mereka punya pertikaian domestik di negara-negar lain. Mereka memiliki orang-orang yang tersesat. Tapi penembakan massal ini tidak terjadi sesering yang terjadi di AS," ujar Presiden Joe Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih dan didampingi Ibu Negara Jill Biden.
Salah satu insiden penembakan massal di sekolah yang terparah dalam sejarah AS adalah penembakan Sandy Hook. Ketika itu, Joe Biden masih menjabat sebagai wakil presiden.
Presiden Biden lantas mendorong agar Amerika Serikat bisa berani melawan pelobi-lobi senjata, serta menghadapi pihak-pihak yang menghalangi pengesahan aturan senjata api.
"Saatnya mengubah rasa sakit ini menjadi aksi," ujar Presiden Biden. "Untuk semua orang tua, untuk semua warga, kita harus memperjelas ke semua pejabat terpiilh di negara ini. Saatnya bertindak!"
Sejumlah politisi dari Partai Republik diketahui dekat dengan pelobi senjata api, termasuk dengan National Rifles Assosiation (NRA).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wapres AS Kamala Harris Ikut Berduka
Di tempat lain, Wakil Presiden AS Kamala Harris berkata peristiwa penembakan massal di Texas membuat hancur hati masyarakat. Namun, Kamala berkata hati para orang tua korban pasti yang merasakan dampak terparah.
Berbicara di acara Asian Pacific American Institute for Congressional Studies (APAICS), Kamala Harris menyayangkan bahwa insiden seperti ini kerap terjadi di AS, dan mendorong adanya peraturan yang masuk akal terkait senjata api.
"Cukup berarti cukup," ujar Kamala Harris yang tampak emosional. "Sebagai negara, kita harus memiliki keberanian untuk mengambil tindakan."
Kamala pun menegaskan bahwa pihaknya berdiri dengan masyarakat yang terdampak penembakan ini.
Sebelumnya dilaporkan, pelaku penembakan di Robb Elementary School adalah remaja berusia 18 tahun. Ia bahkan disebut membunuh neneknya sebelum melaksanakan aksi penembakan.
Pelaku sudah tewas. Sementara, anak-anak yang tewas berjumlah 18 orang. Seorang guru bernama Eva Mireles juga dilaporkan menjadi korban penembakan massal ini.
Advertisement