Presiden Zelensky Kritik Perpecahan di Uni Eropa Terkait Sanksi Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkritik perpecahan terkait sanksi Rusia.

diperbarui 28 Mei 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2022, 09:00 WIB
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky di acara World Economic Forum (WEF).
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky di acara World Economic Forum (WEF) ke-51. Ia hadir secara virtual tak lama setelah hadir di Festival Film Cannes. Dok: Laurent Gillieron /Keystone via AP

, Kiev - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy frustrasi karena hingga saat ini Uni Eropa masih berjuang untuk mencapai konsensus mengenai sanksi terbaru terhadap Rusia.

"Berapa minggu lagi Uni Eropa akan menyepakati paket keenam?" katanya.

"Tentu saja saya berterima kasih kepada teman-teman yang menganjurkan sanksi baru. Namun, dari mana orang-orang yang memblokir paket keenam ini mendapatkan kekuasaannya? Mengapa mereka diizinkan memegang kekuasaan seperti itu?" dia bertanya. Demikian seperti dilansir dari laman DW Indonesia, Jumat (27/5/2022). 

Hungaria, yang bergantung pada minyak Rusia, menahan putaran keenam sanksi hukuman terhadap Rusia. Embargo di seluruh UE membutuhkan suara bulat dari 27 negara anggota.

Zelenskyy juga mengungkapkan keprihatinannya atas serangan Rusia yang intens di wilayah Donbas. "Serangan penjajah saat ini di Donbas dapat membuat wilayah itu tidak dapat dihuni," tambahnya.

Kyiv mengatakan pertempuran di bagian timur negara itu saat ini paling intens, sambil mendesak sekutu Barat untuk menandingi keganasan serangan Rusia dengan dukungan untuk Ukraina.

"Pertempuran telah mencapai intensitas maksimumnya," kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Ganna Malyar dalam jumpa pers.

"Pasukan musuh menyerbu posisi pasukan kami secara bersamaan di beberapa arah," kata Malyar, berbicara tentang pertempuran di wilayah Donbas. "Kami menghadapi tahap pertempuran yang sangat sulit dan panjang di depan kami."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sanksi atas Rusia

Dilelang, Jaket Hijau Army Ikonis Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Berhasil Terjual Rp1,6M
Jaket hijau army ikonis Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dilelang, laku Rp1,6M. (Instagram/zelenskiy_official).

Pada hari Kamis (26/05), baik Inggris maupun Jerman mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin harus dikalahkan dalam konflik yang sekarang ini memasuki bulan keempat. Sementara itu, Kyiv telah meminta Barat untuk segera memasok lebih banyak senjata berat untuk pasukannya yang kalah dalam persenjataan.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan Barat bahwa memasok senjata ke Ukraina yang mampu menyerang wilayah Rusia akan menjadi "langkah serius menuju eskalasi yang tidak dapat diterima."

Dalam sebuah wawancara dengan outlet berita milik pemerintah, RT Arabic, yang diterbitkan di situs Kementerian Luar Negeri Rusia, Lavrov mengatakan Barat "pada kenyataannya, sudah melancarkan perang proxy dengan Federasi Rusia."

"Barat telah menyerukan agar Rusia dikalahkan di medan perang dan untuk melakukan ini, ia harus melanjutkan perang, memompa senjata ke nasionalis Ukraina dan rezim Ukraina, termasuk senjata yang dapat mencapai Federasi Rusia," tambah Lavrov.

"Ini adalah senjata yang [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelenskyy minta secara terbuka," katanya.

Rusia Siap Bantu Krisis

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Pidato di Festival Film Cannes
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan pidato lewat video yang disetel saat upacara pembukaan Festival Film Cannes edisi ke-75 di Cannes, Prancis selatan, Selasa (17/5/2022). Zelensky menyinggung kembali kekuatan sinema dan bioskop saat Perang Dunia II silam. Khususnya film Charlie Chaplin 1940 bertajuk The Great Dictator yang mengejek Adolf Hitler. (Photo by Vianney Le Caer/Invision/AP)

Rusia mengatakan siap memberikan "kontribusi signifikan" untuk menghindari krisis pangan yang mengancam, jika Barat mencabut langkah-langkah ekonomi yang dikenakan pada mereka sejak invasi ke Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan membuat komentar dalam panggilan telepon ke Perdana Menteri Italia Mario Draghi.

Sebuah pernyataan Kremlin setelah panggilan itu mengatakan bahwa Putin telah menekankan kesediaan Rusia untuk membantu menyuplai biji-bijian dan pupuk. Namun, katanya, "bergantung pada pencabutan pembatasan bermotif politik oleh Barat."

Krisis Pangan

Sebagian Pengungsi Ukraina Masih Bertahan di Stasiun Kereta Bawah Tanah Kharkiv
Seorang perempuan memotong sayuran di kereta bawah tanah kota Kharkiv, di Ukraina timur, Kamis (19/5/2022). Meskipun pengeboman di Kharkiv telah berkurang dan kereta bawah tanah tersebut diperkirakan akan beroperasi awal minggu depan, beberapa penduduk masih menggunakannya sebagai tempat perlindungan bom sementara. (AP Photo/Bernat Armangue)

Pemerintah Italia menyatakan seruan itu "didedikasikan untuk perkembangan di Ukraina dan upaya untuk menemukan solusi bersama bagi krisis pangan yang sedang berlangsung, serta dampak parah bagi negara-negara termiskin di dunia."

Barat memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia setelah Putin memerintahkan pasukan ke negara tetangga Ukraina pada 24 Februari. Baik sanksi maupun pertempuran telah mengganggu pasokan pupuk, gandum, dan komoditas lainnya. Seperti diketahui, Rusia dan Ukraina menyumbang sekitar 30% dari pasokan gandum global.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya