Liputan6.com, Moskow - Mantan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev dilaporkan meninggal karena penyakit yang lama ia derita, Selasa (30/8). Dulu, ia merupakan tokoh penting di Perang Dingin bersama Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher.
Mikhail Gorbachev adalah satu dari tiga orang Rusia yang mendapatkan Nobel Perdamaian. Ia meraih penghargaan itu pada tahun 1990.
Baca Juga
Berdasarkan situs resmi Nobel, Rabu (31/8/2022), Mikhail Gorbachev meraih Nobel Perdamaian karena jasanya mengakhiri Perang Dingin secara damai.
Advertisement
"Pada 1989 Tembok Berlin runtuh, dan Perang Dingin antara Timur dan Barat terhenti. Pada 1990, Komite Nobel memberikan Presiden Gorbachev pujian utama atas hal ini dengan menghadiahinya Penghargaan Perdamaian," tulis situs Nobel.
Lahir pada 2 Maret 1931 di Uni Soviet, Gorbachev lahir di rezim Joseph Stalin. Ia ikut merasakan pendudukan Jerman di Perang Dunia II. Usai perang berakhir, ia lanjut belajar hukum, serta berkarier di Partai Komunis Uni Soviet.
Perlahan-lahan, Gorbachev terus mengkritik sistem Uni Soviet, terutama ketika negaranya menjajah Afghanistan pada 1979.
Pada 1985, Gorbachev terpilih menjadi pemimpin Partai Komunis, serta menjadi pemimpin yang membawa perubahan. Ia pun dekat dengan Thatcher dan Reagan.
Namun, Gorbachev mengaku tak berniat membubarkan Uni Soviet, serta pernah berharap agar negara-negara seperti Belarusia dan Ukraina bisa bergabung lagi menjadi sebuah Uni bersama Rusia.
Hingga ia memasuki usia senja, Mikhail Gorbachev juga tidak takut mengkritik partai Vladimir Putin.
Reaksi Pemimpin Dunia
Mantan pemimpin Rusia Mikhail Gorbachev dikabarkan meninggal dunia usia 91 tahun. Reputasi Mikhail Gorbachev di dunia Barat cukup cemerlang karena ia berjasa mengakhiri Perang Dingin.
Menurut media Rusia, Gorbachev meninggal pada Selasa (30/8) waktu setempat. Ia meninggal karena penyakit lama.
Kabar kematian Gorbachev lantas disambut dengan kenangan atas perubahan-perubahan yang ia lakukan.
"Mikhail Gorbachev adalah pemimpin yang terpercaya dan dihormati. Ia memainkan sebuah peran krusial untuk mengakhiri Perang Dingin dan menurunkan Tirai Besi. Hal tersebut membuka jalan bagi Eropa yang bebas. Ini satu warisan yang tidak akan kita lupakan," ujar Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen melalui Twitter, dikutip Rabu (31/8).
Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin memberika duka cita melalui juru bicaranya.
"Vladimir Putin mengekspresikan rasa duka cita terdalamnya terhadap kematian Mikhail Gorbachev. Pada pagi hari, ia akan mengirimkan telegram dengan ucapan duka kepada saudara-saudara dan sahabat-sahabatnya," ujar jubir pemerintah Dmitry Peskov kepada media pemerintah TASS.
Terakhir kali Vladimir Putin bertemu Mikhail Gorbachev adalah di tahun 2006.
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga turut mengucapkan rasa duka cita. Ia menyebut Macron sebagai pria perdamaian.
"Dukacita saya terhadap meninggalnya Mikhail Gorbachev, pria perdamaian yang keputusannya telah membuka kebebasan bagi rakyat Rusia. Tindakannya demi perdamaian di Eropa telah mengubah sejarah kita bersama," ujar Presiden Macron.
Senada, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson turut menyebut Gorbachev sebagai seorang teladan di tengah invasi yang dilancarkan Vladimir Putin di Ukraina.
Advertisement
Berani Kritik Putin
Meninggalnya mantan pemimpin Rusia Mikhail Gorbachev menandakan akhir dari sebuah era. Ia merupakan pemimpin terakhir dari Uni Soviet dan sosok yang mengakhiri Perang Dingin di zamannya.
Mikhail Gorbachev memiliki perjalanan politik yang tidak biasa. Ia meraih Nobel Perdamaian pada 1990 atas jasanya di politik internasional, namun ia juga kalah besar di pemilu Rusia 1996. Ia bahkan gagal meraih 1 persen suara.
Meski demikian, reputasi internasional Mikhail Gorbachev masih sangat kuat. Ia bahkan berani mengkritik partai berkuasa.
Pada wawancara dengan Associated Press pada 2009, Gorbachev berkata kekuasaan partai politik Vladimir Putin (partai Rusia Bersatu) adalah versi yang lebih buruk Partai Komunis Uni Soviet. Waktu itu Vladimir Putin sedang menjabat sebagai perdana menteri.
"Saya sering mengkritik Rusia Bersatu, dan saya melakukannya secara langsung," ujar Mikhail Gorbachev. "Itu adalah partai birokrat dan versi terburuk CPUS (Communist Party of the Soviet Union)," ujarnya.
Gorbachev Meninggal
Sebelumnya dilaporkan, Mantan pemimpin Rusia, Mikhail Gorbachev, meninggal dunia pada usia 91 tahun. Ia adalah pemimpin Rusia (Uni Soviet) di era Perang Dingin.
Gorbachev adalah salah satu tokoh sentral dalam mengakhiri Perang Dingin bersama Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher (The Iron Lady). Reagan dan Thatcher telah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Dulu, Mikhail Gorbachev merupakan sekretaris jenderal dari Partai Komunis Soviet. Karier politiknya yang melesat pada usia muda membuatnya dianggap sebagai angin segar dari perpolitikan Soviet pada kancah global.
Berdasarkan laporan BBC, Rabu (31/8), Gorbachev meninggal karena penyakit lama yang dideritanya. Ia sudah sering keluar-masuk rumah sakit.
Pada Juni 2022, ia dilaporkan dibawa ke rumah sakit karena penyakit ginjal. Meski demikian, penyebab resmi meninggalnya Gorbachev belum diumumkan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut Mikhail Gorbachev sebagai seorang tokoh teladan.
"Di saat agresi Putin di Ukraina, komitmen (Gorbachev) yang tanpa lelah untuk membuka masyarakat Soviet masih sebuah teladan bagi kita semua," ujarnya.
Sekjen PBB Antonio Guterres juga berduka cita.
Mikhail Gorbachev mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian pada 1990 berkata tindakannya yang berani untuk mengubah hubungan Barat dan Timur.
Advertisement