Liputan6.com, Spin Boldak - Sebuah kuburan massal yang berisi kerangka 12 jenazah telah ditemukan di Afghanistan, ungkap para pejabat Taliban pada Senin (26/9/2022).
Kuburan itu ditemukan oleh penduduk desa selama beberapa hari terakhir di Kota Spin Boldak, yang berbatasan dengan Pakistan.
Baca Juga
Sebuah lokasi pertempuran sengit antara mantan pasukan pemerintah Afghanistan dan pejuang Taliban sebelum kelompok Islam garis keras merebut kekuasaan pada 2021.
Advertisement
Dikutip 24news, Selasa (27/9/2022), juru bicara pemerintah Zabihullah Mujahid mengatakan, orang-orang itu terbunuh sembilan tahun lalu ketika pemerintah yang didukung AS berkuasa, tetapi lokasi tersebut belum diselidiki secara independen.
"Mereka adalah orang-orang yang ditangkap dari desa-desa oleh mantan komandan kejam, Jenderal Raziq. Mereka semua adalah warga sipil yang dibunuh dan dikuburkan di kuburan massal," ujarnya, mengacu pada almarhum kepala polisi Kandahar -- seorang komandan yang kuat yang dikenal karena pertempurannya yang efektif melawan pejuang Taliban selama perang 20 tahun.
"Kami sedang menyelidiki masalah kuburan massal ini, setelah itu kami akan memutuskan penyelidikan seperti apa yang harus dilakukan," tambahnya.
Jenazahnya telah dimakamkan kembali di sekitar lokasi, bersama dengan jenazah individu lain yang ditemukan di kuburan terpisah yang tidak bertanda, ungkap Haji Zaid, juru bicara gubernur provinsi Kandahar.
Penemuan Jasad Komandan Tertinggi AS
Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di Afghanistan, Richard Bennett, men-tweet bahwa "penting agar jasad-jasad ini tidak diganggu dan dirusak lebih lanjut sambil menunggu pemeriksaan forensik."
Video-video yang diunggah ke media sosial, yang dibagikan oleh pejabat Taliban, menunjukkan penduduk desa berkumpul di sekitar tumpukan tulang belulang.
Jenderal Abdul Raziq ditembak mati oleh seorang pengawal pada Oktober 2018, beberapa menit setelah pertemuan dengan komandan tertinggi AS di Afghanistan saat itu, Jenderal Scott Miller.
Taliban mengaku bertanggung jawab, dengan mengatakan bahwa mereka telah menargetkan Raziq yang memiliki reputasi sebagai lawan yang kejam di Kandahar dan provinsi-provinsi tetangga.
Saudara laki-laki Raziq, Tadin Khan, menolak tuduhan Taliban.
"Ini adalah upaya untuk memfitnah keluarga kami," kata Khan, yang menggantikan Raziq sebagai kepala polisi Kandahar, kepada AFP dalam komentar singkat melalui telepon dari Uni Emirat Arab.
Advertisement
Kasus Pembunuhan
Human Rights Watch menyerukan penyelidikan atas pembunuhan itu.
"Penemuan situs-situs kuburan membuat semakin mendesak pihak berwenang mencegah tindakan balas dendam," cuit Patricia Grossman, direktur asosiasi di HRW.
Taliban merebut kekuasaan pada 15 Agustus 2021 setelah pejabat pemerintah dan pasukan tentara meninggalkan kota, tetapi bentrokan mematikan meletus antara kedua belah pihak di dalam dan sekitar kota Spin Boldak.
Para pejabat AS dan Inggris bahkan menuduh Taliban membunuh beberapa mantan pejabat pemerintah dan kerabat mereka di kota itu setelah kota itu jatuh ke tangan kelompok Islam garis keras.
Usai Rusia Hengkang, 440 Kuburan Massal Ditemukan di Ukraina
Sebelumnya, pihak berwenang Ukraina juga pernah menemukan kuburan massal lebih dari 440 mayat di kota timur laut Izium yang direbut kembali dari pasukan Rusia beberapa hari lalu, kata seorang pejabat polisi regional, menambahkan beberapa orang telah tewas akibat penembakan dan serangan udara.
Dikutip dari Channel News Asia, Jumat (16/9/2022), ribuan tentara Rusia meninggalkan Izium akhir pekan lalu setelah menduduki kota itu dan menggunakannya sebagai pusat logistik di wilayah Kharkiv. Mereka meninggalkan sejumlah besar amunisi dan peralatan.
"Saya dapat mengatakan itu adalah salah satu situs pemakaman terbesar di kota besar di (daerah) yang dibebaskan, 440 mayat dimakamkan di satu tempat," Serhiy Bolvinov, kepala penyelidik polisi untuk wilayah Kharkiv, mengatakan kepada Sky News.
"Beberapa meninggal karena tembakan artileri, beberapa meninggal karena serangan udara."
Reuters tidak dapat segera memverifikasi klaim Ukraina dan tidak ada komentar publik langsung dari Rusia atas tuduhan tersebut.
Presiden Volodymyr Zelenskyy, yang melakukan kunjungan mendadak ke Izium pada hari Rabu untuk menyambut pasukan Ukraina, menyalahkan Rusia dan menyamakan penemuan itu dengan apa yang terjadi di Bucha, di pinggiran ibukota Kyiv pada tahap awal invasi akhir Februari. oleh pasukan Rusia.
Ukraina dan sekutu Baratnya menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di sana. Puluhan ribu warga sipil kemungkinan tewas dalam serangan terpisah Rusia di pelabuhan selatan Mariupol, kata pejabat Ukraina pada April.
"Rusia meninggalkan kematian di mana-mana dan harus bertanggung jawab," kata Zelenskyy dalam pidato video Kamis malam.
Advertisement