Liputan6.com, Kuala Lumpur - Semua pertanyaan tentang siapa yang akan masuk dalam jajaran kabinet Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim diperkirakan akan terjawab pada akhir pekan ini. Sebuah sumber yang dekat dengan kubu Anwar mengatakan, hal itu menyusul audiensi terakhir dengan Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah pada Selasa kemarin.
Audiensi perdana menteri dengan Raja Malaysia adalah untuk mempresentasikan susunan kabinet guna membentuk pemerintah federal sesegera mungkin sebelum Raja berangkat untuk kunjungan resmi ke luar negeri pada Sabtu.
Baca Juga
"Jumlah kabinet kemungkinan akan diumumkan besok (Kamis). Kami belum mendapat informasi bahwa akan diumumkan hari ini," dikutip dari NST.com, Kamis (1/12/2022).
Advertisement
"Meskipun semua orang berspekulasi bahwa Anwar telah menyerahkan daftar (kabinet) kepada Yang Di-Pertuan Agong kemarin, masih belum ada informasi mengenai daftar final (belum)," kata sumber itu kepada New Straits Times.
Sumber itu juga menepis rumor bahwa Ketua Barisan Nasional (BN) Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi akan diangkat sebagai wakil perdana menteri.
"Kami belum mendapat informasi apakah Zahid akan diangkat sebagai wakil perdana menteri. Akan segera diumumkan," kata sumber itu.
Sumber lain sementara itu mengatakan, pengumuman susunan kabinet paling lambat pekan ini.
"Anwar mengenal orang-orang di Pakatan Harapan (PH) dan pihak lain, termasuk dari Sabah dan Sarawak, untuk memilih orang-orang terbaik untuk jabatan sebagai menteri."
"Jadi tidak butuh waktu lama untuk para menteri dilantik. Dia (Anwar) sudah bertemu dengan Raja dan harus memiliki daftar orang-orang yang telah dia saring."
Kabinet Ramping Ala Anwar Ibrahim
Anwar, yang dilantik sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia pada 24 November telah mengumumkan bahwa pemerintah persatuan yang dipimpinnya akan mengatur komposisi kabinet yang lebih kecil.
Kabinet di bawah kepemimpinan mantan perdana menteri Ismail Sabri sebelumnya terdiri dari 31 menteri dan 38 deputi.
Kabinet Muhyiddin Yassin, sementara itu, terdiri dari 31 menteri dan wakil menteri dengan jumlah yang sama.
Anwar mengatakan, kabinet di bawah kepemimpinannya juga akan mengusulkan pengurangan gaji para menteri, menyusul situasi ekonomi di Tanah Air.
Ia menambahkan, pembentukan kabinet akan bergantung pada pihak-pihak komponen dalam pemerintahan persatuan yang akan mengusulkan nama-nama kabinet.
Advertisement
Pengamat: Anwar Ibrahim Sosok Globalis yang Akan Yakinkan Investor Internasional
Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah telah menunjuk ketua Pakatan Harapan (PH) Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri (PM), mengakhiri hari-hari ketidakpastian menyusul hasil pemilihan 19 November 2022 yang memunculkan parlemen gantung.
Keputusan menunjuk PM Malaysia ini dibuat usai pertemuan para penguasa Melayu pagi ini, untuk mengizinkan Sultan Abdullah memilih seorang anggota parlemen yang menurut pendapatnya, mungkin mendapat dukungan mayoritas di Dewan Rakyat sebagai perdana menteri sesuai dengan Pasal 40(2)(1) dan Pasal 43(2)(a) Konstitusi Federal.
Sejumlah pengamat mengomentari posisi Anwar Ibrahim. Bridget Welsh, pakar politik Asia Tenggara mengatakan bahwa ia adalah sosok globalis yang akan meyakinkan investor internasional.
“Dia harus berkompromi dengan pihak lain di pemerintahan yang berarti proses reformasi akan menjadi lebih inklusif,” kata Bridget Welsh, pakar politik Asia Tenggara, dikutip dari ABC, Kamis (24/11/2022).
“Anwar adalah seorang globalis, yang akan meyakinkan investor internasional. Dia telah dilihat sebagai pembangun jembatan lintas komunitas. Pada saat yang sama ia menawarkan bantuan yang meyakinkan untuk tantangan yang akan dihadapi Malaysia.”
Sementara itu di sisi lain, saat penantian perdana menteri Malaysia berikutnya sempat buntu, para ahli mengatakan kebuntuan politik yang sedang berlangsung berisiko menunda keputusan kebijakan penting yang sangat penting bagi ekonomi negara Malaysia yang sedang melemah, sekaligus memicu perpecahan dalam masyarakat.
Kebuntuan Malaysia
Eksekutif penelitian Halmie Azrie dari Democracy and Governance Unit of think-tank IDEAS Malaysia, mengatakan kebuntuan tersebut merupakan “kekhawatiran serius” karena anggaran nasional, yang diajukan sebelum pembubaran parlemen pada Oktober, belum diperdebatkan atau disahkan.
Anggaran nasional negara untuk tahun 2023 telah diajukan oleh Menteri Keuangan Tengku Zafrul Tengku Abdul Aziz pada 7 Oktober. Dengan nilai RM 372,3 miliar ini merupakan anggaran terbesar kedua dalam sejarah negara tersebut.
“Oleh karena itu, menurut saya urgensi yang diperlukan adalah agar kita benar-benar menemukan calon perdana menteri untuk disumpah dan kemudian membentuk kabinet, dan pada dasarnya anggaran disahkan terlebih dahulu, dan kemudian melalui semua proses, ” kata Halmie kepada CNA's Asia Now.
Advertisement